•INSANE•

249 29 2
                                    

Dan disini lah mereka sekarang duduk berhadapan satu sama lain yang hanya dipisah kan oleh seonggok meja.

"Kau sudah memesan?" Tanya dingto memecahkan kesunyian,

"belum,.. " Jawab krist singkat

Singto mengangkat tangan nya memanggil pelayan untuk memesan makanan,

Jangan lupakan kalau mereka sudah terlambat 30menit untuk makan siang karna singto datang terlambat.

Seketika pelayan pun datang membawakan menu dan memberikannya kepada krist dan juga singto.

"silahkan" Ucap sang pelayan.

Mereka tenggelam dalam buku menu membalikan tiap halaman.

"aku mau fettuccine carbonara nya satu dan air mineral untuk ku" Ucap krist.

"Spaghetti Agliolio nya dan air mineral untuk ku juga" Sambung singto.

Mereka berdua menutup menunya dan memberikannya kepada sang pramusaji

"baik .. Mohon ditunggu untuk pesanannya" Ucap sang pelayan.

Lalu mengambil menu dari kedua pria itu dan melangkahkan kaki nya pergi meninggalkan keduanya dalam diam.

"Jadi? Apa yang hendak kau bicarakan? " Ucap krist.

Singto meliriknya dan berkata "apa kau bersedia menikah denganku?"

Krist tekejut dan tak dapat berkata apa-apa, matanya membelalak kaget bola matanya bak hendak keluar dari tempatnya, mulutnya terbuka walau tak begitu lebar, sedetik kemudian krist disadarkan oleh datang nya pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.

"Silahkan dinikmati.. " Ucap sang pelayan setelah menata pesanan mereka dan meninggalkan kedua pria tersebut.

"Jadi.. Kau belum menjawab pertanyaanku.." Ucap singto menyadarkan krist yang hendak menyuapkan pasta kedalam mulutnya.

Krist melirik singto kesal karna mengganggunya menikmati sendok pertama pastanya,

ia menaruh kembali sendok yg penuh dengan pasta itu kembali dipiring.

"Dapat kah saya menikmati santap siang saya terlebih dahulu tuan singto" Ucap krist agak kesal,

Singto yang merasakan kekesalan krist hanya tersenyum kecil diujung bibirnya lalu mengagguk. Mereka pun makan dalam diam.

Setelah hidangan yang tersaji dipiring masing-masing habis tak bersisa, krist berniat menjawab petanyaan lelaki yang dihadapannya, namun ia bingung harus memulai percakapan nya bagaimana,

"sudah? " Krist dikagetkan oleh suara berat singto yang menyadarkannya dari lamunannya.

"Iya sudah" Ucap krist sambil menelan ludah membasahi kerongkongannya yang tiba-tibe terasa mengering.

"Bagaimana? Kau mau menikahiku?" Tanya singto kembali.

"Menurutmu? Apa aku dapat menolaknya? " Tatapan krist tertuju krarah singto dengan tajam.

Singto tersenyum sinis "itu tak menutup kemungkinan kan, kau menolak nya?" Ucap singto kepada krist.

"Aku tak dapat menolak ibuku" Ucap lirih krist.

Ya, krist sangat menyayangi orang tuanya terlebih ibunya, apapun yang ibunya inginkan dan ibunya pinta pasti dengan atau tanpa rasa keberatan akan krist lakukan demi membuat hati sang ibu bahagia.

Singto hanya menganggukkan kepala mengerti akan perasaan yang krist rasakan.

"Baiklah kalau begitu, sudah diputuskan.." Ucap singto kemudian

"diputuskan apanya? " Tanya krist

"kau akan menikahiku, dan kau akan menjadi istriku, jadi... " Singto menggantungkan ucapannya dan menyodorkan sebuah kotak berbentuk persegi ke hadapan krist, krist melihatnya dengan ekspresi tanda tanya dengan benda yg disodorkan singto dihadapannya

"ambil dan gunakan" Ucap singto kemudian. Krist membukanya dan terkejut dia melirik singto

" Ini.. Untuk apa?" Tanya kembali krist

"apa kau bodoh? Itu cicin aku memberikannya padamu mamaku menyuruhku memberikannya padamu mau atau tidaknya kau menikahi ku kau harus menikahiku ucap mamaku" Kata singto kepada krist dengan sedikit kesal.

Krist masih memperhatikan cicin yang dihiasi oleh permata ruby berwarna merah  darah yang sangat indah.

Singto yang gemas melihatnya pun langsung mengambil cicin itu dan menarik tangan krist lalu memasangkan cicin itu di jari manis tangan sebelak kiri pria tersebut.

Krist tak dapat berkata apa-apa karna perlakuan singto. Dia masih tercengang dan tidak percaya cicin secantik itu hinggap di jari manis nya.

Sebentar, krist seketika tersadar kenapa ia begitu terpesona oleh cincin itu, lalu melirik singto dan bertanya,

"apa kau tak keberatan dengan semua ini?" Tanya krist dengan ekspresi bingung terpancar di wajahnya.

Singto menarik ujung bibir nya membuat sebuah senyum kecil "manurutmu? Aku tak akan sebodoh itu untuk menolak keinginan mamaku" Ucapnya dingin lalu bangun dari kursi yang dia duduki sambil melihat jam tangannya,

"sudah pukul 2 siang ternyata," Gumamnya

"baiklah.. Aku duluan.. Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan setelah ini.. " Ucapnya dan melangkah kan kaki nya meninggalkan krist tanpa menendengar jawaban yg hendak dilontarkan oleh krist ditempat nya sendirian,

tak lupa ia meninggalkan beberapa lembar uang dimeja nya untuk membayar hidangan yg mereka pesan tadi.

"Gila!!" Umpat krist sambil mebatap punggung singto dari tempatnya berada sekarang.

*skip*

Ketika telah mendudukan dirinya di kursi mengemudi singto tak sadar mengulas sedikit senyum ketika mengingat setiap ekspresi yang krist hidangkan didepan mata singto saat makan siang tadi bersamanya,

"menarik" Ucapnya lirih sambil tersenyum geli, lalu melajukan mobilnya kembali menuju kantornya untuk melanjutkan pekerjaan yang ia tinggal tadi.

Didalam resto krist pun dengan kesal bangun dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari resto itu.

"Sangat menyebalkan, kenapa harus lelaki seperti dia yang ibu jodohkan kepadaku, haahhh sungguh menyebalkan" Ucapnya frustasi,

ia pun berjalan keparkiran dan memasuki mobilnya lalu melajukan mobilnya entah kemana yang pasti ia tak ingin pulang kerumah saat ini.

*************************************************
Selesai jugaa akhirnya part 2 nya..

Mohon masukan nya, komentar nya dll nya..

Thanks for reading guys.

Enjoy na ka🙏🏻

Im Not Sure.. But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang