3

5.6K 560 302
                                    

Chapter 03: Still the same feeling

**********
.
.
.

Ketika Jungkook mengetuk pintu pagi itu dan diizinkan masuk, Jimin tengah berada di balkon kamar. Berdiri menikmati hembusan angin pagi yang segar. Namun itu berbeda dari pikiran Jungkook yang langsung bergegas menghampirinya.

"Kenapa kau berdiri di luar? Ini cukup dingin, kau bisa sakit lagi," ucap Jungkook dengan nada khawatir. Memegangi kedua pundak Jimin agar menghadapnya.

Jimin hanya melihatnya dalam diam. Sudah seminggu lebih sejak pernikahan mereka dan di setiap harinya, ia menemukan Jungkook menjadi lebih banyak bicara sejak orang tuanya kembali pulang ke Busan.

Mungkin karena permintaan dari orang tuanya waktu itu untuk menjaganya, jadi pria itu sangat berhati-hati di sekitarnya dan memastikan semua kebutuhannya selalu tersedia meskipun ia tidak pernah meminta.

Pasti sangat merepotkan harus menjaga seseorang yang bahkan terang-terangan tidak ingin bersamanya, pikir Jimin. Namun ia tidak bisa menahan perasaan yang baru ia sadari sebagai kenyamanan setiap kali Jungkook bersamanya.

Jungkook selalu memastikan dirinya baik-baik saja. Ini memberikan sentuhan hangat di hatinya. Melihat bagaimana Jungkook berjuang keras untuk menepati janjinya pada orang tuanya, sementara ia sendiri tahu pria itu terlihat cukup tidak nyaman terus bersamanya ─menurut sudut pandangnya─ setelah pertengkaran mereka.

"Ada apa?" tanya Jimin, mengabaikan kata-kata Jungkook sebelumnya.

Ia tidak pernah berbicara banyak dengan Jungkook karena masih sedikit tidak mempercayai keseluruhan situasi yang diceritakan oleh eommanya. Lebih dari itu ia juga merasa malu setelah apa yang ia lakukan.

Jimin berharap bisa memiliki keberanian untuk berbicara dan meminta maaf. Namun ia selalu gagal setiap kali mencobanya. Takut akan reaksi Jungkook jika mendengar sebenarnya selama ini ia menganggapnya sebagai seorang wanita. Ia berterima kasih pada orang tuanya karena tidak menceritakan apapun pada Jungkook karena ia sendiri masih belum siap.

Sedikit banyak ia berharap Jungkook akan memulainya lebih dulu, membuka percakapan untuk masalah mereka yang belum terselesaikan. Namun Jungkook terlihat sama enggannya membahas itu lagi. Jadi Jimin juga tidak bisa berbuat banyak dan memendam perasaan bersalahnya sendiri.

Jungkook tiba-tiba tersadar apa yang baru saja ia lakukan dan lantas melepaskan tangannya dari pundak Jimin. Lalu mundur selangkah seraya berdeham canggung.

Jimin tidak suka ia menyentuhnya, Jungkook harus mengingat itu.

"Waktunya sarapan. Apa ada sesuatu yang kau inginkan? Aku akan membuatkannya untukmu."

Hampir setiap waktu Jungkook menanyakan hal itu dan Jimin merasa tidak enak. Ia selalu merepotkan.

"Apa saja tidak masalah," jawabnya. Mengusap lengan kirinya sendiri dengan canggung.

Gerakan itu tidak luput dari perhatian Jungkook namun tidak berkomentar. Tidak ada lagi yang bisa dibicarakan, ia lantas mengangguk.

"Baiklah, aku akan membawakan makananmu setelah selesai─"

"Tunggu." Jimin menarik ujung kaos Jungkook ketika pria itu hendak berbalik pergi dan langsung melepasnya setelah tersadar.

So I Married a Man? ∥ KM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang