T I G A

10 8 6
                                    

-Katakan pada senja itu, bahwa senyummu lebih candu untuk ku nikmati daripada sosoknya di ujung sana.-

.
.
.

Sudah sekitar satu bulan berlalu sejak munculnya penelpon rahasia itu. Awalnya hal tersebut cukup mengusik Aqilla. Banyak persepsi yang timbul di kepalanya. Siapa sebenarnya si penelpon itu? Apakah hanya orang iseng saja, atau mungkin si penelpon itu adalah pengagum Gio? Atau malah bisa saja itu adalah Elanie, mantan Gio. Bisa saja kan mantan pacar Gio itu memiliki dendam terhadapnya. Apalagi, rumor yang beredar mengatakan Aqilla lah penyebab putusnya hubungan mereka.

Tapi, Aqilla tidak mau suudzon terhadap Elanie. Dan terbukti setelah gangguan telepon itu, tidak ada lagi gangguan-gangguan apapun.

Kini Aqilla sedang berjalan-jalan bersama Viona dan Selin di salah satu pusat perbelanjaan. Setelah lama berputar putar mengelilingi mall, mencari-cari alat make-up dan kebutuhan masing-masing, kini mereka duduk di salah satu cafe di mall tersebut.

"Eh iya Qil, gimana sekarang sama Gio?" Tanya Selin sambil menaikturunkan alisnya menggoda Aqilla.

"Gimana apanya? Biasa aja tuh," balas Aqilla santai.

"Saran gue nih ya Qil, mending lo jangan deh baper sama si kunyuk itu. Itu cowok brengsek pake bangettt tau nggak. Syukur syukur cuma di ghosting lo, kalo sampe di grepe grepe atau malah di anu anuin, terus dia nggak mau tanggung jawab gimana? ahh gatau lagi deh gue. Itu cowo maniak banget anjrit. Mending lu jauhin aja deh si fakboy itu. Amit-amit deh jangan sampe terjadi hal buruk sama lo. Gue nggak mau ya temen gue yang satu ini sampe dirusak sama si brengsek itu." Ujar Viona menasehati dengan sedikit julid. Ya, Viona ini sangat anti dengan Gio dan komplotannya. Terutama Apip, manusia menyebalkan yang selalu mengganggunya.

Selin yang tak suka dengan perkataan Viona hanya memberengut kesal. Ingin menyangkal pun tak bisa, karena yang di katakan Viona juga tidak sepenuhnya salah. Tapi oh ayolah, Viona sangat berlebihan. Lagipula tahu apa dia tentang urusan pribadi Gio.

Tiba-tiba saja dari arah pintu cafe datang segerombolan pria memasuki cafe tersebut. Ketiga gadis yang mendengar suara suara gaduh itupun menoleh ke arah pintu. Disana terdapat Gio, Apip, Guntur dan juga Dion sedang bercerita sambil tertawa entah menertawakan apa. Panjang sekali umur sekali. Padahal baru saja di ceritakan.

Gio yang melihat keberadaan Aqilla di salah satu meja bersama teman-temannya itupun menghampiri mereka. Menghampiri Aqilla lebih tepatnya.

Setelah sampai di dekat Aqilla, "Hai," dengan tidak sopan nya Gio mengacak rambut Aqilla dan langsung mendudukkan bokong nya di samping Aqilla.

Gio mengkode teman temannya untuk menarik meja di sebelahnya agar di gabungkan dengan meja yang kini ada di hadapannya. Suasana cafe cukup lenggang saat ini. Jangan tanya mengapa Gio tau keberadaan Aqilla disini. Itu semua berkat bakat alami yang dimilikinya serta instastory Selin yang di lihat oleh Apip, dimana instastory tersebut menunjukkan foto mereka bertiga di mall ini. Dan jadilah Gio yang mendapat informasi dari Apip itu langsung mengajak teman-temannya ke mall tersebut.

"E-eh... Apa apaan sih lo pada. Main seenaknya aja gabung disini." Protes Viona.

"Jangan galak galak gitu napa dah. Kalem atuh Neng kalem. Kan makin cantik ntar kalo diem, tenang, anggun gitu. Kan ntar Abang jadi makin kesemsem sama Eneng." Ujar Apip yang membuat Dion geleng-geleng kepala. Anak ini selalu saja mencari ribut dengan Viona.

GIOVANNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang