Chapter 18 | Misi Baru

120 35 0
                                    

Zayed menyilangkan kedua tangannya ke belakang. Iris mata cokelatnya menatap tajam ke depan.

“Kalian ku tugaskan untuk melindungi para penduduk di Tepi Barat.. karena banyak dari pasukan Brigadir Al-Aqsa telah dinyatakan syahid.. saat ini, mereka kekurangan pelindung di daerah sekitar. Kalian akan bertugas disana, sekitar satu minggu. Kalian adalah pasukan pilihan, lindungilah negeri ini dengan jiwa dan raga kalian! Lindungilah negeri ini demi menegakkan agama Allah!! Kalian akan berangkat disana, setelah matahari terbenam. Ingat, bertakbirlah selalu disetiap langkah kalian.. semoga Allah senantiasa melindungi kalian.. ” ucap Jenderal Ahmed dengan tegas dan lantang.

Allahu Akbar!!! ” teriak seluruh pasukan Hamas seraya mengangkat kepalan tangannya ke atas.

Jenderal Ahmed mengangguk. Pria tua itu tersenyum di balik sorban yang menutup wajahnya. “Allahu Akbar!! Zayed, aku percayakan misi ini kepadamu.. sekaligus kau ku tugaskan untuk menjadi pengarah Sniper Hamas.. Jadilah pemimpin yang baik.. berhati-hatilah.. Semoga Allah meridhoi setiap langkah kalian.. Syukran. Assalamu'alaikum”

Pria tua itu meninggalkan seluruh anggota pasukan di lapangan. Zayed berjalan. Lalu, berhenti di depan seluruh pasukan Hamas.

Disini, aku akan membagi tugas kalian!! Fadel, Qasim, Elyas, Adam.. kalian ikut bersamaku menjadi pasukan Sniper Hamas!! Untuk lokasi, akan ku beritahu waktu perjalanan. Dan untuk Rami, Aflah, Iqab, Nuraz, Ghaffar.. kalian akan membantu pasukan Brigadir Al-Aqsa untuk menjaga para penduduk di sekitar. Lakukan tugas ini, dengan baik!! Semoga Allah melindungi kalian!!! ” jelas Zayed dengan tegas.

“Sesuai yang dikatakan Jenderal Ahmed, kita akan berangkat menuju lokasi setelah matahari terbenam! Persiapkan diri dan niat kalian!! Karena niat adalah puncak kesuksesan dan keberhasilan!!! Paham?!! ”

“Siap, paham!!! Allahu Akbar!! ”

Zayed mengulas senyum di balik penutup wajahnya. Kepalanya mengangguk samar. “Baiklah.. sebentar lagi adzan dhuhur berkumandang. Marilah kita memenuhi panggilan Sang Khalik.. bermunajat meminta pertolongan dan kebaikan di dalam misi kita kali ini. Semoga Dia meridhoi setiap langkah dan perbuatan kita.. aamiin”

Seluruh anggota pasukan yang berada di lapangan, telah berjalan menuju masjid terdekat. Zayed memandang sekitar. Lalu, melangkahkan kakinya menuju tempat indah umat muslim. Kedua tangannya dia masukkan ke belakang.

Setelah ini, Zayed akan pergi ke tempat pengungsian di Jalur Gaza. Zayed masih memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Rahaf sebelum dirinya berangkat menuju tempat bertugas. Bagaimanapun, Zayed akan menjalankan misi ini selama satu minggu. Dan jika Zayed tidak memberitahukannya, maka Rahaf akan mencarinya.

oOo

Zayed membuka pintu mobil. Lalu, kedua kakinya melangkah menuju beberapa anak-anak yang tengah duduk di atas tikar. Sepertinya mereka sedang belajar, pikir Zayed.

“Assalamu'alaikum.. ”

Seketika anak-anak itu berdiri dan berjalan cepat ke arah Zayed. “Paman!!! ”

Zayed sedikit terhuyung ke belakang akibat dorongan dari bocah-bocah cilik itu. Zayed tertawa pelan. Lalu, membalas pelukan mereka satu persatu.

“Apa yang kalian lakukan? ”. Zayed melepas sepatunya dan duduk di atas tikar berwarna merah.

“Kami sedang belajar bersama, Paman” jawab seorang bocah laki-laki berambut ikal dengan mata biru lautnya.

Zayed mengangguk. Kemudian, Iris matanya berusaha mencari seseorang. “Dimana Rahaf? ”. Seketika, semua anak-anak itu diam.

Zayed mengernyit bingung. “Tadi, dia sempat ikut belajar bersama. Namun tiba-tiba, dia berteriak dan memanggil ayah ibunya. Setelah itu, dia berlari menuju tenda.. ”. Zayed terdiam.

“Ternyata, dia masih trauma.. ” batin Zayed. Memang hal itu wajar, apalagi mengingat Rahaf baru berusia 9 tahun. Dia masih membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Namun, takdir Allah berkehendak lain untuk bocah itu.

Zayed berdiri. “Kalian belajarlah dengan rajin.. Gapai cita-cita kalian! Kalian adalah penerus negeri ini. Buktikan ke seluruh dunia, bahwa kalian juga mampu meraih apa yang kalian impikan!! Ruh!! Kalian pasti bisa!!! ” ucap Zayed seraya mengulas senyum.

Ruh!!! ” teriak seluruh anak-anak disana dengan semangat yang membara. Mereka akan meraih cita-cita mereka, walaupun bangunan penimba ilmu harus dihancurkan.

oOo

🇵🇸Pray For Palestina🇵🇸

Note :

• Pasukan Brigadir (Brigade Martir) Al-Aqsa : Para kelompok bersenjata Palestina di Tepi Barat

Ruh ( Bahasa Arab ) : Semangat

Assalamu'alaikum, Heaven Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang