selamat ulang tahun.

5 2 0
                                    

Arah jam sudah mulai menunjukan angka 12 malam, namun gadis itu tetap duduk diam di meja makan ditemani dengan aneka ragam masakan yang biasanya dipersiapkan pada  pesta-pesta besar. Ada kalkun panggang makanan kesukaannya, kue pie susu kesukaan ibunya, steak daging yang dimasak medium kesukaan ayahnya dan dua piring pasta kesukaan adiknya. Di tengah meja tersebut terdapat sebuah kue coklat yang terlihat sangat enak dengan lilin ditengahnya.

..

Pada hari istimewa itu, sang Ayah dari gadis itu pun berbicara sepatah dua kata guna membuka percakapan. Tampak sang Ibu dan kedua adiknya sangat antusias dan menepuk - nepuk tangannya. Disisi lain gadis itu tersenyum sangat bahagia, apa lagi dia sedang mengenakan gaun baru yang dibelikan ibunya tempo hari untuk menyambut hari istimewa ini.

Si gadis pun dengan seksama berdoa, dan mulai memasangkan topi kerucut berwarna warni menyilaukan mata kepada seluruh anggota keluarganya. Pertama dia mengarah kepada ayahnya lalu mengecup pipinya. Sang ayah terlihat bahagia dan memeluk anak kesayangannya itu serta memberikan beberapa doa untuknya. Dilanjutkan kepada ibunya yang bermata sendu yang menghangatkan.

Dengan hati hati si gadis memasangkan topi tersebut di kepala ibu lalu ia memeluknya erat. Si ibu terkejut dan tertawa melihat tingkah anak sulungnya itu, lalu mengelus punggungnya sembari berkata

"Terima kasih sudah dilahirkan menjadi anak ibu yang tumbuh dengan sangat cantik jelita ini. Jadilah gadis yang bijaksana dan selalu rendah hati". Si gadis tak kuasa menahan bendungan air matanya, lalu menyeka kan air mata yang jatuh.

Setelah itu, dia melihat kepada kedua adiknya lalu memasangkan topi sembari mencubit kedua hidung adiknya. Adik- adiknya pun menggerutu dan mengadu kepada sang Ibu. Suara tawa pun pecah karena tingkah si kembar. Terlihat air dalam teko minuman habis, sang ibu pun menyuruh anak gadisnya untuk mengambilnya teko lainnya didapur.

Si gadis mematuhinya dan berjalan ke arah dapur. Namun tiba-tiba suara tawa lenyap lalu digantikan dengan suara dobrakan keras dari pintu dan suara tembakan yang menggema mengarah ke meja makan hangat itu.

Si gadis ketakutan. Dia diam membisu.  Dalam lamunan nya, terdengarlah derap langkah kaki seseorang kian mendekat. Orang asing itu datang kearahnya dengan moncong pistol mengarah kelehernya siap untuk menembaknya. Bohong jika Gadis itu tidak gemetar. Hanya satu ide yang terlintas di otaknya agar dia bisa selamat.

"Ayah.. Ibu.. Itu suara apa? Kalian kenapa? Adik - adik kalian kemana?" ucap si gadis dengan terbata-bata.

"Oh jadi kau si gadis buta itu? Baguslah. Tenang gadis manis, keluargamu sudah ku antarkan ke tempat yang paling indah. Kau tak perlu khawatir lagi."

"Benarkah paman? Tapi paman siapa?"

"Malaikat ". Ucap singkat Pria itu sembari bersiul-siul lalu pergi meninggalkan Si gadis.

Si gadis pun segera mengambil pisau dapur yang tergeletak di atas meja kompor. Dengan cepat dia mengambil dan langsung mengarahkannya kepunggung Pria tersebut. Berkali kali ia cabut dan ia tusukkan tanpa rasa iba.

Pria tersebut terkejut atas serangan yang tiba-tiba. Dia tak bisa mengelak hantaman pisau itu dipunggungnya dan berusaha menoleh kebelakang. Namun itu adalah gerakan yang sia-sia. Lalu, Gadis tersebut memasang senyumnya yang paling manis menurut dirinya dan menusukkan lebih dalam pisaunya.

..

Si Gadis tersenyum hangat melihat keselilingnya. Ia teringat kembali teringat kenangan memilukan itu lagi. Kini tinggal ia sendiri yang berada di meja makan itu dan kembali merayakan ulang tahunnya walau tampa keluarganya.

Ditulis pada, 21 Mei 2021

BumantarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang