Cerita dan Telepon

14 7 9
                                    

Yeayyyy upload gaess

♡Happy Reading♡

“Kamu adalah kemustahilan yang masih aku semogakan menjadi kenyataan yang meyakinkan” – Dirga.

»»——⍟——««

“Eitss Ta, hayolohh udah sampai kontrakan nihh. Ayo cepetan cerita ada apa tadi?” desak Adriana sambil menyenggol lengan Aleta.

“Iya nih Ta, gw udah juga gasabar banget pengen denger cerita lo.” sahut Zeze.

Benar saja ketiga gadis itu saat ini sudah sampai di depan pintu kontrakan yang mereka tinggali setelah menempuh perjalanan di bus tadi selama 25 menit.

“Ck kalian ini kenapa sih,belum juga masuk rumah udah ditagih aja!!! Mana sini kuncinya gw mau masuk,” balas Aleta kesal sambil merebut kunci ditangan Zeze. Cepat – cepat dia buka pintu kontrakan agar bisa menghindar dari serbuan kedua sahabatnya itu.

“Eh jangan kabur lo Ta! Beneran mau gw gibeng ya lo!” teriak Adriana sambil ancang – ancang untuk mengejar Aleta yang kabur.

Sempat ada kejar – kejaran antara Aleta dan Adriana. Konsep kejar-kejaran mereka jika dilihat – lihat seperti layaknya kartun Tom & Jerry. Untungnya saat itu ada insiden terplesetnya Adriana, yang membuat Aleta punya kesempatan untuk kabur dari kejaran si cewe tomboy itu. Cepat - cepat Aleta masuk ke dalam kamarnya langsung. Sebelum menutup pintu, Aleta sempat menjulurkan lidahnya berniat untuk mengejek Adriana yang sedang kesakitan akibat terpleset tadi.

“Wlekk kasihan deh lo, byeee Naa...” ejek Aleta langsung menutup pintu dan mengunci kamarnya.

“Awas aja ya lo Ta!” jawab Adriana sambil memegang pinggangnya yang sakit.

“Hahahaha bisa – bisanya kalian berdua ini.” Tawa Zeze melihat  kelakuan kedua sahabatnya itu.

Malam ini Aleta sedang menikmati waktunya dengan duduk bersila di ruang tengah untuk menonton acara kesukaannya di TV yaitu Upin & Ipin sambil sibuk mengunyah kripik kentang. Yah walaupun Aleta sekarang sudah beranjak usia 20 tahun, gadis cantik itu masih tetap menyukai serial kartun. Lalu dari arah dapur, Zeze dan Adriana menghampiri dia dengan maksud ingin menanyakan perihal kejadian yang belum sempat Aleta ceritakan kepada mereka.

“Ta gimana, udah mau cerita sekarang? “ tanya Zeze.

“Iya gimana Ta? Kalo ngga hari ini juga gapapa sih sebetulnya. Kita ngga maksa, take your time.” sahut Adriana.

Aleta menghembuskan napasnya dan bersiap – siap untuk memberi jawaban kepada kedua sahabatnya itu.

“Oke oke, gw cerita sekarang. Tapi sini duduk dulu di sebelah gw, masa gw cerita lo berdua malah pada berdiri gitu. Kan ngga enak ceritanya, ayokk ah sini.” balas Aleta sambil menarik kedua tangan sahabatnya itu, agar mereka duduk di sebelah kanan kirinya. Kemudian Aleta pun bercerita panjang lebar tentang surat dan kejadian di halte bus sore hari tadi.

“Ooh gitu Ta. Tapi kenapa ngga lo pergi aja ke kantin tadi? Kan lo juga ngga tau siapa yang kirim suratnya. Iya kan? Bisa aja dari orang lain bukan dari Kak Dirga.” Kata Zeze.

“Ya tetep ngga mau lah. Kalo itu orang jahat gimana? Kalo gw jadi pergi ke kantin, bisa – bisa gw diculik, terus lo berdua malah pada nangesss. Lagian juga ngga ada nama pengirimnya, ya gw harus extra hati – hati dong terhadap keselamatan diri gw sendiri. ” balas Aleta.

“Dih jawabannya kok gitu? Ga ada serius – seriusnya. Au ah ngeselin banget lo Ta!” ujar Adriana kesal sambil mencubit lengan Aleta.

“Buset sakit banget anjir cubitan lo??! gerutu Aleta.

“Biarin, habisnya lo ngeselin sih! Dah ah gw mau ke warung mau beli roti.” kata Adriana langsung meluncur keluar.

“Lo mau ke warung Na? Gw titip shampoo dong, mau keramas nih.” Pinta Zeze ke Adriana.

“Yang duta shampoo lain kan?” tanya Adriana.

“Iya bener yang itu. Nanti kalo dah beli langsung kasih ke kamar mandi ya, gw mau luluran dulu soalnya.” Kata Zeze.

“oke gw cabut. Eh Ta ngga nitip juga? Eh gausah deh, males gw ngeladenin lo!Byeee.. ” Balas Adriana langsung bener – bener cabut ke warung.

Sekarang Aleta sendirian lagi di ruang tengah karena Adriana sedang pergi ke warung, dan Zeze sudah masuk ke kamar mandi untuk luluran. Tapi tiba – tiba telepon berdering mengagetkan Aleta. Sambil merengut Aleta berjalan ke arah telepon dan mengangkatnya.

“Halo,"

“Halo bisa bicara dengan Aleta?”

“Ya saya sendiri. Ini siapa ya?”

“Ta, ini gw Dirga.”

“Kak Dirga?!” Aleta terlonjak kaget.

“Gimana keadaan perut lo, sudah baikan?” tanya Dirga.

“Hmm...ya sudah baikan.” Jawab Aleta acuh tak acuh.

“Syukurlah kalo gitu. Kalo makan sudah?” tanya Dirga lagi.

“Apasih sok perhatian banget?!” batin Aleta.

“Ta gimana udah makan belum? Kok malah diem?”

“Dah” jawab Aleta singkat.

“Jawabnya singkat banget Ta? Gw ganggu ya?”

“Ehm...ganggu juga sih..Sudah ya gw tutup telponnya, mau ngerjain tugas nih!” kata Aleta.

“Baiklah kalo gitu. Bye Ta."

“Ya oke,bye.” Balas Aleta lalu meletakkan gagang telepon.

“Siapa Ta?” tanya Adriana yang baru kembali dari warung.

“Orang aneh, Kak Dirga.”

“Kenapa? Menanyakan keadaan perut ya?” tanya Adriana lagi.

“Ya apalagi kalo bukan masalah itu.” Jawab Aleta.

Tok...tok...tok...tok

“Assalamualaikum, "

<————««Bersambung»»————>


Eitss siapa itu yg ngetuk pintu?

Hmmm siapa yaa kira²🤔

Ayok main tebak²an, komen ya

Jangan lupa vote❤
~Thanks🌱

Maaf kalo ada kata² yg nggak nyambung😭🙏

See u in next chapter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang