II. Berharga

111 18 12
                                    

Halo semua!

Sebelum melanjutkan membaca, saya ingin memberitahu sesuatu.

Karena suatu hal yang disebut kelupaan, saya akhirnya membuat kesalah di chapter sebelumnya, mau revisi ulang sayanya lagi males---/uhuk

Jadi, untuk sementara sampai saya punya tenaga cadangan buat revisi, part yang berjudul Awal itu pasti flashback masa lalu Mbak Nem.

Jadi, begitulah cara mainnya.

Selamat membaca!

Warning typo dan mis typo!




...

          Urusan Satoru akhirnya telah selesai. Mereka saat ini sedang dalam perjalanan pulang. Meskipun waktu hampir menginjak tengah malam, keramaian jalan masih tidak main-main.

Jari-jari lentik [Name] mengetuk pengemudi mobil dengan gerakan konstan. Selain kebiasaannya untuk membunuh waktu, itu juga cukup ampuh untuk meredam kegugupan.

Apalagi, jika dihadapkan dengan Gojou Satoru yang tidak biasa saat ini.

Entah mengapa, sejak keluar dari gedung pertemuan, [Name] bisa merasakan sesuatu yang tidak benar dengan pria itu. Meskipun sekilas Gojou betindak seolah tidak terjadi apa-apa, [Name] tahu ada apa-apanya disitu. [Name] adalah orang yang sangat peka jika menyangkut pria kesayangannya.

Bibir [Name] terbuka sesaat, lalu kembali menutup detik berikutnya. Ingin bertanya, tapi takut menganggu urusan orang lain.

[Name] menghela napas panjang. Ah, lupakan saja. Itu urusan Gojou Satoru sendiri juga, lebih baik tidak usah ikut campur.

Setelah menenangkan gejolak batinnya, [Name] akhirnya menjadi tenang.

Tapi yang tak terduga adalah pertanyaan tiba-tiba dari pria yang menjadi penumpangnya hari ini.

Tubuh [Name] membeku.

“[Name],”

”... iya?”

“Apa kau ingin menjadi Jujutsushi?”

[Name] diam. Tatapan matanya fokus pada jalanan Tokyo yang tidak pernah mati meskipun malam hari. Entah apa yang dipikirkannya, tidak ada yang tahu.

Bahkan untuk seseorang seperti Gojou Satoru.

Tatapan [Name]-chan itu seperti pantulan air danau. Begitu tenang. Seperti, seolah ada selubung tersendiri yang melindungi gadis itu dari dunia luar.

Menjadikannya sosok yang akrab, tapi aslinya terasing.

“Yah, tidak usah dijawab kalau tidak mau menjawab. Aku hanya bertanya saja kok, sama seperti sebelum-sebelumnya.” Gojou tersenyum tenang. Meskipun dia agak kecewa di dalam, bakat [Name]-chan sangat luar biasa. Dia memiliki energi kutukan yang besar. Tapi, dia tidak akan memaksa kalau orangnya saja tidak mau.

Sekilas, [Name] mengeratkan genggamannya pada stir mobil. Bibirnya menipis, dia melirik Gojou dari kaca tengah mobil. “Bukannya saya tidak mau menjawab, hanya ... maaf, mungkin tidak sekarang, Gojou-san.”

Gojou mengangguk mengerti. “Baiklah. Ngomong-ngomong, bagaimana pekerjaanmu saat ini? Ijichi tidak mempersulitmu kan?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Protagonis | G. Satoru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang