YF (3)

1 0 0
                                    

Selamat membaca...

typo dimana mana!

Kringg!!!

Bell pulang sekolah,membuat para murid bersorak gembira. Akhirnya bisa pulang dan merebahkan diri ditempat tidur.

"Rissa lo pulang sama siapa?"tanya Putri sambil membereskan alat tulis miliknya

"Rissa pulang dengan sepeda Putri"jawab Rissa yang dijawab anggukan oleh Putri dan Saras

Saras dan Putri, mereka berdua melangkahkan kaki menuju depan pagar sekolah, beda dengan Rissa yang menuju parkiran sekolah untuk mengambil sepeda kesayangannya itu.

Saat sudah sampai diparkiran, Rissa lagi lagi harus menelan pil pahit. Malaikatnya sedang bergandengan tangan dengan seorang gadis cantik dan entah apa yang mereka bicarakan Rayen begitu terlihat bahagia dengan tawa lebarnya.

Sakit?iya sakit.

Tapi, yang dilakukan Rissa ia tertawa kecil. Lucu sekali ia mencintai Rayen yang tidak mencintainya.

"Rissa bahagia,Anyes tertawa"gumam Rissa sambil mengayuh perlahan sepedanya.

******

Hening.

Saat Rissa membuka pintu rumahnya,Ibunya mungkin sedang keluar. Jika kalian bertanya dimana Ayahnya Rissa,Ayah Rissa sudah tiada.

Rissa melangkah menuju lantai dua dimana kamarnya berada.Dengan segera ia mengganti pakaian,dilihat luka dan ada lebam di punggungnya yang sudah membiru bahkan ada yang sampai berwarna ungu.

Tidak sakit,sudah terbiasa. Jadi rasanya, tubuh Rissa sudah kebal.

BRAKK!

Baru saja merebahkan tubuhnya,pintunya dibuka secara paksa dan muncul lah Ibunya dengan raut wajah yang menahan amarah.

"dasar tidak tau diri!"marah Dewi Ibu Rissa

Dengan langkah lebar ia mendekati Rissa lalu memukul kepala Rissa dengan kuat menggunakan kepalan tangannya.

"ada apa ibu?"tanya Rissa.

Sungguh ia tidak tau salahnya ia itu dimana,dia rasa tidak melakukan kesalahan tapi mengapa ibunya terlihat marah dan mata ibunya seakan akan ingin membunuh Rissa.

"KAMU BERTANYA?!"

"KAMU TIDAK LIHAT HAH DILANTAI BAWAH BAU PESING KARNA KAMU,KAMU TIDAK SADAR RISSA?!"

Bukk!

Bukk!

Bukk!

Pukulan demi pukulan Dewi layangkan pada Rissa. Rissa tidak menangis matanya hanya menatap ibunya dengan padangan hangat.

"Maaf ibu.." lirih Rissa

Dewi langsung menghentikan pukulannya dikepala Rissa dan menatap Rissa dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Rissa bersihkan yah,pukul Rissa bu,tidak apa apa. ibu marah dengan Rissa, Rissa nakal"senyuman itu,siapapun yang melihat itu pasti akan tau bahwa Rissa menikmati siksaan ibunya.

"Bersihkan dengan pakaianmu,sampai bersih jangan lupa harus harum. Dan ingat hukuman kamu ditambah jangan makan selama 4 hari"ujar Dewi berlalu melewati Rissa.

Saat melihat ibunya keluar dengan cepat Rissa mengunci pintu dan ditarik rambutnya dengan kuat.

"akhh...hahaha"

lalu ia melangkah mengambil mainan kesayangannya,dibuka bajunya,banyak bekas goresan diperutnya.Rissa menggoreskan diperut dan didadanya,menikmati aliran darah yang mengalir.

lega rasanya. Disaat sedang 'bermain'tiba tiba bunyi dering dari ponselnya,Rayen menelpon,dengan segera ia angkat

"halo"

"datang.sekarang!"tekan Rayen dan langsung ia matikan

Dengan segera Rissa membersihkan darahnya tanpa mengobati,sudah biasa seperti ini.lalu ia mengambil salah satu pakaiannya dan menuju kelantai bawah untuk membersihkan air seninya lalu setelah selesai dan dirasa sudah harum, Rissa lalu keluar dan menaiki sepeda kesayangannya dan pergi menuju rumah kekasihnya.

Sesampainya dirumah Rayen,Rissa langsung masuk tanpa mengetuk pintu,sudah biasa baginya. Disana diruang tengah, Rayen sedang duduk menghadap tv.

Sadar ada seseorang yang datang Rayen menoleh ke samping kanan,matanya menajam seakan siap memangsa siapapun.

"Sini!"

Rissa dengan perlahan melangkah menuju Rayen dan langsung berhadapan dengan Rayen dan membelakangi tv.

"Dekat sini!"suruh Rayen dan langsung dilakukan Rissa.

Rayen berdiri dan langsung....

bersambung...

YOUR FAVORITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang