1.

5 2 0
                                    


🚥TYPO BERTEBARAN 

ohh ya, aku mau ngingetin kalian jangan pernah jadi SILENT READERS, kalian tau dong gimana cara menghargai karya author, hehe

tekan BINTANG, biar aku nulisnya terus semangat . tulis juga saran kalian di kolom komentar

HAPPY READING 💕



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KRIINGGG KRIINGG 

jam weker berbunyi menunjukan pukul 06:00 pagi. diiringi dengan gedoran pintu dan juga nyanyian pagi dari ibundanya. seorang Clarissa dwi martha membuka mata cantiknya dengan kesal 

"RISSA!!BANGUN!! KAMU GA LIAT INI UDAH JAM 7 PAGI?" teriakan bunda clarissa yg sering disebut bunda maria (ria)

BRAKK 

satu lemparan bantal mengenai jam weker yang dari tadi masih berdering tetapi untuk detik ini sudah tidak lagi 

Rissa membangunkan tubuh anggunnya dan berjalan membuka pintu kamar. terlihat bunda ria yg sudah berkacak pinggang menunggu pemilik kamar 

 "bun bisakah tidak bernyanyi di pagi hari ? tetangga akan marah jika terus mendengan bunda bernyanyi" ucap rissa langsung meninggalkan bundanya yg berdiri di depan pintu kamar 

"aku tidak buta, mataku masih sehat dan bisa melihat dengan jelas"
"lihat. ini masih jam 6 pagii" ucap rissa sambil memperlihatkan jam weker yg sudah hancur terpental ke lantai 

***

rissa menuruni anak tangga dengan tas ransel yg di gendong di tangan kanannya, dengan langkah santai ia meraih kursi dan langsng duduk di hadapan orangtuanya untuk sarapan 

" morning yah bun" sapa rissa 

"morning sayang" rio, selaku ayah rissa 

"morning, km mau sarapan apa ?" ria 

"roti aja deh bun pakek selai coklat sama kejunya juga" rissa

"rissa hari ini kan hari pertama kamu di sekolah SMA yg baru. ayah harap kamu menjaga sikap kamu dan berikan kesan yg baik pada guru di sana, km ngerti ?" rio 

yaa hari ini adalah hari pertama rissa bersekolah di SMAnya yg baru. menjadi murid baru, mencari teman teman baru lagi dan harus beradaptasi dengan lingkungan yg baru lagi. Rissa sangat malas membayangkannya 

"ok. rissa berangkat dulu ya yah, bun. nanti takut telat, kan kata ayah harus membuat guru guru disana itu terkesan. nanti rissa juga bakalan bantuin tukang kebun disana biar tukang kebunnya juga terkesan sama rissa. ya kan yahh ?" kata rissa dengan senyum malasnya 

kedua orang tua rissa hanya menggelengkan kepalanya heran dengan prilaku putri semata wayangnya ini 


TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang