[01] Yeri dan Kasih yang Tak Sampai

689 76 4
                                    

"Pagi."

Yeri mengangkat wajah dari layar ponselnya saat mendengar salam dari arah pintu. Sesaat matanya sempat bertemu dengan mata coklat gelap cowok yang baru masuk. Yeri untuk sejenak terpaku. Tetapi, kontak mata yang singkat itu harus berakhir saat cowok itu menunduk, berjalan menuju tempat duduknya sambil menonton lantai.

"Pagi," lirih Yeri. Karena ini masih awal, masih belum ramai anak kelasnya yang datang. Dejun, teman Yeri yang lain sudah datang, tetapi Dejun pergi ke kantin untuk sarapan. Alhasil di kelas hanya terdapat Yeri dan Lucas, cowok yang baru datang itu.

Yeri melirik Lucas sekilas, lalu memejamkan matanya sebentar.

Kapan dia bisa senyum ke gue? Tapi ah, nggak mungkin juga, Yeri tersenyum kecut menyadari pikiran bodohnya. Ia kembali menatap layar ponsel di tangannya, seolah-olah apa yang baru saja terjadi bukanlah apa-apa.

Jari-jarinya lincah mengetik sesuatu di atas benda berbentuk persegi panjang itu.

Yeri
dia ngebuang muka, lagi.

Tak lama kemudian, terdengar bunyi notifikasi tanda ada pesan masuk.

Koeun
hah, masa?????

Yeri
tanda tanya-nya nggak usah banyak kayak kereta api juga kali.

Koeun
khilaf Bu.
Eh tapi lo nggak coba senyum ke dia, gitu?

Yeri
gimana bisa senyum, Eun, dia ngeliatin muka gue aja nggak mau.

Yeri menghela napas panjang. Sampai kapan dia akan terus-terusan begini?

Koeun
lo sih, gue suruh balik sama Mark yang udah pasti aja nggak mau.

Yeri
Mark lagi! Males gue ngomongin dia, Eun.

Yeri melengos. Lagi-lagi Koeun membawa Mark ke dalam percakapan mereka.

Koeun
ya ... siapa tau kan, lo sama dia bisa balik lagi. Sebelum gue sama dia ... terlanjur jadian, misalnya.

"Balik ke neraka, iya," tanpa sadar Yeri menggumam saat membaca pesan Koeun. Sesaat kemudian dia sadar kalau gumaman-nya itu cukup nyaring untuk di dengar Lucas. Posisi tempat duduk Yeri dan Lucas yang hanya dipisahkan oleh satu bangku di antara mereka membuat suara sangat mudah didengar. Apalagi sekarang kelas sepi.

Yeri
anjir, gue kelepasan ngomong! Maluuu

Koeun
hahaha rasain. Mungkin dengan lo malu dia bisa sadar kehadiran lo.

Yeri
sadar kalau gue malu-maluin sih, iya, bego!

Koeun
dih, lo yang malu lo yang marah. Nggak asik ah.

Yeri
au ah, gelap. Males gue

Koeun
au ah, gelap. Males gue (2).

Yeri
ngapa lo juga males anjir
Lo kan udah di tembak sama Mark?
Lo harus seneng, wajib

Koeun
Yer, lo cemburu?

Yeri memutar bola matanya malas. Entah sudah untuk yang ke berapa kali Koeun selalu menanyakan apakah dia cemburu saat Koeun dekat dengan Mark. Dan jawabannya ....

Yeri
ngapain juga gue cemburu, bego!
Gue udah 1000% move on!

Koeun
tapi gue nggak enak aja.
Siapa tau lo masih nyimpen rasa.

Yerim
kalau gue masih nyimpen, ngapain juga gue curcol ke lo masalah Lucas?

Koeun
eh, iya ya. Otak gue error nih.

Yeri
error gegara mikirin Mark terus tuh, haha.

Koeun
kayak otak lo nggak aja yang juga terus mikirin Lucas.

Yeri
dih enggak ya
udah dulu ya Eun,
gue lupa gue belum ngerjain pr Matematika.

Koeun
siip. Ntar minta ajarin Lucas aja. Kan sekalian pdkt wkwk

Yeri
hmm, terserah lo deh. Bye sayang

Koeun
bye juga cinta

Yeri menutup layar ponselnya lantas menyimpan benda itu di kantong roknya bagian samping. Beberapa teman sekelasnya mulai berdatangan dan langsung duduk di bangku masing-masing. Mereka kini sibuk mengerjakan pr Matematika yang diberikan seminggu yang lalu. Mengerjakan pr di saat jatuh tempo sudah menjadi kebiasaan anak di kelas Yeri. Tak terkecuali dirinya sendiri.

"Dasar." Yeri menggelengkan kepalanya. "Eh, tapi gue juga belum! Mampus!"

Bergegas dia mengambil buku pr-nya dari dalam tas dan mulai membaca soal yang berjumlah lima buah itu. Untuk nomor satu sampai empat Yeri bisa mengerjakan sendiri. Tetapi, untuk nomor lima, Yeri menyerah. Biarpun otaknya encer, satu soal itu benar-benar sulit, sesulit Yeri yang menahan diri untuk tidak minta ajarkan oleh Lucas.

"Luke, bisa ajarin gue nomer lima nggak?" tanya Yeri akhirnya. Ada rasa was-was yang menghampirinya saat menunggu reaksi dari Lucas.

Lucas mengangkat sebelah alisnya. "Lo bilang apa?"

"Tolong ajarin gue nomer lima."

"Lo kan, pinter," balas Lucas acuh.

Yeri mendengus. "Soal ini beneran susah, Luke, Gue kan, ranking dua. Lo ranking satu. Pasti lo tau."

"Sini." mengambil buku yang ada di tangan Yeri, Lucas mulai mengamati soal.

"Jadi caranya gimana?" tanya Yeri tidak sabaran.

"Jadi gini ...." cowok bertubuh jangkung itu dengan sabar mengajari Yeri langkah demi langkah penyelesaian kedua soal yang menurut Yeri sulit itu, tapi mudah bagi Lucas. "Hasilnya tiga puluh koma nol lima."

Yeri menganggukkan kepalanya paham. "Oh, gitu ya, Luke?"

"Iya."

"Makasih," cengirnya yang dibalas dengan anggukan kecil cowok itu.

Bahkan, Yeri bersikap biasa. Walaupun di dalam hatinya sudah seperti kapal yang habis diserang oleh bajak laut.

Porak poranda.

----------

Aku rencananya mau publish any possible fic dump yang aku tulis circa 2016-2021 dengan cast anak SM, particularly Yeri. Buat Idiover ini udah selesai dari jaman aku SMP alias tahun 2016, jadi aku bisa update teratur ehehe.

Jadi staytune and look forward to the upcoming chapters. Jangan lupa vote dan komen biar aku semangat nulis!

Love you, good people.

Jey

[✔] IDIOVER || Jaemin ft. YeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang