1.1 [Bonus] Yeri, Jaemin, dan Amarah

286 54 5
                                    


Sebuah senyuman lebar terbentuk begitu saja di bibir Yeri. Saat keluar dari toilet di ruangannya, perempuan itu bergegas menyimpan benda berwarna putih panjang itu ke dalam kantong jas dokternya.

"Dokter Yeri kok keliatannya seneng banget," celetuk Winter, perawat yang tengah memakan mi instan di tengah ruangan.

Seraya duduk di kursinya, Yeri terkekeh pelan. "Seneng dong."

"Kenapa?"

"Rahasia," jawab Yeri sambil tersenyum misterius. Winter langsung mengangguk mengerti. Privasi.

Lantas, Yeri mengeluarkan ponselnya dari dalam tas kerjanya. Dia membuka aplikasi twitter dan mengetik sesuatu di sana.

Kim Yerim @kimyerimie
Hey boys @onedirection I'm pregnant! Congratulate me, maybe?

Tetapi, bukannya balasan dari salah satu anggota grup band asal Britania Raya tersebut (karena itu sangat tidak mungkin), yang ada ponsel Yeri langsung berbunyi beberapa kali menandakan banyak mention yang masuk.

Yeri tidak dapat menahan senyumnya membaca satu persatu tweet yang ditujukan kepada dirinya itu.

Pertama dari Koeun.

Koeun @Koeuuun:
replying to @kimyerimie lo hamil, beb? SUMPAH DEMI APA LO? Anjir kok lo nggak bilang gue?

Koeun @Koeuuun:
replying to @kimyerimie ABIS INI LO HARUS KETEMU GUE! KUDU. WAJIB!!

H.Renjun @huangrenjun
replying to @kimyerimie Selamat ya kak yeri. PH-nya mana nih? Pajak Hamil maksudnya hehehe

Lee Jeno @JenoLee
replying to @kimyerimie congrats ya objek bulolnya jaemin. jaemin pasti seneng banget sampai guling lenting wkwkwkkw

Haechanie @Fullsun
replying to @kimyerimie @jaeminana kalian berdua langsung tancep gas ae abis nikah. Mantep lo jaem tokcer juga lo

Dan masih banyak lagi ucapan selamat lainnya yang kebanyakan dari mutual sekaligus teman sekelas SMA-nya. Yeri lalu membalas mention itu satu persatu.

Tetapi, saat akan mematikan ponselnya Yeri tiba-tiba teringat sesuatu: Di antara sekian banyak mention itu, tidak ada satupun yang dari Jaemin.

Sempat terlintas di pikiran Yeri untuk mengabari suaminya itu tentang kehamilannya. Tetapi ah, jangan sekarang. Yeri akan memberitahunya langsung saja nanti saat pulang ke rumah.

****

Cahaya remang-remang langsung menyambut Yeri begitu dia membuka pintu rumah. Tidak ada pelukan hangat dari Jaemin seperti biasanya. Yang ada hanyalah keheningan.

Apa Jaemin belum pulang? Padahal, di garasi tadi mobil Jaemin sudah terparkir rapi. Tetaapi nyatanya rumah kosong.

Saat sudah menyalakan lampu di ruang tamu, Yeri bersuara, "Jaemin?"

Hening.

Yeri lantas meletakkan tas kerjanya di sofa dan berjalan menuju pintu kamar. Pintunya terkunci, yang berarti Jaemin tidak berada di dalam sana.

Rasa cemas langsung menghampiri wanita itu. Tidak biasanya Jaemin pulang lebih lama darinya. Kalaupun iya, pria itu pasti akan mengabarinya terlebih dahulu.

Bergegas Yeri membuka ponselnya, menghubungi nomor Jaemin.

Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi.

Yeri mencoba sekali lagi, tetapi masih suara operator yang menjawabnya.

"Duh, Jaem, kamu di mana, sih?"

"Gue di sini."

Yeri berjengit kaget saat mendapati Jaemin—masih dengan pakaian kantornya—berdiri di hadapannya dengan rambut acak-acakkan.

"Kamu dari tadi ada di sini? Kok waktu aku panggil nggak nyahut?" tanya Yeri heran sembari mendekati pria itu lalu memeluknya singkat.

Bukannya menyambut hangat, Jaemin malah melengos. "Gue tadi di dalem mobil," jawabnya datar.

"Kok jutek gitu sih, sama aku?"

"Nggak."

"Jaemin!" pekik Yeri kesal. "Aku nanya baik-baik kok malah disinisin. Kamu kenapa sih, hah?"

"Elo tuh yang kenapa?!" tiba-tiba saja Jaemin berteriak yang langsung membuat Yeri melonjak kaget. "Lo positif hamil bukan yang ngabarin gue, suami lo, malah nge-tweet nggak jelas ke idola-idola bego lo itu! Lo pikir mereka bakal bales, Yer? Enggak. Mereka tau lo hidup aja enggak"

Mendengar perkataan Jaemin barusan, entah kenapa memicu rasa sesak di dada Yeri. Seperti kejatuhan bom atom dari langit, wanita itu pun langsung meledak. "Jangan pernah ngatain idola gue bego! Lo nggak punya hak!"

"Kenapa gue nggak punya hak?" desis Jaemin sambil menaikkan sebelah alisnya. "Gue suami lo. Dan asal lo tau, gue selama ini udah cukup bersabar ngadepin fangirling attack lo yang bisa muncul kapan aja itu. Tapi kali ini gue rasa lo udah keterlaluan banget. Lo nggak nganggep gue suami lo. Seharusnya orang pertama yang lo kasih tau tentang kehamilan lo itu gue Yer, bukan mereka."

"Oh, jadi selama ini lo munafik, gitu? Lo pura-pura baik-baik aja sama status fangirl gue, tapi nyatanya?" Yeri mengusap matanya yang terasa perih. "Lo sama aja kayak yang lain. Lo ... lo nggak nerima gue apa adanya."

Jaemin refleks gelagapan saat melihat cairan bening jatuh dari mata Yeri. Sungguh, niatnya tadi hanya ingin mengeluarkan unek-uneknya lantaran mengetahui kabar kehamilan Yeri dari Jeno. Temannya itu tadi menelepon dan mengucapkan selamat. Jaemin marah, tentu saja, karena Yeri tidak memberitahunya kabar ini, tetapi malah mengirim tweet ke idola-idolanya. Suami mana yang tidak kesal?

Menyadari ucapannya telah melukai perasaan Yeri, Jaemin lantas mengelus pipi kanan wanita itu. "Yeri, ak-aku minta maaf, oke? Aku nggak sengaja, beneran deh."

Yeri menggeleng lemah sembari mengenyahkan tangan Jaemin dari pipinya. "Gu-gue pikir lo selama ini nggak masalah sama hobi gue. Tapi—" ah, Yeri tidak bisa melanjutkan, tetaapi dia harus. "Lo tau nggak, Jaem, saat nyampai rumah gue sebenarnya pengen ngasih tau kabar kehamilan gue secara langsung—bukan lewat telepon. Makanya gue nggak nelepon lo. Gue kira lo bakal seneng. Tapi nyatanya lo malah marah-marah kayak gini."

"Yer," Jaemin menatap Yeri serba salah. "bukan maksud aku gitu. Aku cuman—"

"Cuman apa?" potong Yeri cepat. Mengusap airmatanya, dia kemudian kembali berkata, "Gue tau gue hari ini keterlaluan banget. Gue salah. Gue masih terlalu sibuk menjadi fangirl sampai-sanpai lo sakit hati kayak gini. Tap-tapi lo nggak boleh ngejelekin idola-idola gue. Karena itu sama aja lo ngejelekin gue, Jaem. Gue nggak suka."

"Maaf," Jaemin berucap. "Aku minta maaf."

Lagi-lagi Yeri menggeleng. Kali ini wanita itu berjalan mundur menjauhi Jaemin. "Lo tau gue orangnya nggak mudah maafin orang lain. Gue butuh sendiri."

Belum sempat Jaemin membalas, serta merta Yeri sudah masuk ke dalam kamar terdekat dan mengunci pintu. Jaemin kontan menyugar rambutnya dengan kasar. Sial, hari yang seharusnya bahagia ini kini berubah menjadi hari penuh luka. Dan itu semua karena hal sepele.

Haruskah Jaemin meminta saran teman-temannya?

Jawabannya tentu saja tidak. Karena, yang Jaemin butuhkan hanyalah saran dari Koeun, sahabat dekat Yeri. Wanita itu pasti akan membantu dirinya untuk mendapat maaf dari Yeri.

Yah, semoga saja Koeun mau. Semoga.


-----------

Jeyi sedang lelah jadi SM stan karena kebanyakan konten, kayak dikejar deadline huhuuuu

[✔] IDIOVER || Jaemin ft. YeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang