Swag Kaela

7 2 0
                                    

Suasana kelas yang sedari awal memang telah ramai tersebut lantas bertambah intens setelah para murid melihat Arka terlibat dalam perseteruan ini. Bukan pertama kalinya memang bagi Arka terlibat perseteruan di sekolah, namun pertama kalinya untuk urusan perempuan.

Kaela, si objek perseteruan terlihat menghela napas. Dari sorot matanya menyiratkan ketidaknyamanannya dengan keadaan disekelilingnya kali ini. Jujur saja, baginya berada dalam kerumunan banyak orang bukanlah hal yang ia sukai.

Kaela beranjak dari mejanya untuk mengambil kembali handphone-nya dari tangan Arka yang sempat berpindah-pindah tangan sebelumnya tadi. Ditatapnya Arka dan Sarah secara bergantian.

"Buat lo... Entah siapa nama lo, hubungan gw sama kak Ello bukan urusan lo. Sadar posisi aja sih kalo lo cuman mantan dia. Kalo lo gak suka, itu urusan lo. Gak usah libatin gw sama agenda gagal move on lo. Pergi lo dari sini" sentak Kaela mengisyaratkan sahabatnya Diya untuk menarik Sarah keluar dari kelasnya. Tentunya walaupun masih dengan sumpah serapah Sarah, Diya berhasil membuatnya keluar dibantu murid-murid lain.

Dilain sisi, Arka tersenyum. Ia tidak menyangka, gadis di Perpus yang ia temui beberapa hari lalu ternyata sangat berani, tidak seperti wajahnya yang lembut dan dingin. Gadis yang kini ia ketahui namanya, Kaela.

"Dan lo..." Kaela kini menunjuk ke arah Arka yang sedikit kaget karena keduanya kini bertukar pandang persis seperti kejadian di Perpus waktu itu.

"Gak usah sok kenal. Apa yang lo lakuin tadi gak keliatan keren dan itu bukan ranah lo untuk ikut campur" ucap Kaela ketus.

"Ya kenalan dong kalo gitu. Gw Arka, panggil aja sayang" balas Arka dengan tingkat kepedeannya yang melampaui batas tersebut sembari mengulurkan tangannya.

Kaela kembali duduk kebangkunya, tidak membalas uluran tangan Arka. Arka berniat menghampiri Kaela ke mejanya, namun sebuah tangan terlebih dahulu menarik kerah belakang seragamnya.

"Mau kemana, Ka?" yang ternyata berasal dari suara Pak Karto guru killer Matematika disekolahnya.

"Eh Pak Kar. Itu niatnya mau nyamper cewek itu tuh eh ada Bapak jadi gagal deh saya kenalan" jawab Arka cengengesan.

"Kamu saya hukum untuk bersihkan toilet guru sekarang" kata Pak Karto ketus menunjuk ke arah pintu kelas sebagai isyarat untuk menyuruh Arka pergi.

"Lah? Kok saya dihukum sih Pak? Atas dasar apa?"

"Ini sudah masuk jam pelajaran kalau kamu lupa"

Kaela tersenyum tipis sambil membuka buku catatan Matematika-nya. Mungkin kalau Pak Karto tidak segera masuk kelasnya, ia sudah kewalahan menghadapi Arka yang pasalnya sudah terkenal badung ini.

"Makasih Pak atas hukumannya. Gara-gara Bapak, Kaela jadi senyum. Siap laksanakan!" ucap Arka dengan pose hormat.

"Oh ya Kaela, kalo setelah ini kita ketemu gak sengaja lagi, kita pacaran ya. Semangat belajarnya. Pak, saya titip calon pacar saya" tambah Arka sebelum melenggang pergi meninggalkan kelas XI IPA 1 itu. Seisi kelas dibuat tertawa olehnya termasuk Pak Karto.

Semua kecuali Kaela yang justru mendengus kesal. Apalagi teman-teman sekelasnya terdengar masih menggodanya setelah apa yang dilakukan Arka tadi. Sungguh, menurutnya Arka terlalu menggelikan. 'Orang gila' begitulah kira-kira yang ia pikirkan.

To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semestaku, KaelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang