Found her

8 2 0
                                    

Pagi ini kantin SMA Verborgen terlihat cukup padat. Wajar saja pasalnya hari ini adalah hari pertama para peserta didik baru memulai pembelajaran setelah menempuh 3 hari MPLS. Terlihat para junior kelas X yang tengah sibuk memilih makanan yang akan dibeli sembari mencari kursi kosong untuk mereka duduk. Sedangkan para senior terlihat santai sambil sesekali menyedot minuman dan memperhatikan junior mereka yang masih terlihat polos.

Tidak ketinggalan Arka, si Kapten tim voli andalan yang sekaligus murid langganan ruang BK sekolahnya juga kini tengah serius mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kantin. Namun beberapa menit setelahnya ia keliatan menyerah dan mengalihkan pandangannya ke teman-temannya yang sibuk berceloteh tentang 'target' adik kelas yang akan mereka gaet.

"Diem lu Ka. Tumben" celetuk Kenzo sahabat Arka yang sedang sibuk melahap tempe goreng ketiganya.

"Ya emang gue kudu split apa gimana" jawab Arka acuh.

"Sok lah. Tar gw bantu up di T*ktok biar viral" tambah Kenzo asal yang dibalas Arka dengan tamparan ringan dipipinya.

Jujur saja ini sudah hari ketiga Arka diam-diam mencari seseorang yang dia percaya merupakan siswi baru sekolahnya itu. Ada keinginan dalam hatinya untuk menanyakan siapa gadis yang tiga hari lalu ia temui di Perpustakaan sekolahnya kepada Kenzo, namun ia sangat malas bila harus menjelaskan lebih lanjut tentang hal yang ia sendiri belum mengerti. Ia kembali merutuki dirinya yang saat itu tidak menanyakan namanya langsung.

Tiga hari lalu, di Perpustakaan SMA Verborgen

Setelah hampir dua tahun bersekolah di SMA Verborgen, hari ini adalah kali pertama bagi Arka untuk menginjakkan kakinya di Perpustakaan sekolahnya itu. Ia memang tidak pernah kesana kecuali guru yang menyuruhnya. Ia mendengus kesal pasalnya hari ini dia akan menghabiskan waktu istirahatnya untuk menulis rangkuman sebagai bentuk hukuman dari guru Bahasa Indonesianya karna ia terlambat datang ke sekolah.

Sepi. Itulah yang terlihat dari awal Arka memasuki Perpustakaan sekolahnya yang cukup besar tersebut. Kadang hal tersebut membuatnya heran, untuk apa ada perpustakaan sebesar itu padahal pengunjung Perpustakaan itu setiap harinya saja mungkin tidak lebih dari 3 orang.

Dengan malas Arka mulai menjelajahi setiap rak buku dibagian 'fiksi' seperti yang ditugaskan oleh guru Bahasa Indonesianya tersebut. Arka memang tidak suka membaca, jadi dia tidak banyak tau soal judul yang terpampang pada buku-buku fiksi tersebut. Secara asal dia mengambil salah satu buku fiksi berjudul 'Your Name' dan membawanya kemeja untuk ia tulis poin-poin yang telah ditugaskan guru Bahasa Indonesianya tersebut.

'Hari pertama udah ngerangkum aja. Bikin repot orang' ujarnya dalam hati.

Beberapa menit setelahnya, rasa kantuk mulai menghampiri Arka yang masih mencoba menulis hukumannya (dengan terpaksa). Saat hampir tertidur, kedua indera penglihatannya menangkap bayangan sesosok gadis yang sedang memilih buku di rak yang tak jauh dari hadapannya. Entah perasaan darimana yang muncul, yang jelas kini Arka justru memutuskan untuk menutup bukunya dan berjalan ke arah gadis tersebut dengan rasa kantuk yang masih tersisa disana.

"Woy! Ngelamun lo? Awas aja tiba-tiba kerasukan jadi barongsai." celetuk Kenzo yang mengibaskan tangannya didepan wajah Arka. Pikiran Arka yang sedari tadi melanglang buana ke kejadian beberapa hari lalu itupun akhirnya teralihkan. Ia mendengus kesal dan lantas melenggang pergi dari kantin yang diikuti oleh Kenzo.

Terlihat kerumunan beberapa murid di depan kelas XI seperti melihat suatu pertunjukan. Arka terlihat acuh berbanding terbalik dengan Kenzo yang sudah mencari tau tentang apa yang terjadi.

"Itu si Sarah ngelabrak anak baru kelas gw. Gak jelas si Sarah, biasalah. Kalah saing kali soalnya nih anak baru badai bener" ucap Bagas.

"Anak baru? Kok gw gaktau sih?" tanya Kenzo yang masih sesekali mencoba melirik kedalam kelas yang ramai itu.

"Lo sibuk sama banyak cewek sih Ken makanya yang gini-gini kudet. Dari 3 hari yang lalu sekolah rame pada ngomongin ni cewek"

"Siapa namanya?"

"Kaela"

Mendengar nama tersebut membuat Arka yang sedari tadi acuh mulai tertarik. 'Apa jangan-jangan itu cewek di Perpus?' pikirnya. Arka mulai melangkahkan kakinya menerobos keramaian untuk masuk ke kelas yang ramai itu. Kenzo mengikutinya meskipun kaget dengan tindakan Arka. Sayup-sayup mulai terdengar suara makian Sarah dari ambang pintu.

"Gak usah gatel jadi cewek. Sadar lo anak baru gak usah betingkah" teriak Sarah sembari merampas handphone gadis didepannya yang diketahui bernama Kaela itu.

Baru beberapa detik Sarah merampas handphone Kaela, kini handphone itu telah berpindah tangan. Arkalah yang mengambilnya dengan tatapan penuh amarah yang entah berasal darimana.

"Apapun masalah lo sama dia, urusannya sama gw" ucap Arka dengan tatapan tajam.

To be continued...

Semestaku, KaelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang