05

18 6 0
                                    

Cklek..

Kenan membuka pintu kamar Karin, terakhir ia kesini waktu masih umur 13 tahun, setelah itu Kenan tidak pernah menyentuh lantai kamar adik nya ini.

Sesuai dugaan nya, banyak sekali foto dirinya, ibu, ayah, dan Karin disini.

Tapi juga banyak yang berubah, buku di kamar adik nya sangat banyak. Bahkan 1 lemari isi nya buku semua, di mulai dari buku kimia, fisika, biologi, astronomi, buku penerjemah bahasa Inggris, sejarah Indonesia, ilmu kedokteran, dan masih banyak lagi.

Sejak adik nya menjadi anak yang ambis, Karin benar-benar menjadi anak yang berbeda.

Yang dulu nya manja, sekarang tidak lagi.

Dewasa mungkin terlihat lebih baik, tapi ia sungguh merindukan adik nya yang manja itu.

"Dek.. bangun yuk, sholat subuh dulu sana." Ucap Kenan membangun kan adik nya

"Hm.. iya." Ucap karin dengan suara serak khas bangun tidur.

Karin berjalan ke kamar mandi, sedangkan Kenan duduk diam di kasur Karin.

Kenan menatap kembali ruangan yang di tempati adik nya ini, kamar yang lumayan berantakan di penuhi oleh kertas-kertas hasil ujian sekolah Karin.

Kenan mengambil satu persatu kertas ujian tersebut, melihat angka yang di tulis gurunya. 100, nilai yang sempurna. Dari semua kertas yang Kenan liat, tak ada nilai yang di bawah 90. Semua nilai Karin di atas 90.

Lalu ia melihat amplop putih, saat tangan nya ingin mengambil amplop itu,

"Kak." Panggil Karin

"Hah? I-iya kenapa?" Ucapnya kaget

"Kakak ngapain?" Tanya Karin

"Gak ngapa-ngapain." Jawab Kenan

"Yaudah sana keluar, adek mau sholat dulu." Ucap Karin

Kenan hanya mengangguk, lalu keluar dari kamar adik nya itu.

"Itu amplop apa ya?" Gumamnya saat sudah berada di luar kamar adik nya.

Akhirnya Karin telah menyelesaikan sholat nya, Karin memanggil Kenan untuk menanyakan apa yang mau di sampaikan Kenan,

"Kakak mau bicara apa?" Tanya Karin

"Tentang ibu, adek mau dengerin kan?" Ucap Kenan

Karin mengganguk lalu menyuruh Kenan untuk duduk disampingnya,

Kenan masih belum membuka suara, mereka berdua sibuk dengan dunia nya masing-masing,

"Dek.." panggil Kenan

"Hm?" Balas Karin singkat

"Kalo adek ada di posisi ibu gimana?" Tanya Kenan pelan,

"Maksudnya?" Tanya balik Karin

"Ibu kesepian dek, jadi orang tua tunggal yang ngurus 2 anak itu gak mudah. Ibu rela kerja dari pagi sampai malem cuma buat bahagia in kita, masa kita jadi anak gak bisa berbakti sama orang tua? Setidaknya dukung ibu, semangati ibu, setujuin kemauman ibu." Jelas Kenan

"Kakak bisa bilang kaya gitu karena kakak ngertiin posisi ibu, tapi kakak gak ngertiin posisi aku kak." Ucap Karin

"Dek.." lirih Kenan

"Kak!" Potong Karin

"Kakak gak tau rasanya jadi anak yang harus nurutin semua kemauan orang tua nya, karena kakak di bebasin sama ibu! Sedangkan aku gimana kak?! Di paksa menjadi anak yang ambisi, nilai harus bagus, peringkat harus diatas! Kak.. aku setiap hari harus pulang jam 10 karena belajar, tapi kakak ngga, kakak pulang jam 10 karena habis main dari rumah temen kan?"

Kenan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang