01

27 6 0
                                    

Warning-!

(1) Di dalam cerita ini tidak ada Covid-19.
(2) Kesamaan tokoh, tempat dan kejadian murni kebetulan.
(3) Ambil sisi positifnya, jangan ambil sisi negatifnya.
(4) Selamat membaca:)


.

Kenan, lelaki itu terus melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, melewati setiap kendaraan disana. Walaupun lampu merah terpampang dengan jelas di jalan sana, lelaki itu mengabaikan nya.

Sampai akhirnya kendaraan nya berhenti di rumah yang terbilang cukup besar, rumah itu bukan sekedar rumah biasa. Melainkan, base camp geng Riddin.

Geng Riddin adalah geng motor yang anggotanya bukan cuma laki-laki tapi perempuan juga ada disana.Mereka bukan anak nakal yang selalu mengganggu ataupun membuat keributan di luar sana, hanya saja mereka berada disini untuk mencari hiburan. Kebanyakan anggota geng Riddin adalah anak yang di abaikan oleh orang tuanya yang sibuk dengan urusannya, maka dari itu mereka membuat geng tersebut untuk mencari hiburan.

"Widiww bang Kenan dateng." Seru Daniel saat melihat Kenan berjalan ke arahnya

"Apa kabar Ken?" Tanya Daren, ketua geng riddin sambil ber tos ala geng mereka.

"Alhamdulillah baik, lo semua apa kabar?" Tanya balik Kenan kepada penghuni base camp tersebut.

"Biasalah." Balas Rendy

Kenan terkekeh,

Kalo mereka sudah bilang 'biasalah' itu artinya mereka tetap tidak baik-baik saja, hanya saja mereka memaksa untuk melupakan masalahnya dengan berkumpul seperti ini.

"Masih jomblo Ken?" Celetuk Rara

"Kenapa? Mau jadi pacar gue?" Tanyanya sambil terkekeh geli

"Dih." Ucap Rara

"Lagian Lo ngapain nanya begituan ke Kenan, padahal Lo sendiri masih jomblo." Ucap Kia diangguki oleh Kenan

"Anj- yang penting gue punya mantan, dari pada Kenan, mantan aja kaga punya." Ucap Rara yang sepertinya punya dendam kepada Kenan

"Gue kan Sholeh Ra, gak mungkin lah gue pacaran, lagian gak ada yang cocok buat di jadiin pacar." Ucap Kenan di balas muntahan Rara

"Hoek.. Sholeh dari Hongkong." Celetuk Rara

Daren menghela nafas mendengar mereka yang tak bisa akur,

"Lo berdua bisa gak sih akur sehari aja? Pusing pala gue ngeliat kalian berdua kaya kucing sama anjing." Ucap Daren

"Dia anjingnya." Ucap Kenan dan Rara sambil saling menunjuk

"Sama-sama anjing kok saling nunjuk." Celetuk Reva yang sedari tadi diam dan fokus pada benda yang berada di genggaman nya.

.

"Yah? Mau kemana?" Tanya Acha saat melihat Bramantyo sudah berada di pintu

"Keluar." Ucap Bramantyo singkat, padat dan jelas

Acha hanya mengangguk, ayahnya memang cuek dan tegas. Tapi, sebelum ibunya meninggal, ayah Acha gak pernah cuek seperti itu. Tegas memang, tapi ia selalu bersikap lembut kepada anaknya.

Acha mencoba mengerti tentang kondisi ayahnya, ia hanya ingin suatu saat nanti ayahnya bertemu sosok yang bisa mengubah sifat ayahnya menjadi penyayang lagi, seperti dulu.

Acha mematikan televisi, lalu ia berjalan ke kamarnya, bukan untuk tidur. Melainkan, ia mengambil jaketnya dan pergi dari rumahnya.

Ia berjalan menuju supermarket mini yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, tapi- belum sampai ke supermarket tersebut ia melihat orang-orang yang berkumpul di rumah yang terbilang cukup besar.

Banyak motor disana, juga mobil tertera di depan rumah tersebut. Menurutnya, itu terlalu mengganggu karena sekarang sudah pukul 22.39 yang artinya sudah terlalu malam untuk berkumpul seperti itu.

Jika tidak ramai, tidak masalah.

Yang menjadi permasalahan, mereka sangat ramai. Entah apa yang mereka lakukan sekarang, tapi itu terlalu berisik. Mungkin tetangga disini terganggu karena mereka.

Cukup lama memandangi rumah tersebut, ia memilih berjalan lagi ke supermarket,

Baru satu langkah, terdengar suara pintu yang terbuka, Acha menoleh.

"Subhanallah, gantengnya.. eh- astagfirullah sadar Cha!" Batin Acha saat melihat Kenan yang sedang berjalan ke arahnya

"Udah malem neng, gak baik cewek keluyuran jam segini." Ucap Kenan mengingat kan

"Gak keluyuran, cuma mau beli-beli." Celetuk Acha

Kenan terkekeh,

"Mau gue anterin?" Tawar kenan membuat kepala Acha menoleh ke arahnya.

"Gak perlu." Singkatnya lalu melanjutkan perjalanan nya.

"Entar kalo ada hantu gimana?" Goda Kenan

Acha menatap Kenan sinis,

"Lo pikir gue anak umur 5 tahun?" Sinisnya

Kenan tertawa kecil, entah kenapa ia senang mengganggu cewek yang berada di sampingnya.

"Yakin gak mau di anter?" Ganggu Kenan lagi

"Ck, mending Lo pergi deh. Gue beneran gak butuh Lo!" Ucap Acha kesel.

"Yaudah gini aja deh, kalo kita ketemu lagi itu artinya kita jodoh." Ucap Kenan santai.

"Dih? Apaan dah."

"Ya intinya begitu, dan harus begitu. eh btw, Lo beneran gak mau di anterin?" Tanya Kenan serius

"Gak! Gausah." Tekan Acha

"Yaudah deh, hati-hati ya cantik." Ucap Kenan dan memberikan wink kepada Acha

"Salah gue muji tu cowok tadi." Nyesal Acha.

Acha melanjutkan perjalanan nya, dan tanpa Acha sadari, sedari tadi Kenan mengikutinya untuk memastikan Acha selamat sampai rumahnya.

Kenan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang