Te Amo

812 50 2
                                    

Selamat Datang dan Selamat Menikmati

Pair : Wakabayashi×Tsubasa

Rate : T

Maafkan bila typo(s) saling bentrokan di dalamnya:)

Happy Reading

۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞


Berdiri seorang pemuda yang tengah memegang setangkai bunga mawar. Menunduk menahan sakit yang menerpanya, Wakabayashi nama pemuda tersebut. Duduk di bangku taman ditemani dengan dinginnya malam, menatap sendu bunga mawar yang sarat akan kepedihan.

Hari ini tepat Aniversary ke-5 nya dengan sang pujaan hati. Tapi naas, Tuhan terlalu sayang terhadap sang kekasih dan menjemputnya terlebih dahulu. Hancur? Ya, Wakabayashi hancur sehancur-hancurnya. Tidak akan ada tawa lagi yang menemaninya, hanya isak tangis yang bisa diperdengarkan oleh dirinya.

"Wakabayashi," ucap seseorang sembari menepuk pelan pundak Wakabayashi.

Berbalik dengan pandangan kosong, hal yang bisa dilakukan Wakabayashi saat ini.
"Hei, sudah berapa lama kau duduk disini?" tanya seseorang tersebut.

"Pergilah Tsubasa, aku ingin sendiri!" seru Wakabayashi dengan aura membunuh.

"Aku tidak akan pergi. Aku akan menemanimu disini Genzo-Kun," ujar Tsubasa yang membuat rahang Wakabayashi mengeras marah.

"Kau berbeda dengannya, kalian memang kembar. Tapi ingat Tsubasa, kau dan dirinya berbeda." bentak Wakabayashi tersulut emosi mengingat kenangannya bersama saudara kembar Tsubasa.

Ya kekasih hati Wakabayashi tak lain dan tak bukan saudara kembar pria yang duduk disampingnya. Ikara Ozora, wanita cantik nan polos kesayangan Wakabayashi. Meninggal karena kecelakaan maut yang terjadi setelah acara berkencan dengan Wakabayashi. Sudah terlambat untuk Wakabayashi menyesali tindakan cerobohnya, membiarkan Ikara berkendara sendirian di malam hari.

Ditambah adik sang kekasih yang sangat menginginkan Wakabayashi, ya Tsubasa Ozora. Pria yang tengah mencoba melunakkan hati Wakabayashi setelah kepergian sang kembaran.

"Aku tidak akan pergi Wakabayashi, aku akan tetap disini seberapa sering dan kasar kau mengusirku. Aku akan tetap disini, duduk menemanimu," ujar Tsibasa dengan sungguh-sungguh dan penuh penekanan.

"Apa maumu sebenarnya?" tanya Wakabayasi to the point.

Merasa tidak ada jawaban, Wakabayashi beranjak untuk pergi.

"No, solo una razón para mí. Te amo Wakabayashi," ujar Tsubasa sebelum Wakabayashi pergi meninggalakannya sendirian.

Alis Wakabayashi bertemu, membentuk guratan kebingungan ditambah raut kesal yang membuatnya jauh lebih indah di mata Tsubasa.

"Jangan menggunakan bahasa yang tak ku mengerti Tsubasa!" seru Wakabayashi lantang.

Tsubasa hanya terkekeh kemudian menunduk. "Tidak ada, hanya satu alasanku. Aku mencintaimu Wakabayashi." lirih sangat lirih berharap Wakabayashi tidak menamparnya.

Wakabayashi terdiam, menatap Tsubasa dalam. Berakhir dengan pergi meninggalakan Tsubasa sendirian di taman.

"Onee-San apakah salah perasaan ini untuknya? Apakah dosa perasaan ini untuknya? Sehingga ia selalu memandangku rendah dan tak berharga, hanya sebatas menghargai dikala kau ada. Apakah aku sekotor itu Onee-San?" tubuh Tsubasa bergetar menahan sakit yang diterimanya. Ditinggal tanpa sepatah kata ataupun tamparan seperti yang diharapkan, itu lebih menyakitkan baginya.

Kembali ke rumah dengan opsi yang Tsubasa pikirkan saat ini, berjalan menyusuri sepinya malam, ditemani dengan sejuta kekecewaan dan diselimuti kedinginan. Dia amat mencintai Wakabayashi semenjak pertemuan pertamanya.

"Tadaima," ujar Tsubasa lesu sembari meletakkan sepatunya.

"Okaeri Tsubasa-Kun, darimana saja hum?" tanya wanita paruh baya menyambut kedatangan putranya.

"Dari taman ma," ucap Tsubasa sembari melenggang pergi meninggalakkan sang ibu di ruang tamu.

Menaiki tangga dan menuju ke arah kamarnya, sesekali mencuri pandang ke arah kamar sang kakak kembar. Berhenti tepat di depan pintu dengan sebuah kolase foto yang tertempel apik menjadi penghiasnya. Dibukanya perlahan dan mulai memasuki, puluhan foto mesra tertempel didinding.

Senyuman pahit terukir dibibir tipis Tsubasa, berjalan keluar meninggalakan kamar sang kakak menuju kamarnya sendiri. Perlahan memejamkan mata, berharap hari esok akan lebih indah. Dengan Wakabayashi yang tersenyum hangat dan memeluknya erat.

Lantunan doa dipanjatkan Tsubasa untuk mengiringi mimpi indahnya. Terlelap hanya dengan hitungan sesaat. Hingga disst sinar mentari mengusik netra madu yang tengah bersembunyi apik dalam balutan kelopak mata sayu. Terpaksa Tsubasa terbangun dari tidur indahnya, walau kenyataan kehidupannya menyakitkan.

Berjalan turun untuk menemui sang ibu, hanya untuk sapaan pagi yang hangat dan sebuah kecupan kasih sayang.

"Ohayou Tsubasa-Kun, kemarilah mari makan! Dari kemarin kau tidak makan sayang," ujar sang ibu khawatir melihat kondisi sang anak. Beliau takut jikalau harus kehilangan anak untuk kedua kalinya.

Tersenyum dan mengecup pipi sang ibu dengan penuh kasih sayang.

"Ohayou mo Kaa-San," ucap Tsubasa terlewat bersemangat.

Melihat sang ibu yang mengkhawatirkannya dan memasang senyum indah membuatnya kembali bersemangat menjalani hidup.

"Dimana sapaan mamamu Tsubasa? Tidak biasanya kau memanggilku Kaa-San," ujar sang ibu kebingungan diikuti lengkungan senyum yang menghiasi wajah cantiknya. Beliau rindu panggilan sayang sang anak.

"Aish, apakah salah jika aku memanggil mama Kaa-San?" tanya Tsubasa dengan nada merajuk.

Disambut dengan tawa dari sang ibu dan berakhir dengan sebuah pelukan hangat. Entah kenapa Tsubasa rindu saat ini? Suasana yang berbeda, dia lebih diperhatikan dari biasanya. Dia bahagia.

Mencintai orang yang tak pernah melirik kita sedikitpun memang menyakitkan, tapi melihat ibu yang menangis sepanjang malam lebih menyakitkan. Biarkan cinta Tsubasa berjalan seiringnya waktu, berjalan tanpa kenal lelah, menetap pada satu tempat tanpa ada pemikiran untuk berpindah.

"Pase lo que pase. Te amo Wakabayashi," ujar Tsubasa tersenyum penuh  arti dan tekat didalamnya. Siap menyongsong hari esok.

~End udah~

//nangis sesenggukan

HUA AYOK TEMPELENG PALA WAKABAYASHI! HUAA //ngabisin satu pak tissue

Koi: Dia yang buat dia yang nangis//tendang Eon

//makin nangis

Lagi-lagi si Wakabayashi, ada masalah idup apa sih kamu bang ha?

Tsubasa: //menyeka air mata

Misaki: Ini hanya cerita Tsubasa, jangan kau masukan dalam hati //peluk sambil puk-puk

Santana+Rivaul+Schneider+Hyuga+Juan+Roberto: //tatap tajam Wakabayashi

Wakabayashi: Hei itu hanya cerita kawan! Aku tidak melakukan hal itu! //terzolimi


※Kamus Mini※
◆ No, solo una razón para mí. Te amo Wakabayashi.
.   ◇Tidak ada, hanya satu alasanku. Aku mencintaimu Wakabayashi.
◆Pase lo que pase. Te amo Wakabayashi.
.   ◇Apapun yang terjadi. Aku mencintaimu Wakabayashi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He's Mine『All × UkeTsubasa』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang