Paket

962 63 2
                                    


Selamat Datang dan Selamat Menikmati

Pair : Kang Paket!Wakabayashi×Bocah!Tsubasa

Rate : T

Maafkan bila typo(s) saling bentrokan di dalamnya:)

Happy Reading

۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞۞

"Dini hari di Prefektur Miyagi, terjadi sebuah kecelakaan beruntun antara sepeda motor dan pejalan kaki yang menewaskan seekor kucing persia berinisial Shi. Diduga pengendara sepeda motor tersebut kaget melihat Shi yang melintas di tengah jalan tanpa permisi, sehingga pengendara tersebut hilang kendali untuk menghindari menabrak Shi dan berakhir menyerempet pejalan kaki. Nahasnya Shi tidak berhasil terselamatkan karena terlanjur terhimpit dan tergencet ban sepeda montor pengendara. Saat ini pihak kepolisian tengah—" Belum sempat sang reporter berita menyelesaikan kalimatnya, televisi itu dimatikan.

Tsubasa yang bosan mendengar berita tidak bermutu di pagi buta memilih melanjutkan tidurnya.

"Ughh, pagi-pagi dapet berita gak ada yang bener. Tau gini kan tadi gausah bangun pagi, gak mau tau pokoknya salah Ishizaki! Ngajak main giliran di-iyain malah gak jadi." Entah berapa kali Tsubasa mendengus pagi ini, rasanya ia ingin membanting apapun yang ada di dekatnya itupun jika ia tak ingat kalau ibunya memasak di dapur.

Ting tong, ting tong, ting tong, ting tong....

"Ini lagi, siapa pagi buta bunyiin bel kaya ngajak tawuran." Tsubasa membuka pintu dengan malas sambil sedikit menguap.

"Misi paket!" Saat itu juga pandangan Tsubasa terkunci.

'Ini orang apa tiang? Eh tapi ganteng, nggak dih gantengan Tsuba.Iya dari manapun gantengan Tsubasa Ozora.' batin Tsubasa meringis melihat perbandingan tinggi yang drastis, padahal mereka sama-sama lelaki.

"Misi dek, paket!" Tsubasa tersentak dari lamunannya.

"Oh ya? Siapa ya? Perasaan Tsuba gak pernah beli online deh." Tsubasa mengedipkan mata berulangkali, berusaha berpikir siapa pemilik paket yang nyasar ke rumahnya.

"Eh? Ini bener alamat rumah keluarga Ozora kan dek? Ini paket atas nama Bapak Kodai Ozora soalnya dek." Mas mas kang paket ikutan bingung sambil blushing gegara liat kelakuan dedek gemes di depannya.

Gimana gak gemes kalau penampilan Tsubasa, cuma pake kolor bola sama baju kedodoran di badan mungilnya ditambah muka bantal yang masih nyisain iler.

"Ohh paket dari papa, bentar mas!" Tanpa rasa bersalah Tsubasa menutup pintu tepat di depan muka mas paket ganteng.

"Untung bocah, untung manis." Mas paket ganteng yang diketahui bernama Genzo Wakabayashi ini menghela nafas sabar sesekali benerin topi kesayangannya.

Tsubasa berlari kesana kemari layaknya kutu, nyempil sana nyempil sini hanya untuk mencari sang bunda dan tak lupa berteriak untuk lebih mempermudah pencariannya.

"Ish ... bunda gak ada mas, paketnya mas bawa dulu bisa gak? Nanti kalo bunda ketemu, mas anterin lagi paketnya kesini," ujar Tsubasa panjang lebar sembari membuka pintu.

"Bisa kan mas?" Tsubasa menatap Wakabayashi penuh harap.

Yang ditatap tiba-tiba jantungan, gak kuat liat paras manis nan rupawan bocah SD di depannya ini.

"E-eh iya dek, gapapa kok. Tapi mas boleh minta nomer telepon adek supaya bisa adek calling waktu bundanya udah ketemu?" Bukan modus tapi Wakabayashi serius menanyakan nomer telepon.

Selama paket berada di tangannya berarti itu tanggungjawabnya, itu prinsip yang Wakabayashi pegang disaat melamar pekerjaan ini.

"Oke bentar Tsuba cari hape dulu."

Blam

Dan lagi pintu di tutup, tak berapa lama kembali terbuka menampilkan sosok Tsubasa dengan sebuah ponsel di genggaman.

Jari lentiknya dengan lihai memainkan setiap jengkal layar ponsel, bibir mungilnya pun tak luput mengerucut lucu dan menggumam sebal disaat melihat layar.

Wakabayashi disana mematung, melihat makhluk Kami-Sama yang begitu menggemaskan. Merapalkan berbagai mantra penguat iman sesekali mencuri pandang.

"Ini mas nomernya," Tsubasa menyerahkan ponselnya yang tertera beberapa digit angka. "Maaf lama soalnya temen Tsuba ngeselin semua, masa ngajak jalan-jalan pagi gak ada yang bangun. Padahal ya mas Tsuba udah bangun pagi-pagi demi mereka, emang jahat ya mas mereka. Iya kan mas? Harus iya pokoknya."

Wakabayashi speechless dibuatnya sampai-sampai nomer ponsel milik Tsubasa banyak mengalami typo.

"Biasa lah dek kalo itu, kan ini libur jadi bawaannya pengen ngebo mulu. Oh ya adeknya sekolah SD dimana?" Tanya Wakabayashi mengalihkan pembicaraan.

"Kalo Tsuba SDnya dulu di Sutetsu, ini tahun terakhir Tsuba di SMP Nankatsu tapi Tsuba bingung antara mau masuk SMA Nankatsu atau SMK Toho. Kalo mas sendiri dulu milih SMA atau SMK?" Jelas Tsubasa panjang lebar tanpa diminta, tidak biasanya Tsubasa mengoceh panjang lebar kepada orang baru.

Wakabayashi speechless untuk kedua kalinya, makhluk didepannya ternyata seorang ABG bukan bocah apalagi bocil epep. Dan apa ia bilang? Alumni Sutetsu?

"Mas juga alumni Sutetsu kok. Bedanya kalo dek Tsuba SD, mas Waka SD sama SMP terus ngelanjut ke SMK Meiwa baru lulus taun kemaren ini lagi nyoba-nyoba nyari kerja." Wakabayashi menyelesaikan acara mencatat dan mendengarkannya, kemudian menyerahkan ponsel milik Tsubasa.

"Ini hapenya dek, makasih ya. Nanti jangan lupa chat mas kalo bunda udah ketemu. Mas juga udah simpen nomer mas di hape adek." Gantian kini Tsubasa yang nampak malu-malu mendengar ucapan Wakabayashi.

Diambilnya ponsel keluaran terbaru miliknya dan mengangguk penuh semangat. "Makasih juga mas udah mau jagain paket punya papa buat bunda."

"Iya dek sama-sama, mas lanjut anter paket lagi ya nanti kalo ada waktu luang mas boleh main kan kesini?" Goda Wakabayashi tanpa ragu.

Tsubasa hanya tersipu malu sembari mengangguk, Wakabayashi yang sudah tidak tahan mengusak rambut se coklat kayu itu penuh sayang.

"Hati-hati mas nganter paketnya!" Cicit Tsubasa malu.

Wakabayashi yang mendengarnya ikutan blushing.

'Kenapa kek istri yang mau ditinggal kerja suami? Ya Kami-Sama apakah ini calon istri hamba?' Wakabayashi berbinar akan monolog batinnya.

"Iya dek pasti, do'ain mas ya!" Tanpa ba bi bu Wakabayashi mengecup puncak kepala Tsubasa sedangkan Tsubasa sudah memerah malu bak buah ceri.

Wakabayashi pergi meninggalkan pekarangan rumah Ozora, menyisakan Tsubasa dengan degub-degub cinta. Wajah yang semula semerah ceri berubah warna menjadi sematang tomat, Tsubasa malu benar-benar malu hingga ke sum-sun tulang.

"BUNDA! TSUBA KENA SERANGAN CINTA!"

Tsubasa segera lari terbirit-birit masuk ke dalam kamar, menenggelamkan wajah tomatnya diantara tumpukan bantal dan terus berteriak histeris menyebabkan sang bunda tercinta bingung atas tingkahnya.

Udah end

(≡^∇^≡)

Iya emang gitu doang, kan permulaan jenap!

Gak nyambung? Bodo, ini firstime bikin one-shot yang sebenarnya one-shot:)

Serius jer, Eon buat One-shot biasanya min 3000 kata dan ini cuma 900+ INI PENCAPAIAN YANG LUAR BIASA MEN! //guling-guling

Koi: kek Local!AU gak sih lu buatnya? Mana OOC banget lagi. Besok besok gue aja dah yak.

//Eon pundung

Sebenarnya Eon lupa-lupa inget sama Karakter Captain Tsubasa, mau Rewatch tapi gitu malesnya memuncak mom—//di tendang Koi keluar angkasa

Koi: Dah lupakan dia, gak berguna ne~

Wakabayashi: Apa-apaan ini? Saya jadi Kang Paket?

Tsubasa: Wakabayashi-Kun cocok kok //tahan tawa

Wakabayashi: Tsubasa? //senyum penuh arti

He's Mine『All × UkeTsubasa』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang