Minggu, 20 November 2016
"pah, mah, Diny ke rumah Rio dulu ya, lama nggak mampir nih" ucapku seraya mencium tangan Papa dan Mama secara bergantian.
"sama siapa?" tanya mama
"sendiri aja kok, paling aku naik motor aja, sekalian nanti mau ngisi bensin di depan, dah mau abis kayaknya kemaren"
"yaudah, salam buat Rio, sekalian temenin adekmu tuh, kasian ditinggal ibunya jaga" lanjut Papa
segera setelah menyalakan motor scoopy merah yang kubeli sendiri awal tahun ini aku menuju Pom Bensin terdekat untuk selanjutnya perjalanan ke rumah Rio,
Sebenarnya rumah kami tidak terlalu jauh, hanya saja sudah beda kecamatan. bahkan hanya dalam 10 menit aku sudah bisa sampai ke rumah dia jika naik kendaraan bermotor.
setibanya di rumah rio, aku membuka sendiri pintu gerbang depan menaruh motor dan menuju ke dalam rumah yang bahkan pintu depannya tidak dikunci.
"duh, ini anak pasti dari semalem pintunya nggak ditutup" gumamku sambil menaruh helm ke rak helm yang ada dibalik pintu depan.
"YOO... RIOOOOO... ASSALAMUALAIKUM!" teriakku sekaligus mencoba membangunkan Rio yang kupikir masih tertidur seperti biasanya, apalagi ini hari minggu.
"YAAAAAAAAA... MASUK AJA MBAK" terdengar jawaban dari bagian belakang rumah, ya itu suara Rio.
"tumben" ucapku lirih sambil berjalan menuju bagian belakang rumah yang merupakan dapur di rumah ini.
"yo, Ibuk jaga lagi hari ini?"
"iyo mbak, ibuk jaga balik nanti sore paling, biasa, acara pondok" jawabnya sambil memasak mi instan
"tumben rajin banget dah bangun?"
"laper og" jawabnya singkat sambil mencampur bumbu mi instan ke dalam mangkuk.
"duh ini berantakan banget, kamu ini ditinggal sehari aja rumah dah kotor banget sih yooo..." ceramahku sambil menaruh tas dan menuju tempat sapu dan serokan.
15 menit waktu pertamaku sejak tiba di rumah rio, kuhabiskan untuk membersihkan rumah dari debu dan beberapa bungkus cemilan yang berserakan dirumah. sedangkan ibuk, panggilanku kepada istri kedua papa, sedang berada di pondok karena kebetulan dia memang ustadzah yang mengampu pondok pesantren yang letaknya sebenarnya hanya berbeda desa dari rumah ini, dan ada jadwal untuk jaga asrama putri bergantian dengan ustadzah lainnya.
selesai membersihkan rumah, aku mendatangi Rio yang sudah menyelesaikan sarapannya dan duduk di depan televisi menonton Despicable Me yang ditayangkan di RCTI. dan akupun duduk di kursi yang berada di sebelahnya.
"mbak, nih, hapus sendiri di galeri camera" kata rio yang tetap melihat ke arah tivi dan menyodorkan smartphonenya yang sudah di unlock kepadaku dengan tangan kirinya.
"oh, oke"
akupun segera membuka galeri fotonya dan menemukan bahwa foto yang kemarin dia tunjukkan sebenarnya cuman screenshot dari sebuah vidio berdurasi kurang lebih 20 detik. setelah ku hapus, karena rasa penasaranku yang lumayan tinggi, aku membuka galeri dengan nama folder whatsapp. dari kurang lebih 20 foto yang kukirimkan tadi malam, hanya tersisa satu buah foto yang menurutku paling tidak fulgar.
tersirat sebuah senyum tipis diwajahku mengetahui informasi yang kudapatkan ini.
"nih udah" kataku sambil mengembalikan smartphone rio.
"aku ga nyangka lho mbak" celetuknya saat menerima smartphone dengan tangan kanannya.
"ga nyangka gimana yo?" timpalku
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik, Jebakan, dan Kesalahan
NouvellesKisah Diny yang terjebak dalam keadaan yang serba salah gara-gara sebuah foto. bagaimana diny melewati dan mengakhiri ini semua?