Memory (1)

2 1 1
                                    

"Tuhan Akan Menciptakan Luka Bersama dengan Obatnya"

Langit cerah udara hangat matahari menyentuh dengan lembut. Tawa mereka seakan tak memiliki beban, bermain , berlari , mengejar dan di kejar. Semua bibir mereka tertarik ke atas. Cerah tanpa kelabu, itu mereka kecuali Kalana.

Gadis kecil cantik Kalana Shanon berumur 7 tahun, duduk termenung di pinggir lapangan dengan wajah kecut , tangan memeluk lutut dan menunduk.

"Tuhan aku ingin bermain bersama mereka kejar mengejar tanpa ada rasa sakit". Batinnya. Bulir air mata keluar menetes satu persatu jatuh pada permukaan tanah yang hangat , membasahi pipi dan tangan.

"Kalana si lemah.... kala si lemah , liat deh temen temen kala bahkan gabisa lari kalo dia lari akan ada bunyi bipp bipp bipp setelah itu jatuh. Hahahahahhahahahah.." Mereka terkekeh puas mengejek Kala. Hati Kala semakin kelabu, air matanya kembali turun dengan deras terisak sangat keras. "Dasar kala lemah , anak lemah!!". Tak henti mereka mengejek.

"Woyy berisik kalian!!! , sana pergi jangan ganggu dia!!!" bentak anak laki laki seumuran Kala mengusi pengejek yang dari tadi membuat Kala terisak tanpa henti.
Kala mendongak penasaran , siapa orang yang membuatnya merasakan kehangatan matahari dengan kata katanya.

Anak laki laki itu menunduk menatap Kala. Tatapan mereka saling bertautan hangat. Bibirnya terangkat keatas tersenyum setelah dia mengusir para pengejek Kala. Tak luput dari tatapan anak laki laki tersebut , Kala menatap dalam, sembari tersenyum melihat sosok laki laki yang saat itu menjadi penguat dirinya.

"Ingusmu keluar! Hahahhaha....". Tunjuk dia pada hidung Kala yang mengeluarakan Lendir. Kala tehentak kaget dengan kata kata anak itu, sontak dia langsung mengusap hidungnya dengan punggung tangan miliknya. Kala malu , wajahnya memerah bak sebuah apel, menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Hehehe Maaf aku bercanda Kala. Coba liat" Dia menangkup wajah Kala dengan tangan kanannya dan menghapus air mata Kala dengan ibu jarinya. "Jangan nangis Kala, kamu jelek kalo nangis, senyum dong" anak laki laki itu tersenyum unjuk gigi di hadapan Kala , dengan ekspresi lucu. Kalapun tersenyum senang melihat kelucuan Dia. "Nah gitu dong kan manis". Kala tersipu malu dengan pujian anak laki laki itu.

"Makasih udah ngelindungi aku dari mereka dan buat aku ketawa," Kala menatap anak itu. "Aku akan selalu ngelindungi kamu menghampirk kamu, buat kamu bahagia, ingat aku kalo kamu lagi sedih , ingat aja ekspresiku tadi". Anak itu menyeringai. "Janji?". Kala mengeluarkan jari kelingkingnya, dia menatap dan menautkan jari kelingking dia dengan Kala. "Janji!".

Tanpa sadar Kala tidak tau nama anak laki laki tersebut

Emmmmm.....

Kala bangun dari tidurnya. Dia tersenyum jika mengingat anak itu. Udah 10 tahun dia tidak bertemu anak itu. "Lo bohong, katanya lo bakal datang kalo gue sedih!". Hmmmphhh... Kala mendengus kesal sambil mendongakan kepala ke langit langit kamar.

To be Continued...

Call Me Jagganim😂
I Call You Readers
Novel ini aku buat pada saat gabut..
So jangan maksa cepet update ya hehe...
Kalo seru aku update secepatnya

Tinggalin Jejak Jangan Lupa!!
Yang Seru Yang banyak!!
Jangan lupa juga Follow

Perhatian!!!
Don't Copy Paste
Jangan samakan dengan novel tetangga!!
Motivasi? Saran? Diterima dengan lapang dada:D
Kritik boleh asal jangan terlalu pedas:'(

Komen yang seru ya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Carpe DiemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang