-PROLOG 2-
Adrea Amora, gadis lugu yang di pertemukan dengan iblis berhati batu. Namun siapa sangka dia bisa menakhlukan hati sang iblis itu. Dia pintar, penyabar, dan dia juga murid kebanggaan sekolah Tunas Jaya, wajah yang cantik memikat, namun kecantikannya juga telah merugikannya, kerap kali di bully karna fisik yang sempurna dan lagi dia menyandang status pacar Agam Stevano.
***
Dengan kepala menunduk dia berjalan menelusuri koridor sekolah. Seperti enggan menatap depan, dia terus berjalan. Namun dia tak sengaja menabrak seseorang.
"Lo bisa jalan yang bener nggak si?"
Adrea gadis itu mendongak. Dia sangat terkejut, dia sudah menabrak dewi kematian sekolah tunas jaya.
Dengan gemetar dia meminta maaf, namun gadis itu belum merespon.
"Adrea mata di kasih tuhan itu di pake! Jangan di buat pajangan.
"M–maaf Bi."
"Bi? Berani banget Lo panggil gue Bi, Lo pikir gue babi ha?"
Andrea menggeleng kuat, dia tidak bermaksud mengatai Gadis itu.
"Denger baik-baik, karena Lo udah nabrak gue. Sebagai gantinya Lo harus jadi babu gue selama seminggu paham?"
Adrea mengangguk paham.
"Jawab! Punya mulut dan lidah kan?" Bentak Bianca
"I-yya, paham." Bianca mengangguk dan menyuru nya pergi.
Bianca, walau sering bertindak kasar tapi gadis itu sangat baik baginya, gadis yang di tabraknya tadi adalah salah satu pelindungnya setelah Agam dan teman-temannya. Sering kali Bianca menolongnya saat di bully, dengan alasan "gue cuman nepati perjanjian sama agam." Entah apa isi perjanjiannya namun dia sangat senang.
"Amor." Suara serak nan tegas terdengar di pendengarannya, dia sudah tau siapa dia. Dengan senyum manis dia menoleh dan menghampiri asal suara itu.
"Iya?" Suara lembut itu keluar.
"Kangen" ucap lelaki itu, Agam Stevano.
"Kenapa manyun-manyun gitu si? Nggak cocok tau." Guraunya, memang yang berani dengan Agam cuman Adrea dan Bianca tentunya. Bahkan Vani adiknya saja tidak berani.
"Kok gitu si."
"Kik giti si. Dasar jamet alay, minggir lo jangan halangi jalan."
Agam menatap tajam gadis yang berani merusak ke uwuannya dengan sang kekasih. Andrea yang melihat ekspresi Agam terkekeh pelan.
"Jablay sialan."
"Hust gak boleh gitu."
"Yaudah gue ke kelas. Kalo ada yang apa-apain lo telfon gue langsung." Adrea mengangguk paham.
***
-prolog Andrea Amora-
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala
ActionDia Agam Stevano Antares, pria dingin berwajah tampan dan tegas. Ketua dari Cakrawala. Memiliki segudang prestasi akademik maupun non akademik, dia dewa kematian bagi para pencundang pengganggu. Seperti bintang, dia memiliki cahaya sendiri di kegela...