Agam Stevano

31 15 3
                                        


Happy Reading♤♤

Dia Agam Stevano Antares, pria dingin berwajah tampan dan tegas. Memiliki segudang prestasi akademik maupun non akademik, dia dewa kematian bagi para pencundang pengganggu. Seperti bintang, dia memiliki cahaya sendiri di kegelapan yang di ciptakan.

Memiliki sifat dingin dan tidak tersentuh. Hinggap dia menemukan sang angel, Adrea Amora. Sang penerangnya. Hingga dia menemukan seseorang yang membuat sisi gelapnya muncul lagi.

***

"Lo pilih mati dengan tragis atau mati dengan kelembutan hm?" Mata biru itu menyorot dengan tajam, bibir itu menyungging ke atas membentuk seringai.

"M-maaf ttuan, tapi sa-salah ggue apa?."

"Masi nanya salah lo hm? Dika jelaskan kecurangan yang di lakukan sampah ini." Dika ajudan kepercayaannya itu dengan sigap menjelaskannya.

"Georgino Dirgantara, lelaki berusia 24 tahun yang dengan lancangnya melakukan korupsi terhadap perusahaan Stevgrub sebesar 200 juta."

Tubuh pria itu menegang, dia menatap lelaki berwajah tegas itu dengan gemetar.

"Tau kesalahan lo? Memang 200 juta bukan uang yang besar bagi gue, tapi." Dia memainkan benda tajam, pisau. Menggoreskan tepat di pipi kiri pria itu. "Tapi gue benci yang namanya penipuan dan kecurangan" Lanjunya dengan menusuk mata si pelaku.

Teriakan kesakitan menggema indah di telinganya. Hendak melakukan aksinya tadi, namun dia di hentikan oleh triakan gadis.

"AGAM STEVANO, BISA NGGAK SI LO KALO MAU NGILANG IJIN BOKAP LO DULU HA?"

Agam, dia menghela nafas kasar, mendengar suara itu. "Gue lupa." Ucapnya dengan dingin.

Gadis itu melihat ke arah korban Agam yang sudah tidak berdaya, mata satu, kaki buntung, dan jari cuman tersisa 1 di tangan kiri. Setela melihat korban berali ke Agam lagi.

"Lo tau? Gue tadi nyantai dan nyokap lo nanyain lo dan nyuru gue nyari lo. Ganggu tau nggak."

Mata tajam itu menggulir tanda dia malas berdebat dengan gadis itu. "Salah lo, kenapa lo mau aja di suruh nyari gue."

"GIMANA BISA GUE BILANG NGGAK MAU, BISA DI AMUK MAMA GUE NJIR." Teriak gadis itu.

Agam menoleh ke arah Dika memberi kode untuk dia yang memberesakannya. Dika paham dan dengan sigap membereskan korban tersebut.

"Ayo pulang." Ucapnya dengan berjalan duluan.

"Sumpah gue benci banget sama lo. Lo itu sering banget ganggu waktu gue." Kata Bianca dengan menghentak kakinya satu kali.

"Hm"

Agam berhenti dan menoleh ke belakang. "Kunci?"
Dengan ogah dia menyerahkan kunci mobilnya ke Agam.

***


Agam Stevano Antares

CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang