Kita dua manusia berbeda, dengan satu rasa tanpa terasa
Terus berusaha bertahan tanpa mau menyakiti namun dia tidak sadar dengan apa yang terjadi. Kehadiran Jason Atheo dan juga Ocean Jeffen membuat Valeryn Carmelo bingung. Kedua laki-laki tampan da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hari ini, dimana kisah kita berlanjut."
-Tak terbaca-
Happy reading♡
.
.
.
"Ra."
Ia mengetuk lagi pintu itu. "Naura!"
Dengan rasa kesal yang menumpuk, gadis itu akhirnya menyerah dan membukakan pintu. Melihat bagaimana seorang laki-laki dengan jaket denim nya berdiri di depan pintu nya selama 5 menit disana. Naura Suhendra sungguh jengah harus terus kedatangan laki-laki itu terus-menerus.
"Astagfirullahaladzim, Nathan! Apa lagi sih?!" Kesal nya dengan wajah yang tidak santai.
Sudah kesekian kali nya, tidak dapat dihitung lagi, Nathan selalu mengunjungi rumah nya membuat semua orang kesal termasuk ia sendiri yang selalu membukakan pintu setiap pria itu datang.
"Kasih tau gue, Ra, Ryn pergi kemana."
Naura berdecak dengan helaan nafas panjang. Sungguh, itu lagi dan lagi. Pertanyaan yang masih sama yang Nathan tanyakan setiap ia kemari.
"Mau lo tanya beribuan kali gue gak akan jawab. Lo tahu? Lo gak nyadar diri, Nat. Setelah apa yang lo lakuin ke Valeryn sekarang lo begini? Gausah kayak hewan deh. Hewan aja masih tau diri siapa yang ngasih dia makan, siapa yang baik sama dia."
"Apa susah nya sih tinggal bilang si Ryn dimana? Emang dia mati? Enggak kan?"
Naura menggebrak pintu yang ada di sebelah nya. Sontak Nathan sampai tersentak. "Nat, sampe mati gue gak akan kasih tau lo. Masalah nya Ryn juga gak kasih tau dia pergi kemana. Gue tanya ke orang tua nya juga gak dijawab!"
Naura harus berdusta tentang kemana Ryn pindah atau kemana Ryn pergi. Bahkan mama Ryn sendiri yang meminta Naura untuk merahasiakan nya agar Ryn bisa menghindari Nathan. Ia hanya takut jika nanti Nathan bisa menemukan Valeryn, maka sesuatu akan terjadi lagi. Dia hanya tidak mau terus menerus melihat sahabat nya terluka hanya karena Nathan.
"Nat, ini terakhir kali nya gue kasih tau ini dan ini yang terakhir kali nya gue harap lo dateng kesini. Kalau enggak gue bakal lapor ke bapak gue sama Rt. Ngerti lo?"
Brak!
Naura menutup pintu nya dengan kasar meninggalkan Nathan yang masih diam di tempat. Perempuan itu akhirnya berjalan menuju dapur untuk meminum segelas air putih sebagai relaksasi. Dari samping ibu nya datang dan bingung menatap Naura.
"Bocah kae esih teka nang kene trus apa, ra?"
Terlihat bahwa Naura lelah, pundak nya yang turun disertai helaan nafas panjang. "Iya, mah."