Kehidupan tak selama nya berjalan mulus. Memang begitu adanya. Kenyataan yang perempuan itu hadapi membuat nya sulit berpikir apakah mustahil hal itu terjadi?
"VIOO!!!"
Pria dengan tinggi 174 cm itu segera menutup kedua telinga nya, dan berlari menuju kamar tidur nya. Menghindari amukan si gadis yang nampak makin menjadi.
Perempuan itu tak menyerah dengan lari nya sang saudara ke kamar demi menghindari nya, ia pun menyusul nya dengan perasaan membara. Dengan menggedor keras pintu kamar dari Vio Carmelo membuat laki-laki itu tersenyum penuh kemenangan di dalam.
"Vio buka pintu nya!" Teriak si gadis tanpa di hiraukan oleh pemilik nama.
"Berisik ah gua mau tidur!" Seru nya dari dalam sambil menahan tawa karena sukses membuat saudara nya itu kesal.
"NGAPAIN LO HABISIN COOKIES GUE DARI NAURA?!"
Apa yang dikatakan Valeryn Carmelo itu benar. Yang memicu emosi nya itu karena Vio menghabiskan satu toples cookies coklat nya yang diberikan sang sahabat. Padahal, Valeryn belum memakan lebih dari satu tapi baru ia tinggal pergi ke toko buku, cookies satu toples lenyap dan masuk ke dalam perut pria itu.
Sungguh, jika tidak ada pintu yang menghalangi, Ryn bersumpah akan memukul saudara nya itu sampai dia puas.
Vio dan Valeryn adalah saudara kembar dengan Vio sebagai yang tertua. Carmelo bersaudara ini punya darah keturunan Kanada dari sang ayah. Mereka berdua kini tinggal bersama di Bandung setelah sebelum nya Vio dan Valeryn berpisah dengan Vio di Bandung dan Valeryn di tempat tinggal asal mereka──Bogor.
Ryn yang masih menyimpan tanda tanya tentang kenapa kedua orang tua nya mengirim nya ke Bandung untuk tinggal dan bersekolah bersama Vio. Ia mengkhawatirkan kedua nya yang ia tinggal padahal Ryn tidak mau jauh dari sang mama.
Kembali ke permasalahan sebelum nya, Vio tak lagi mendengar ocehan berisik Valeryn yang kesal kepadanya membuat lelaki itu akhirnya penasaran dan keluar dari kamar.
Yang dilihat nya adalah kembaran nya itu tengah duduk di sofa tanpa mau menonton televisi yang menyala dan menatapi toples kosong yang dipegang nya. Ia merasa bersalah, karena Vio tahu Ryn sangat suka cookies buatan sahabat nya itu.
Menghampiri nya sesudah menghela nafas dan ikut duduk disamping Ryn. Bahkan gadis itu masih menatap seluruh sudut toples itu tanpa memperdulikan kehadiran Vio.
"Kenapa lo masih disini? Sono tidur. Besok kan sekolah."
Valeryn hanya diam dan hal itu membuat Vio yang sudah memahami saudara kembar nya ini selama bertahun-tahun paham betul apa yang kini tengah dirasakan Ryn karena ulah nya.
Dia memeluk Ryn tiba-tiba dan mengusak-usak rambut gadis itu sebagai jurus jitu nya. "Gak asik lu ah pake acara marah. Maaf ya."
"Yo, mama papa gak bakalan kenapa-kenapa kan ya?"
Dan bingung mendengar pertanyaan tiba-tiba Ryn. "Kenapa nanya begitu?"
"Ya gue kan gak biasa tinggal jauh dari mereka, samsudin."
Dengan mulut yang membentuk O, Vio mengerti karena Ryn tidak bisa jauh-jauh dari mama papa mereka. Mereka memang seumuran, tapi sifat Ryn sebagai adik nya itu memang akan selalu ada.
Tak mau memperpanjang pembahasan itu kemudian membuat Vio langsung menarik Valeryn menuju kamar nya. "Tidur! Besok kalau lo bangun telat gua gak mau bonceng lo." Peringat nya setelah berhasil membuat Ryn masuk ke dalam kamar nya.
"Yaudah sih iya."
──────****──────

KAMU SEDANG MEMBACA
Tak terbaca
Teen FictionKita dua manusia berbeda, dengan satu rasa tanpa terasa Terus berusaha bertahan tanpa mau menyakiti namun dia tidak sadar dengan apa yang terjadi. Kehadiran Jason Atheo dan juga Ocean Jeffen membuat Valeryn Carmelo bingung. Kedua laki-laki tampan da...