05

442 30 8
                                    

Madara sudah siap dengan gaun berwarna merah maron nya dan sedikit memberikan bedak pada wajahnya juga tidak lupa pelembab bibir berwarna merah muda agar tidak terlihat pucat.

Madara memandang dirinya di cermin. Ada rasa kurang nyaman saat memakai gaun ini, selain ketat juga bahu mulusnya terlihat dengan jelas.

"Aku jadi terlihat seperti jalang" koreksi Madara. Madara membongkar lemarinya untuk mencari sesuatu yang bisa menutup bahunya, tak ada pilihan lain selain jaket hitam milik izuna.

Suara klakson mobil membuat Madara segera berlari menuju teras rumah, dapat Madara lihat pak tua byakuren dengan setelan jas hitam juga dengan dasi kupu-kupunya.

Sedangkan byakuren menatap terpesona pada Madara, dia tidak menyangka Madara bisa secantik ini walau dengan make up tipisnya. Merasa selalu di tatap seperti itu membuat Madara merasa kurang nyaman.

"Pak ayok kita berangkat" byakuren tersadar dari lamunanya.

"Ayok silakan masuk " Madara hanya tersenyum tipis lalu menunduk sebagai ucapan terima kasih.

Didalam perjalanan byakuren mencuri pandang pada Madara. Madara yang mengetahui itu sangat tidak nyaman.

"Kau sangat cantik sekali malam ini Madara" puji byakuren sambil menatap lembut Madara.

"Ahhh terimakasih pak" jawab Madara. Madara sangat tidak nyaman byakuren terus menatap nya diam diam.

Sesampainya di sebuah Bar yang mega, Madara sampai berbinar bangunan Bar ini sangat luar biasa.
"Ayok masuk" ajak byakuren. Madara hanya mengangguk lalu berjalan di belakang byakuren, membuat byakuren berhenti lalu menatap Madara yang di belakang nya.

"Jangan berjalan di belakang Madara" tangan byakuren menarik tangan Madara, membuat Madara kaget bahkan dia sampai mengumpat dalam hati.

Masuk di dalam Bar tersebut, Madara melihat betapa ramainya juga tempat ini sangat luas, bisa Madara tebak bahwa semua yang yang berada disini adalah orang kaya semua.

Byakuren masih menarik tangan Madara, membuat Madara terpaksa mengikuti bosnya ini.
" Kau tunggu disini Madara, aku ingin menyapa teman ku dulu" Madara hanya mengangguk. Dan byakuren pun pergi menyapa temannya.

Madara tidak peduli dengan perintah bosnya, dia malah pergi ke beberapa tempat hidangan makanan dan minuman disana mengambil beberapa kue dan memakannya.

Tidak lama pun acara di mulai, dari kata sambutan bahkan sampai peresmian pembukaan Bar tersebut.
Suara tepuk tangan bergema di ruangan tersebut.
"Baiklah, sekarang mari kita berpesta" kata MC tersebut, semua bersorak lalu meminum dan memakan hidangan yang sudah di siapkan.

Madara tidak peduli dengan sekitarnya, karna tidak ada yang ia kenal disini selain bos tuanya itu. Madara meminum jus saja, dia takut akan mabuk dan menyusahkan orang lain.

"Haji" sapa seseorang di samping Madara.

"Ehhh hai juga" jawab Madara

"Perkenalkan nama ku hikaku" hikaku mengulurkan tangannya,lalu Madara juga membalas uluran tangan hikaku.

"Aku Madara" jawab Madara.

"Apa kau sendiri saja, kalau sendiri aku bisa menemani mu untuk sekedar bercerita"kata hikaku.

"Aku bersama bos ku, tapi kurasa dia sedang berbicara dengan temannya" hikaku menganggukkan kepalanya. Tapi perbicangan mereka tak berlangsung lama karna seseorang mendatangi nya.

"Hey hikaku" panggil seseorang dibelakang hikaku.

"Hashirama, apa kabar mu" hashirama hanya memasang senyum di wajah nya seperti mengatakan dia baik baik saja, lalu matanya menatap gadis yang bersama hikaku.

"Aku seperti mengenal mu"tanya hashirama.
"Kau Madara bukan"
Madara hanya berekspresi datar seperti tidak senang dengan kehadiran hashirama.

Melihat itu hikaku segera permisi, karna dia ada urusan dengan beberapa pengusaha lainnya.

"Dengan siapa kau kesini" tanya hashirama sambil meminum sebuah sake.

"Tidak ada hubungannya dengan mu bersama siapa aku kesini" jawab Madara.

"Lagian aku hanya bertanya saja" Madara hanya menatap malas hashirama. Membuat Madara ingin meninggalkan hashirama,namun sebelum pergi tangan madara ditahan oleh hashirama.

"Lepaskan tangan mu dari tangan ku" kata Madara dengan nada monotonnya.

" Hem kau galak sekali, padahal aku hanya ingin memperingati mu jangan berdekatan bahkan sampai berkenalan dengan lelaki hidung belang, kau pasti tau disini sangat banyak spesies seperti itu disini" Madara hanya menatap hashirama tanpa ekspresi nya.

"Itu tidak ada urusannya dengan mu, mau aku di culik bahkan jadi istri kedua pria itu pun, itu tidak ada hubungannya dengan mu" hashirama tersenyum menatap Madara.

"Kau kan nanti akan menjadi istri ku jadi kau dan aku punya hubungan" kata hashirama. Bisa hashirama lihat bahwa Madara kaget sekarang.

"Ku rasa kepala mu terbentur tembok tuan Senju" Madara menatap hashirama dengan tatapan ngerinya.

"Hahaha iyah mungkin, atau mungkin saja karna kau selalu ada dipikiran ku hahaha" Madara menebak bahwa hashirama mabuk.

"Sepertinya kau mabuk" hashirama hanya menggeleng, dia sama sekali tidak mabuk bahkan sake yang dia minum tidak terlalu banyak mana mungkin dia bisa mabuk hanya minum sedikit sake.

"Sebaiknya kau pulang saja, aku rasa kau mabuk"

"Sudah ku katakan Madara kalau aku tidak mabuk" hashirama memasang wajah kesalnya membuat Madara percaya kalau dia tidak mabuk.

"Yah terserah" kata Madara meninggal hashirama yang masih duduk di meja bar itu.
"Mau kemana kau" tanya hashirama

" Bukan urusan mu" hashirama hanya menatap punggung Madara yang mulai menjauh.

Madara menuju kamar mandi untuk merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
Saat keluar dia malah melihat sepasang kekasih tengah bercumbu di lorong kamar mandi.
" Dimana malu mereka" Madara terus berjalan tanpa mempedulikan sepasang manusia tengah bercumbu itu.

Tiba tiba Madara menjadi cemas karna bebarap pria berjalan berlawanan padanya.
Pikirannya menjadi jadi dia takut bahwa orang itu berbuat jahat padanya, tapi ternyata pria itu hanya melewati Madara.

Nafas lega dihembuskan Madara tapi itu tidak lama tiba-tiba seseorang menariknya dari belakang. Ternyata itu orang orang tadi mata Madara membulat sempurna dia takut sekarang bahkan kakinya sudah gemetaran.

"Apa mau kalian" tanya Madara

" Kau sangat cantik , bisakah kita menghabiskan malam bersama" Madara kaget dan ketakutan bahkan lidahnya keluh untuk menjawab.

Salah satu dari mereka memasukan tangannya ke dalam gaun Madara dan menyentuh pahanya.

"Jangan kurang ajar bajingan" Madara berusaha memberontak dan berusaha menjauhkan pria itu dari tubuh mungil nya.

fall in love with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang