01

102K 6K 568
                                    

Haloooooww!🙋‍♀️






"HEH?! DIJODOHIN?!"

"Na Jaemin, nggak sopan! Duduk!" tegur Siwon, Ayah dari lelaki manis bernama lengkap Na Jaemin.

Jaemin yang tadi reflek berdiri karen kaget pun kembali mendudukan dirinya di atas sofa.

"Iya, Nana bakal dijodohin sama anak temen Ayah sama Bunda. Nana mau kan?" tanya Yoona, Bunda dari Jaemin dengan lembut.

"Tapi kenapa mesti dijodohin?! Nana bisa cari pasangan hidup Nana sendiri, Bunda! Dan lagi, Nana masih kuliah. Nana belum mau nikah!" Jaemin mengeluarkan protesnya.

Lagian orangtuanya ini ada-ada saja. Ia ingin dijodohkan. Ini bukan lagi jaman Siti Nurbaya!

"Nana kan kuliahnya udah semester akhir. Dua atau tiga bulan lagi lulus. Jadi nggak apa-apa dong kalo nikah sekarang." balas Ayah Siwon.

"Bener tuh kata Ayah." Bunda Yoona menimpali. "Beberapa temen seangkatan Nana juga udah pada nikah kan. Bahkan diantara sahabat-sahabat Nana, Nana doang lohh yang belum nikah!"

"Tapi Nana belum mau nikah! Nana pengen cari uang dulu. Pengen fokus sama karir dulu." ucap Jaemin yang keukeuh tidak mau dijodohkan.

"Nikah itu bukan berarti Nana nggak bisa berkarir kok. Sehabis nikah dan lulus kuliah, kan Nana bisa kerja dan cari uang yang banyak. Nikah itu bukan penghalang, sayang." balas Ayah Siwon.

"Nggak tau ah, Yah. Pusing. Aku mau berangkat ke kampus."

"Nanti jangan pulang telat ya. Jam 7 malem kita bakal makan malem bareng calon suami kamu dan keluarganya." pesan Bunda Yoona.

Jaemin bergidik jijik. Apaan tadi?! Calon suami?! Ew!

"Ya ya. Liat aja nanti. Nana berangkat. Bye!"

.

.

.

"LEE JENO ANJINGGGGGG!!!"

Jaemin berteriak sekencang-kencangnya membuat beberapa orang menoleh ke arahnya. Penyebabnya adalah karena seseorang bernama Lee Jeno. Musuhnya sejak SMA itu dengan sengaja menyenggol bahunya dengan keras membuat Americono yang di berada di tangan Jaemin tumpah.

Dan yang lebih bikin kesal, kopi Americano itu baru saja ia beli di Starbucks depan kampus dan SAMA SEKALI BELUM DIMINUM!" :(((

"Eh maaf ya. Lagian lo punya badan kecil banget sih, kan jadi nggak keliatan." balas Jeno tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"ANJING! GUE NGGAK MAU TAU POKOKNYA GANTIIN AMERICANO GUE YANG TUMPAH!"

Jeno berdecih pelan. "Berapa sih harganya? Sepuluh ribu? Dua puluh ribu?"

"Biji lo ada sepuluh! Heh meki, asal lo tau ya, harga satu starbucks itu bisa 50 ribu. Bahkan lebih!" balas Jaemin dengan menggebu-gebu.

"Alah, pasti itu kopis serbuk 3000an kan? Terus habis diseduh lo masukin ke gelas sbux. Ngaku deh lo?!" tuduh Jeno.

"SEMBARANGAN KALO NGOMONG SI ANJING!" balas Jaemin membantah tuduhan Jeno.

"Aduh! Udah lah, Jaem. Gue duluan ya. Temen-temen gue udah nunggu. Bye!"

"HEH?! GANTIIN AMERICANO GUE, LEE JENO!"

"Itu lo lap aja pake kain. Terus peres lagi deh ke gelas. Gampang kan? Dah ya. Bye!"

"ANJING?!"

.

.

.

"Tuh liat, baru masuk udah cemberut. Nggak ada akhlaknya banget." sindir Haechan begitu melihat sahabatnya masuk ke dalam kelas dengan raut ditekuk.

"Kenapa lagi sih, Na?" tanya Seungmin kepo.

Jaemin tak menjawab. Ia malah di kursinya dan membanting tasnya ke atas meja. Dan suara dari bantingan tas itu membuat Renjun, sahabat mereka yang duduk tepat di sebelah Jaemin terbangun dari tidurnya.

"AW! SAKIT, NJUN!" Jaemin memekik kesakitan begitu Renjun menarik telinganya dengan kuat.

"Gue lagi enak-enak tidur, tapi lo malah bikin gue kebangun. Akhlakless banget lo ya!" omel Renjun.

Di antara mereka berempat, Renjun memang terkenal sebagai yang paling galak.

"Ampun, Jun. Gue nggak maksud. Aaa!"

Karena kasihan Renjun pun melepaskan tangannya dari telinga Jaemin. Lelaki mungil itu kembali duduk di kursinya dengan wajah bete.

"Nana lagi sad. Injun jangan angry-angry gitu dong." bujuk Jaemin dengan mengeluarkan sedikit aegyo.

Wajah bete Renjun seketika berubah menjadi raut penasaran. "Lo sad kenapa?"

"Kalo gue cerita kalian janji jangan bilang ke siapa-siapa ya. Ini cuma rahasia kita berempat." ucap Jaemin.

"Ya ya, janji!" balas Renjun, Haechan, dan Seungmin dengan kompak. Giliran ketumpahan teh aja cepet!

"Sini-sini, deketan!" Jaemin membuat gesture agar ketiga sahabatnya mendekat ke arah. Langsung saja ketiga lelaki manis itu merapatkan diri pada Jaemin.

"Jadi gini...

....Gue mau......dijodohin."

Jaemin berucap dengan suara yang makin mengecil di akhir.

"HAH?! DIJODOHIN?!" seru Renjun, Haechan, dan Seungmin kaget.

Jaemin melihat ke sekitarnya dan melotot panik. Ia mengisyaratkan ketiga sahabatnya untuk tidak berisik.

"Ups! Gue lupa." Haechan menutup mulutnya dengan satu tangan. "Jadi lo beneran mau dijodohin, Na? Serius?"

"Iya gue serius. Tadi pagi ayah sama bunda bilang soal ini ke gue." jawab Jaemin.

"Terus lo mau?" tanya Renjun kali ini.

"Ck, jelas nggak mau lah. Tapi kan lo tau Ayah sama Bunda gue nggak bisa dibantah. Gue nggak mau ngecewain mereka berdua juga." jawab Jaemin lesu.

Reflek Renjun, Haechan, dan Seungmin mengusap-usap surai biru Jaemin dengan lembut.

"Nana, gimana kalo yang mau dijodohin sama lo itu om-om? Perutnya buncit, palanya botak, terus--

TUK!

"ADUH! Sakit, Echan!" Seungmin mengaduh kesakitan begitu Haechan menjitak dahinya.

Haechan memelototi Seungmin dan memberikan kode agar Seungmin tidak bicara asal. Seungmin yang sadar pun langsung menutup mulutnya.

"Nana, tenang aja. Ayah sama Bunda lo pasti tau apa yang terbaik buat kok. Orangtua nggak mungkin ngejerumusin anaknya sendiri kan. Apalagi lo anak satu-satunya dan yang paling disayang. So, Nana tenang aja ya!" ucap Seungmin.

Alhamdulillah, udah bener dia setelah dijitak Haechan:)

"Hiks...Huee..." bukannya tenang, Jaemin malah nangis kencang dan berhambur ke pelukan Renjun.

"HEH?!KOK NANGIS?!" seru Renjun panik.

"Bener kata Umin. Gimana kalo gue dijodohin sama om-om. Perutnya buncit, palanya botak, cabul, terus galak juga. Nanti Nana diomelin terus. Dilarang keluar rumah. Nanti kita nggak bisa main bareng lagi. HUAAAA!"

"Na--

"HUWEEE! NGGAK MAU DIJODOHIN! HUHU!"

Siapapun tolong bantu Renjun, Haechan, dan Seungmin untuk menenangkan kelinci besar yang sedang menangis ini!

Tbc...

Next or unpub?

HATE TO BE LOVE (Nomin)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang