28

32.2K 2.6K 175
                                    

Waktu berjalan dengan cepat. Kini usia Jisung sudah beranjak dua tahun. Buah hati Jeno dan Jaemin itu kini sudah bisa bicara dengan lancar. Hanya nada cadelnya saja yang masih kentara.

Kini keluarga kecil itu akan pergi berlibur ke Jepang, sekaligus merayakan ulang tahun pernikahan Jeno dan Jaemin yang ketiga tahun.

Masih ingat kan tentang resolusi Jaemin yang ingin liburan bertiga bersama suami dan anaknya? Hari ini resolusi Jaemin itu akan tercapai.

"Anak Buna tampan banget sih," puji Jaemin setelah selesai memakaikan Jisung pakaian. Ia menciumi si balita dengan gemas.

Jisung terkikik kecil seraya menjauhkan wajah sang Buna menggunakan tangan kecilnya.

"Sayang, udah siap?" tanya Jeno yang baru selesai memasukan koper ke dalam bagasi mobil.

"Ayahh!"

Belum sempat Jaemin menjawab, tapi Jisung sudah lebih dulu memekik memanggil Jeno. Ia mengulurkan tangan, meminta digendong oleh Ayahnya.

Jeno tersenyum lebar hingga kedua matanya ikut tersenyum. Lalu dengan senang hati ia mengangkat sang anak ke dalam gendongannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi yang mana itu membuat Jisung tertawa kegirangan.

"Jen, jangan tinggi-tinggi nanti anak kamu jatuh!" tegur Jaemin.

"Iya, sayang," balas Jeno. "Udah siap semua kan? Ayo berangkat sekarang aja!"

"Udah dong. Ayo kita berangkat!" seru Jaemin semangat. "Eh, sini Jisung aku aja yang gendong."

Jaemin ingin mengambil Jisung dari gendongan Jeno, tapi si balita menolak dan malah mempererat pelukannya di leher sang Ayah.

"Mau Ayah."

"Udah nggak apa-apa, Na. Jisung sama aku aja," ucap Jeno.

"Ya udah deh."

"Jisung siap nggak?"

"Siap, Ayah!"

"Okay! Lets go!"

"ASTAGA YA TUHAN, LEE JENO!" Jaemin berseru kencang begitu Jeno menggendong Jisung di bahunya lalu berlari keluar. Dengan cepat ia berlari menyusul dua kesayangannya itu.

"Mau berangkat sekarang, Tuan?" tanya Pak Slamet --supir keluarga Lee yang saat ini ditugaskan mengantar Jeno dan Jaemin ke bandara.

"Iya, Pa. Kita berangkat sekarang," balas Jeno.

Semuanya pun masuk ke dalam mobil. Pak Slamet di kursi pengemudi, sedangkan Jeno, Jaemin, dan Jisung di kursi tengah. Tak lama Pak Slamet pun mulai melajukan mobil dengan kecepatan sedang.

"Kamu tuh ya, Jen. Kalo tadi anak kamu jatuh ngejeledak ke lantai gimana?!" omel Jaemin dengan wajah sebal.

"Tenang aja, sayang. Jisung nggak bakal jatuh kok, kan aku kuat," balas Jeno diiringi dengan kekehan. "Ya kan, Baby?"

Seolah paham dengan apa yang diucapkan Ayahnya, Jisung pun mengangguk dengan semangat.

"Dasar anak Ayah!" Jaemin mencibir. "Udah ah, Buna males. Jisung nggak bakal Buna kasih nen lagi."

Melihat Bunanya merajuk dan diancam tidak dikasih nen lagi, Jisung pun peka. Ia mengulurkan tangannya pada Jaemin, meminta digendong oleh sang Buna dengan wajah yang memelas.

"Buna..."

Jaemin yang melihat itu tertawa, Jisung menggemaskan sekali. Langsung saja ia membawa Jisung ke pangkuannya dan menciumi wajah sang anak dengan gemas.

"Nen, Buna.." Jisung berucap seraya menarik-narik kaos Jaemin.

"Masalah nen aja kamu cepet." Jaemin mencibir. Tapi walaupun begitu ia tetap menyingkap kaosnya di bagian dada dan mengarahkan mulut Jisung ke putingnya yang mana langsung dihisap kuat oleh si balita.

HATE TO BE LOVE (Nomin)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang