[02] SWEET DEVIL

3K 303 2
                                    

Waktu sudah menunjukan jam istirahat. Biasanya naruto sudah berada di posisi paling depan antrian kantin. Karena sebagian orang langsung menuruti jika naruto ingin deluan memesan makanan.

Namun beda hari ini. Sosok di takuti di sekolah itu seperti tidak punya energi. Dan itu membuat orang bertanya-tanya kemana kah sosok naruto si ganas itu?

Yang di lakukan naruto hanya duduk di meja kantin dengan minuman es jeruk menemani jam istirahatnya. Bahkan dia hari ini tidak peduli dengan siswa-siswa melihatinya dengan tatapan takut. Bahkan ada sampai putar balik tidak jadi ke kantin. Dan keadaan kantin pun lumayan agak sepi karena keberadaan naruto disana.

Acara lamunan naruto seketika buyar. Tiba-tiba tangan yang ia gunakan untuk menangkup pipinya di tarik oleh seseorang. Sampai-sampai dagunya terbentur keras dengan meja kantin.

"Lo mau gua penggal kib!!" Ancamnya. Setelah mengetahui siapa yang melakukan perbuatan iseng ini selain para sahabat lacnatnya.

Semua siswa yang mendengar teriakan naruto langsung bergidik ngeri. Bahkan ada yang berhamburan lari keluar dari kantin karena saking takutnya dengan naruto.

"Dia masih sehat." Kiba memberikan nyecengiran pada ketiga sahabatnya. Ia mengira kalau naruto kesambet atau sakit karena sejak tadi terdiam.

"Mau akamaru gue botakin lagi bulunya!!" Ancam naruto kembali. Kiba meneguk ludahnya dengan kasar. Tidak seharusnya dirinya main-main pada lelaki temperamen itu, karena ancaman naruto tidak pernah main-main.

Ia masih ingat dulu bagaimana rupa anjing kesayangannya menjadi botak setengah badannya. Karena sudah menjahili naruto yaitu hanya menyembunyikan sepatu kesayangannya di dalam toren sekolah.

"Bercanda lah. Kaya gak tahu aja kalau gue suka bercanda." Nyalinya seketika menciut jika naruto sudah berada di titik amarahnya.

Demi anjing kesayangan dan juga sayang diri sendiri. Kiba rela harus menjatuhkan harga dirinya sesama lelaki.

Ketiga lelaki itu sudah duduk berhadapan dengan meja naruto. Enggan ikut campur dengan masalah sepele yang mereka berdua buat-buat.

"Disini sepi. Itu karena dirimu naruto." Senyuman aneh sai membuat naruto sendiri muak melihatnya. Bisa-bisa dia menyalahkan dirinya kalau kantin sepi karena ulahnya.

"Maksud lo gue pembawa sial hah?!!" Dengusnya sebal.

Kiba memutar bola matanya bosan. Ia memilih mengalihkan pandangannya ketempat lain. Ketimbang harus melihat emosi naruto yang sering kali meledak. "Mulai lagi ..." Gumamnya.

Shikamaru terlihat tidak peduli itu. Menurutnya sangat menguntungkan naruto ada disini. Dirinya bisa tertidur dengan nyaman tanpa terusik siapapun.

"Terimakasihlah pada naruto. Karena dia gue bisa tidur nyaman tanpa terganggu siapapun." Setelah menguap cukup panjang. Ia melipat kedua tangannya di atas meja kantin dan tiduran di atas tangannya sebagai bantalan.

"Maunya dia." Cibir kiba.

Pemuda raven itu yang sedari terdiam. Kini dia menyodorkan cup ramen dan memberikannya kepada naruto.

Naruto mengeriyit heran. "Gue gak minta di beliin ramen teme." Ia mengambil cup ramen itu lalu membukanya. Aromanya dari ramen itu sangat menyeruak di hidungnya membuat dirinya ingin menghambiskannya cepat-cepat.

"kalau gue kesini dulu pasti lo nyuruh gue beliin ramen. 'kan?" Sasuke bisa menebak itu. Kalau naruto selalu menyuruhnya jika sedang keadaan tidak mood. Maka dari itu ia insiatif membelikan ramen itu.

"Serasa babu lo anjir." Tambahnya. Naruto tidak mendengar ocehan itu. Lebih fokus menghabiskan cup ramennya.

Kiba melirik ke naruto. Yang ia ingat tadi naruto seperti tidak ada selera untuk menyantap ramen. Tahu-tahu tinggal sisa kuah ramennya saja.

"Maniak ramen." Gumamnya kembali. Salah satu metode mengumpat kiba tanpa kena imbasnya. Yaitu dengan bergumam sakecil mungkin.

"Kau sepertinya sedang ada masalah naruto?" Tanya sai masih menggunakan senyum anehnya.

"Iya. Apa temperamen mu makin memburuk?" Timpal sasuke ikut menanyakan kabar dari sahabat kecilnya itu. 

"Bukan memburuk. Tetapi membaik." Jawabnya. Mereka bertiga menatap naruto serius. Sebuah keajaiban bukan naruto berhasil sembuh dari temperamennya.

Bahkan shikamaru yang awalnya sangat mengantuk tiba-tiba terlihat segar mendengar sahabat pirangnya akan sembuh dari penyakit keturunannya.

Sedangkan kiba banyak-banyak memanjatkan puji syukur. Karena sudah menyembuhkan naruto dari temperamennya. Mulai saat ini dirinya bisa tenang memberikan umpatan untuk naruto tanpa terkena omelan ataupun ancamannya.

"Serius?! Udah ketemu obatnya?" Seringai senang naruto tampakan. Gadis itulah obat untuk penyakitnya atau bisa di bilang yang berasil mendetak kan jantungnya.

"Ini lebih bagus lagi dari sekedar obat teme." Ia menyenderkan tubuhnya di penahan kursi. Wajah gadis itu tiba-tiba terlintas di pikirannya. Membawa dirinya kembali pada kejadian kemarin.

Ketiga pemuda itu saling menatap satu sama lain lalu menatap heran pada naruto. Sudah bertahun-tahun baru kali ini melihat naruto yang di sebut-sebut seorang devil bisa tersenyum selebar itu.

Kiba bergidik ngeri rasanya dirinya ingin menjauh dari naruto. Menjadi naruto si pemarah sudah cukup waras baginya namun menjadi naruto si murah senyum. Cukup aneh dan menyeramkan.

"Dia sudah setres." Sai mengangguk setuju. "Itu ... Naruto bukan sih?" Tanya shikamaru yang bahkan menganggap naruto seperti bukan dirinya yang asli.

Beda dengan sasuke. Dia akhirnya bisa bernafas lega naruto perlahan sembuh dari temperamennya. Masa bodo dengan obat-obatan atau apapun itu yang terpenting adalah sahabat pirangnya tersembuhkan.



.




Tadi pagi: 07.00

Sebuah mobil sedan menuruni seseorang di depan gerbang Konoha high school. Seorang gadis lah yang baru saja keluar dari mobil itu.

Lavendernya menatap kawasan sekolah barunya. Alasan dirinya pindah karena sekolah lamanya sangatlah jauh dari rumah maupun perusahaan keluarga. Membuat seluruh keluarganya tidak bisa mengantarkan dan menjemput dirinya di sekolah lamanya disana.

Terlebih lagi jalan menuju sekolah lamanya di beritakan banyak orang tertimpa insiden seperti perampokan, jambret dan pemalakan karena para preman yang sering kali berkeliaran di kawasan itu.

Lalu seorang pria cantik keluar dari mobil sedan itu. "Bagaimana tentang sekolah baru mu. Hinata?" Tanya nya pada sang adik. Dengan begini sangat memudahkan dirinya mengantar jemput adiknya karena jalan menuju perusahaan searah dan dekat.

Gadis bernama hinata memajukan bibirnya beberapa senti. Betapa kesalnya dirinya tiba-tiba suruh pindah sekolah padahal hanya butuh beberapa bulan lagi dia akan lulus dan langsung menempus kedunia perkampusan.

"Neji-Nii Sangat tanggung pindah sekarang. Beberapa bulan lagi aku ujian lalu lulus. Tidak perlu sampai pindah seperti ini!" Protesnya. Dengan begini dirinya mengulang kembali merakit persahabatan dengan orang-orang baru.

"Apa nyawa mu dan keselamatan mu tanggung untuk di biarkan?" Hinata terdiam. Sangat tidak mudah menyahuti ucapan kakaknya yang terdengar posesif

"Baiklah Neji-Nii menang!" Pasrah sudah. Sadari dulu memang tidak pernah menang dari neji. Apalagi itu menyangkut kepribadian hinata sendiri.

"Yaudah aku masuk dulu." Hinata jalan begitu memasuki kawasan sekolah barunya. "Belajar yang rajin jangan malas-malas. Atau aku bilangin tou-sama lo!"

Hinata membalikan badannya kebelakang. Menatap neji dengan tatapan musuh. "Tou-sama gk bakalan hukum aku karena aku selalu dapet nila A+!"

Neji tertawa geli. sangat menyenangkan sekali menjahili adiknya di tambah hinata orangnya yang sangat cerewet dan aktif. Sangat cocok sekali di jadikan bahan jahili.

Sweet Devil ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang