[26] SWEET DEVIL

1.1K 105 6
                                    

Hari ini Hinata libur jadwal kuliahnya. Yang kebetulan Ino pun sama libur dengannya. Selama mereka lulus Hinata, Sakura dan Ino berkerja sembari kuliah. Sakura yang sibuk dengab praktek menjadi seorang bidan di salah satu rumah sakit di tokyo, Hinata yang membuka  usaha butik kecil-kecilan yang berawal dari iseng dan berakhir banyak peminatnya yang menginginkan rancangan baju darinya. Di tambah Hinata bisa belajar banyak dari Khusina karena Khusina sendiri adalah seorang disainer yang sudah berpengalaman. Sedangkan Ino, Wanita pirang itu memilih membuka toko bunga yang sudah di waris kan dari keluarga yamanaka secara turun temurun dan berakhir jatuh di tangan Ino.

Dan kebetulan sekali Hinata dan Ino mengantarkan bunga dan baju ketempat yang sama. Dengan begitu mereka menuju ketempat konsumen secara bersama-sama.

Hinata sedikit waswas melihat cara Ino mengendarai mobil. Karena itu akan menimbulkan bunga yang ada di dalam bekasi berantakan kemana-mana jika Ino ngebut-ngebut dalam membawa mobilnya.

"Ino-san pelan-pelan, nanti bunga mu berantakan." Ujar Hinata memperingati.

Sepertinya percuma saja, Ino tetap mentap lurus kedepan. Dengan lihai dia menyelip di antara mobil yang menghalanginya. Hinata memegang kuat-kuat sabuk tangannya, ia tidak mau sampai mati muda karena Ino membawa mobil ugal-ugalan.

"Jarak tokyo ke nagoya itu lumayan jauh, kita harus cepat-cepat kesana karena pengantinnya menunggu baju mu dan juga bunga ku."

"Yaa... Tapi jangan cepat-cepat juga dong, acaranya mulai 4 jam lagi! Ingat 4 jam lagi ino-san!! Aku tidak mau mati!!"

"Hahah... Biar cepat." Sahut Ino dengan tawa mengerikan.

"Dia bukan sahabatku!" Batin Hinata.


***

Sesuai dugaan Hinata, acara pernikahan nya sangat masih lama di selenggarakan. Ia membantu Ino untuk menuruni bunganya yang di dalam begasi mobil dan mulai menatanya di seluruh tempat, terutama Hinata harus membantu Ino merias kamar pengantin untuk malam pertama mereka.

Ino sibuk menata bunga-bunga di sisi kamar sedangkan Hinata menabur kelopak mawa di atas kasur mereka. "Ne, Hinata." Panggil Ino di sela-sela menata.

"Hm?"

"Bayangkan ini kamar mu dan Naruto nanti saat malam pertama kalian." Ucapan Ino sukses membuat wajah Hinata memerah. Hal hasil mengingatkan kembali kegiatan panasnya bersama Naruto sebelum kepergiannya ke london.

"Iee.. Kenapa disini pun kau berfikiran mesum Ino-san!"

"Hahah bercanda, apakah kamu membayangkannya tadi?" Goda Ino kembali.

Spontan Hinata menggeleng, walaupun pikiran nya tadi sempat terlewat. "Ten-tentu tidak! Mana mungkin aku berfikiran kotor seperti itu."

"Permisi." seseorang membuka pintu kamar membuat Ino dan Hinata melihat mengarahnya.

"Iya?" Sahut Hinata.

"Hinata-san, anda boleh memberikan gaun nya. Silakan sudah di tunggu di ruang make up, di sebelah sana."

"Oh sudah ya, Ino-san aku pergi dulu ya. Nanti aku kemari lagi untuk membantumu."

"Urusan ku mah gampang, sudah sana selesaikan tugasmu dulu."

"Baiklah." Hinata jalan seiringan dengan salah satu kerabat dari mempelai wanitanya. Lalu sampai dimana ruangan calon pengantin wanita itu berada.

"Aku juga turut senang, tebayo!"

Langkahnya mulai ragu untuk memasuki ruangan itu. Pendengaran yang salah atau memang Hinata sedang memikirkan Naruto. Barusan pendengarannya mendengar suara Naruto di dalam sana.

Sweet Devil ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang