Masih belum terima dengan keputusan yang dibuat oleh satu pihak hanya karena kesalahan dari wanita sendiri. Harusnya di hari minggu ini tidak ada yang namanya pernikahan. Apalagi keduanya belum betul kenal jauh. Mereka bertemu tanpa sengaja di satu mall.
Karin, wanita yang berdiri dengan senyum yang menghiasi wajahnya ini tidak bisa untuk menjerit keras dalam hati. Pikirnya bagaimana bisa, dia menikah dengan salah satu Pak Ceo yang ada di kantornya. Bertemu secara langsung saja cuma saat rapat kantor, mana tahu Pak Ceo ini tahu keberadaan Karin. Ditambah dirinya ini mengutuk dalam hati, teman sekantor yang mengajak dirinya untuk menonton sudah membuatnya menikah di hari ini.
Mari kita flashback sedikit.
***
Seminggu yang lalu pada hari sabtu itu. Karin sudah memiliki janji pada salah satu teman kantornya yaitu Mba Indah. Mba Indah inilah yang buat Karin harus menunggu di depan lobby. Memang janjian awal itu keduanya memilih lobby dasar untuk tunggu.
Karin yang sampai duluan harus menunggu Mba Indah lebih dulu. Lama menunggu, dari arah yang sama mata Karin tak sengaja menatap sosok pria yang ia ingat betul sebagai mantan pacarnya.
Ingin kabur tapi apa daya, mantan pacarnya yaitu Arya sudah lebih dulu menghadap.
"Hei Karin. Lagi tunggu siapa kamu?" Tanya Arya setelah berada di depan Karin.
"Kepo kamu ya. Mau tunggu siapa aja bukan urusan kamu." Ketus Karin.
"Cuma tanya doang. Judes banget kamu, Rin. Nanti cantiknya ilang loh. Yuk, sambil tunggu aku temenin ya."
Karin yang melihat tingkat Arya buat dirinya menjijik sendiri. Ada aja ya, pria yang pede abis di depannya.
"Dih, ga perlu. Sana kamu pergi aja. Sesuai sama tujuan awal kamu. Jangan sampe aku teriak karena kamu buat aku ga nyaman."
"Ck, masa sama mantan sendiri gitu. Niat aku baik loh,
mau temenin kamu, sambil ngobrol sedikit."Ets, jangan salah ya. Mantan Karin ini buaya darat banget. Karin menyesal sendiri udah mau dijadiin pacarnya. Dulu itu, Karin putus dari Arya karena Arya ketahuan oleh Karin selingkuh di SPBU dekat dari kantor Karin.
Apa Arya ga ada malunya ya. Karin mergokin Arya yang membonceng selingkuhannya itu dengan berpelukan. Baru saat gilirannya isi bensin baru selingkuhannya itu turun dari motor.
Karin yang liat dari jauh saja, udah mau mual duluan. Ko ada ya menebar kemesraan di tempat umum, apa lagi di SPBU yang isinya itu rame dan ngantri.
" Pergi sana Arya. Jangan buat aku kesel." ya bener, Karin udah marah beneran. Karena sikap Arya yang buat dirinya ga nyaman.
"Hmm, aku tetep disini."
Arya mengambil posisi disebelah Karin.Akh, kesal sekali rasanya. Arya memang betul keras kepala.
"Hmm, kamu udah punya pacar, Rin?" Tanya Arya.
Karin yang ditanya, langsung menghadap Arya dengan refleks yang baik, ia melihat dari sudut pandangnya ada sosok lelaki yang lewat dan menarik untuk mendekat ke arah Karin.
"Ihh, sayang kamu lama banget sih. Liat nih ada buaya yang gangguin aku. Usir dong." Ucap Karin pada sosok didepannya.
"Owh, ini pacar kamu,Rin? Yaudah aku tinggal dulu."
Ahh, cukup bagus pikir Karin menarik pria yang lewat. Dengan begitu Arya tak ada mengganggu dan pergi.Balik ke arah pria tadi. Karin menundukkan badan sambil meminta maaf.
"Aduh mas, maaf. Saya tarik masnya tanpa sengaja. Saya bener maaf mas. Tadi itu mantan pacar saya, kurang kerjaan emang. Maaf ya mas, mas udah bantu saya juga buat ngusir dia hehe. " Diakhir kalimat 'mas' Karin berdiri tegak untuk melihat siapa pria yang ia tarik ini. Karena ya bener, Karin ga sadar dengan wajah yang ada didepannya.
Saat mata ini melihat, Karin kaget. "Lah ko Pak Devan sih."
"Eh Pak Devan." Kaget Karin setelah mengamati betul wajah pria yang berdiri tegak di depannya.
"Jadi saya ini pacar kamu? Oke, ikut saya." Tangan Karin di tarik oleh Pak Devan ke dalam mall.
"Aduh pak, saya minta maaf. Bener saya ga liat wajah bapak tadi itu. Saya langsung ngomong aja biar itu buaya pergi. Duh pak, jangan tarik - tarik sakit nih." Ucap Karin tak terima.
Masih dalam tarikan, Pak Devan menarik Karin lebih jauh lagi. Naik ke lantai dua dan masuk ke dalam toko perhiasan.
"Loh pak, jangan kesini. Kalo bapak mau minta ganti jangan ini lah pak. Ga cukup uang saya, buat beliin perhiasan yang bapak mau. Yuk, pulang yuk pak. " Karin udah mau sigap aja untuk bawa Pak Devan balik. Tapi tangannya udah ditarik lagi untuk masuk ke dalam toko.
"Tolong carikan saya cincin untuk pernikahan yang terbaru." Ucap Pak Devan pada salah satu pegawai toko yang menghampiri keduanya.
"Cincin pernikahan buat siapa pak?" Tanya Karin penasaran.
"Hmm, buat kita."
Kaget!. Cincin pernikahan buat kita? Telinga Karin yang belum di korek apa Pak Devan yang salah ngomong.
"Buat kita gimana sih pak. Ga ngerti saya nih."
"Iya buat kita nikah. Untuk minggu depan."
Tampang Pak Devan yang bicara ini, tidak bisa dikatakan bohong.Benar, sepertinya Karin akan menikah dengan Pak Devan sang Pak Ceo yang ada di kantonya.
***
"Terimakasih." Ucap sesosok sebelah Karin. Karin yang mendengar, langsung memiringkan badan.
"Terimakasih untuk apa?" Tanya Karin.
"Terimakasih udah mau menikah dengan saya."
Ya, mau bagaimana lagi. Memang sudah takdir ya harus diterima. Karin juga menerima dengan ikhlas pernikahan ini, walaupun tidak tahu kedepannya bagiamana.
"Iya Mas Devan."
°°°°°
Halo guys, ini visual Devan sama Karin. Untuk selera bisa disesuaikan ya. Aku cuma kasih gambaran aja untuk visual.
1. Devan Bachtiar Dewanda
2. Karin Zazifah Putri
Kedepannya akan ada tambahan visual yang lainnya jadi sampe jumpa lagi ya.Jangan lupa like dan komennya ya hehhee
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
°Marriage°
Fanfiction"Terimakasih." Ucap sesosok sebelah Karin. Karin yang mendengar, langsung memiringkan badan. "Terimakasih untuk apa?" Tanya Karin. "Terimakasih udah mau menikah dengan saya." Ya, mau bagaimana lagi. Memang sudah takdir ya harus diterima. Karin jug...