Part 3

14 1 0
                                    

Paginya Devan sudah siap dengan setelan jas berwarna hitam di padukan dasi. Dirinya sudah siap untuk bersih - bersih dari jam 04.30 yang lalu. Saat dirinya masuk ke kamar untuk mandi pun, Karin masih pulas dalam tidurnya. Mau membangunkan juga tidak enak.

Barulah, saat jam sudah menunjukkan pukul 05.30 ini. Devan memberanikan diri untuk membangunkan Karin.

"Rin, bangun." Suara Devan sambil menggoyang pelan badan Karin. Karin tak ada respon sama sekali.
Digoyangkan lagi "Karin, bangun udah telat kamu."

Barulah Karin sudah membuka matanya. Devan menjauhkan badannya dari Karin, untuk mengaca pada kaca besar dekat kasur.

"Jarak rumah ke kantor 1 jam. Kalo kamu ga mau bareng saya. Saya tinggal sekarang." Ucap Davin dikala membenarkan posisi dasinya.

Karin yang masih dalam kondisi setengah sadar, malah ngebleng.
"Kenapa? Coba ulangin, aku ga denger.", Ucap Karin. Dirinya bangun dari kasur untuk berdiri di dekat Devan.

"Jarak rumah ke kantor butuh waktu 1 jam. Kalo kamu mau berangkat sendiri gapapa. Hmm, kalo kamu berangkat sendiri disini susah untuk cari taksi atau taksi online. " Jelas Devan yang berbicara.

"Lah ko gitu. Aku harus berangkat sama kamu dong? Nanti kalo ada yang tau gimana? Aku ga mau ah. Kamu ga ada motor atau mobil lagi apa, biar aku berangkat sendiri aja."

Seperti biasanya, Karin udah biasa ke kantor untuk naik mobil atau motor tergantung kedua kendaraan itu siapa duluan yang bawa oleh papahnya.

"Ga ada, adanya sepeda mau?" Terang Devan sambil tertawa garing.

"Ih masa sepeda sih. Gempor yang ada. Yaudah aku bareng kamu, tungguin aku loh. Jangan ditinggal." Karin buru - buru untuk masuk ke kamar mandi, tanpa mendengar balasan dari Devan.

Devan melihat tingkah Karin sudah merasa gemas sendiri. Istrinya memang lucu. Devan memang tidak salah sudah mengistrikan Karin.

"Aku tunggu di bawah, 10 menit ga kebawah aku tinggal kamu." Ucap keras Devan.

Karin yang baru membuka baju mendengar suara Devan, langsung mempercepat tindakan untuk mandi.
Dirinya ga mau untuk telat.

8 menit kemudian...

Karin sudah siap dengan tampilan untuk ke kantor. Dirinya ga ada waktu untuk make up, cuma ala kadarnya memakai bedak dan pelembab bibir. Turun ke bawah dan melihat Devan duduk sambil mainkan handphone di ruang tamun.

Devan mendengar suara kaki dari Karin melihat Karin untuk ke arahnya. Dimatikan handphonenya berdiri dan keluar dari rumah.  Diikuti oleh Karin yang berada di belakangnya.

Masuk ke dalam mobil. Karin duduk di sebelah Devan, rasa canggung sudah dari tadi ia rasakan. Tangannya yang gantel ingin sekali untuk membuka isi tasnya yang ada blush on. Mengaca dari kaca mobil bisa dilihat wajah Karin kurang pas jika tak pakai blush on.

"Mas, saya izin pake blush on ya. Muka saya jelek nih ga ada merah merahnya." Ucap Karin. Tangannya udah ia masukan untuk mengambil blush on.

"Hmm. Jangan merah merah jadi ondel ondel kamu." Ucap Devan.

Karin melirik Devan tak suka "Masa suami sendiri bilang istrinya ondel ondel parah banget."

"Kalo bukan ondel - ondel apa dong?" Tanya Devan.

"Ya, Karin lah. Aku kan manusia yang bernama Karin Hahahaa" Tawa Karin.

"Ditanya malah ketawa, aneh kamu."

"Ga ada yang aneh mas. Mas aja yang aneh"

Selesai memakaikan blush on. Karin merapikan sendiri susunan rambut. Sambil matanya melirik Devan yang ada disebelahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

°Marriage°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang