1. Landing In Indonesia

111 6 6
                                    

'Para penumpang yang terhormat, sesaat lagi kita akan mendarat di Bandar Udara internasional Jakarta SOEKARNO-HATTA, perbedaan waktu antara Berlin dan Jakarta adalah 5 jam. Kami persilahkan kepada anda untuk kembali ke tempat duduk anda masing-masing, menegakan sandaran kursi, menutup dan mengunci meja-meja kecil yang masih terbuka di hadapan anda, dan mengencangkan sabuk pengaman. Akhirnya kami seluruh awak pesawat Garuda Indonesia di bawah pimpinan kapten Jos Sudarso mengucapkan terima kasih telah terbang bersama kami, dan sampai jumpa di lain penerbangan lain waktu. Terima kasih.'

Seorang pria keluar dari GI Dengan coolnya. Sepasang kacamata hitam dan Earpod-nya bertengger di Hidung dan lehernya.

Ia melirik sekitar. Seketika ia tersenyum. Bukan, ini bukan karena ia Jetlag. Tapi dia telah membayangkan seseorang yang akan ia jemput di sini.

Dengan hanya bermodalkan Ransel, Uang, Dan beberapa pakaian. Ia nekat datang kesini.

'Aku pasti bakalan nemuin kamu' Janjinya dalam hati.

Tiba-tiba handphone-nya berbunyi. Ia berhenti sejenak untuk melihat siapa yang menelponnya.

" Hallo. Dad, ich bin es in Indonesien. Ja, ich möchte meinen Verlobten zu erfüllen. All Right " ( Halo. Ayah, aku di Indonesia. Ya, Aku ingin bertemu tunangan ku. Baiklah )

Bruk!

Setelah ia menelpon ayahnya, ia terkejut saat ia menabrak seseorang.

" Tut mir leid, die Dame " (Maaf, Nona) Ucap Febrian dengan nada bersalah.

"Shhh... Eumm... What do you say?"

"oh-shit. I'm sorry ms " Rutuk Febrian

"don't call me ms. Please call me Athaya. Your name? "

Febri tersenyum dan menggapai tangan itu.

"Namaku Febrian."

"Wow ternyata kamu bisa berbahasa Indonesia juga ya? hehehe " Athaya terkekeh.

"Ayaa!" Seseorang memanggil nama Athaya dengan keras.

"Ezraa!" Athaya melambaikan tangannya.

"Oh yaa... Feb, Deluan ya."

Febri tersenyum menanggapinya. Febrian merupakan anak dari salah satu pemilik perusahaan terkenal di Jerman. Ayahnya Orang berlin dan ibu-nya sendiri orang Indonesia. Makanya ia bisa sedikit-sedikit berbahasa Indonesia.

--------

Febri membantingkan tubuhnya dikasur. Ia baru saja chek in di salah satu hotel. Ia akan menginap di hotel ini. Ia melirik jam tangannya, Waktu sekarang menunjukkan Jam 18.37 WIB ia mendesah. Biasanya jam segini ia harus makan, Kalo tidak maag-nya akan kambuh.

Saat ia keluar dari kamar hotel tanpa sengaja ia menabrak punggung seseorang yang kamarnya tepat depan kamar hotel Febrian.

"Aduh" Ringis seseorang. "Kamu? Feb-febian?"

Febrian hanya terkekeh pelan. Sudah dua kali ia menabrak wanita bernama Athaya ini tanpa sengaja.

"Apakah saya harus mengenalkan nama saya lagi? btw nama saya Febrian"

"Eh? Hehehe maaf mas Febrian. Aku orangnya pelupa dan ceroboh" Athaya terkekeh dan Melirik sebuah pintu yang tadi ditutup oleh Febrian.

"Mas tinggal di kamar ini?" Febrian hanya mengangguk dan tersenyum.

"As you see"

Tiba-tiba handphone Athaya berbunyi segera ia mengangkatnya.

"Yes Ez, wait. Aku turun!" Athaya mematikan ponselnya dengan kesal.

"Mas Feb. Aku deluan yaa..." Saat Athaya melangkah tiba-tiba ia berbalik arah. "Oh iya Mas Feb, Boleh kita jadi teman?"

Febrian mengangguk "Sure"

Senyum Athaya mengembang.

"Danke, Eh satu lagi, please jangan bicara dengan ku menggunakan bahasa formal seperti Saya-Anda, Ngomongnya pake Aku-Kamu aja ya. Soalnya aku juga agak gak nyaman pake kata Gue-Elo."

"Baiklah..." Ucap Febrian.

"Sip! i have to go. Good bye. Eh no. I mean, See you!"

Febrian hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Ia baru pertama kali bertemu dengan wanita seperti ini.

Kryukk

Bulu kuduk febrian meremang. Kayaknya ia harus segera mencari tempat makan, Sebelun lambungnya memberontak dan perutnya sakit.

TBC...

Alur baru yeayy! berharap ada yang suka sama cerita ini. Masih kecil, Baru dan belum berpengalaman makanya ceritan ini abal-abal sekali dan bahasanya ancur wkwkwk. Aku disini cuman nyari pengalaman. Maaf kalo ada typo, atau bahasa yang tidak nyambung. Mungkin dalam bahasa Jerman dan inggrisnya ada yang keliru? Boleh kok dikritik. Dengan senang hati aku nerimanya. Apalagi kalo kritiknya membangun.

Kiss:*

Bima, 16 Maret 2015

Copyrighy by ©D.

Heartbeat [Coming Soon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang