Prolog

105 36 5
                                    

Special for someone's birthday. True story!! Be wise in choosing stories to read. Don't be tempted to blaspheme. Don't be blasphemed!! do not like? Please go :)
.
.
.
.
.
.........
.
.
.
GREY













"GOALL!!!"

"ARGGHH!!"

"ANJING!!"

Pekikan senang juga raungan kekesalan terdengar bersahut-sahutan di sebuah lapangan bola di dekat taman kota. Sangat berisik!

"Kok bisa menang? Satu lagi loh dan harusnya kita yang menang!"

Mikey berteriak frustasi, teman-temannya sudah berbaring kesal di lapangan tanpa beralaskan apapun. Sial sekali, skor sama itu harus di akhiri dengan menangnya tim lawan.

Pertandingan itu bukan pertandingan dunia, tapi begitu memalukan saat harus kalah dari musuh bebuyutan yang selama ini berlagak sangat jago di depan Mikey dan teman-teman nya. Mikey hanya kecolongan satu dan semuanya membuatnya harus menahan malu Karna sudah kalah.

"Lo Anjing!! Ngapain juga gerak ke kiri udah tau bola mengarah ke kanan!"

Win berteriak kuat, menghantam kerah baju Thine lalu mendorong tubuh lelaki itu kuat. Mikey menghela nafas, dirinya mengambil baju yang tadi sudah di lepas karena sangat kesal. Mikey lalu melangkah pergi menjauh, namun sebelum benar-benar pergi, sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Mau kemana Lo pecundang?!?"

Tubuh Mikey berbalik, menoleh dengan wajah datar tepat di wajah pongah Yuggi yang saat ini mendekati Mikey.

"Perjanjian tetap perjanjian, Lo harus ikutin dong. Atau Lo mau daerah ini jadi milik kita?"

Mikey tersenyum hingga matanya tertutup "Gue ingat kok. Sekarang bilang, gue harus apa?"

"Liat!!" Jari telunjuk Yuggi mengarah pada sesosok gadis yang tengah duduk dengan senyum merekah, menatap kearah lapangan. Sebelah tangan Yuggi merangkul Mikey sok akrab "Itu cewek buta, Lo jadiin deh pacar Lo selama dua bulan"

"Kalau lo gak bawa-bawa cewek, gak senang ya?" Mikey melepas rangkulan tangan Yuggi dari pundaknya. "Deal! Tapi jangan ganggu cewek itu dan jangan ganggu gue!" Senyum Mikey kembali tercipta.

Sebuah anggukan pasti dari Yuggi membawa langkah Mikey mendekat pada gadis yang tadi Yuggi tunjuk.

Setelah sampai didepan gadis itu, Mikey terdiam. Jarak mereka hanya beberapa langkah, sesuatu menghantui fikirannya. Sekarang setelah melihat dengan jelas, Mikey merasa harus membatalkan perjanjiannya dengan Yuggi. Namun sebelum itu, gadis itu menghentikan langkahnya, iya! Gadis itu menghentikannya

"Kau siapa?"

Suara pelan itu menghentikan gerak tubuh Mikey yang akan berbalik pergi.

"Aku?" Tunjuk Mikey pada dirinya sendiri.

Gadis itu mengangguk.

Mikey terdiam. Bukankah gadis itu buta? Bukankah tadi Yuggi bilang gadis itu buta? Lalu mengapa gadis itu bisa melihatnya?

"Kau bisa melihat?"
Mikey terbengong. Untuk pertama kalinya Ia merasa sangat bodoh. Harusnya memang Ia tidak percaya pada Yuggi.

"Aku memang buta"

Jawaban itu membuat Mikey terdiam lalu mengangguk mengerti. Pasti! Pasti gadis itu mendengar langkah kakinya. Itu kemungkinan terbesar yang tidak bisa di ragukan.

"Kenapa? Kau, ada apa denganmu?"
Suaranya kembali menghentikan Fikiran-fikiran Mikey terhadap gadis itu. Senyum Mikey mengembang lagi, kemudian kepalanya menggeleng, menjawab pertanyaan gadis itu, walau Ia tau bahwa gadis itu tidak bisa melihat gelengannya.

"Aku Mikey dan siapa namamu?"

Gadis itu tersenyum, berdiri dari duduknya lalu mendekat kearah Mikey tanpa kesulitan.

"Namaku Grey, senang berkenalan denganmu"






















































To be continued

GREY [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang