Impressed

51 27 6
                                    

Aku hanya bisa melihat satu warna dan setelah bertemu denganmu aku bisa melihat dua warna, namun bersamamu semua warna telah aku rasakan.
.
.
.
.
.
.
.
.
GREY








Mikey berlari pelan menghampiri sesosok gadis buta yang dua hari lalu menjadi hukuman buatnya. Seperti yang sudah di beri tahu olehnya, hari ini mereka ada jadwal latihan bola. Benar saja, gadis itu saat ini duduk disana, bahkan sebelum Mikey dan kawan-kawan datang.

Belum apa-apa Mikey sudah merasa bersalah, keringat yang ada di kening gadis itu seperti menandakan bahwa Ia sudah berada cukup lama disana, sialnya Mikey lupa memberitahu jam berapa mereka mulai latihan.

"Mikey?"

Hah! Mikey terpaksa semakin mendekat saat gadis itu menyadari kehadirannya. Kembali lagi, katanya buta, kenapa? Kenapa gadis itu tau jika itu dirinya?

"Kau jujur saja, sebenarnya tidak buta kan?"

Duduk di sebelah Grey, Mikey menghadapkan tubuhnya kearah gadis itu.

"Duduk menghadap satu posisi Karna takut salah arah, namun tetap salah arah. Memasang ekspresi sebahagia mungkin dan yang terakhir selalu di abaikan. Apa itu cukup untuk menjawab semuanya?"

Mikey terperangah, senyum pahit tercipta di bibirnya. Benar juga, siapa yang mau jadi orang buta, belum lagi nantinya orang-orang akan menghujat mereka. Sialan! Apa Mikey sudah keterlaluan?

"Aku punya mimpi untuk di gapai, orang bilang semua ini bukanlah halangan, apa itu benar?"

"Aku tidak tau" Mikey menegakkan tubuhnya lalu berputar menghadap kearah lapangan di mana teman-temannya sedang melakukan pemanasan.

"Tapi aku butuh jawabannya Mikey"

Mikey tidak menjawab, fikirannya berperang mencoba menyusun kalimat untuk menjawab pertanyaan si gadis buta yang sudah membuatnya merasa bersalah terlalu sering.

"Aku tidak tau" Jawabnya kemudian di selingi helaan nafas pasrah.

"Mengapa?" Grey mendesak

"Karna setiap orang memiliki ketahanan yang berbeda, mungkin?"

"Kau tidak yakin ya?"

Mikey kembali diam. Sebenarnya berada di dekat gadis ini adalah bunuh diri, mengapa? Karna didalam otaknya hanya ada pertanyaan yang kadang tidak terfikir atau sudah di abaikan oleh Mikey. Haruskah Mikey menolak hukuman ini dan memberi daerah ini sebagai gantinya?

Itu pilihan tepat sepertinya!

Tapi tidak! Mikey harus mencoba dulu, siapa tau gadis itu sebenarnya punya perasaan pada Mikey, maka jalannya akan sedikit mudah walau nantinya Mikey akan meninggalkannya.

"Mikey tau? Orang-orang mungkin berusaha tapi tetap saja takdir kita yang pilih. Terkadang orang yang sudah berada di atas dan menjadi panutan, berbicara sembarangan dengan merendahkan orang sepertiku"

Grey bergerak mengambil bola yang di tendang salah satu teman Mikey dan berguling lalu berhenti tepat di bawah kaki Grey. Tangannya bergetar, kata Mikey suatu saat Ia akan di ajak bermain bola.

GREY [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang