Part 5 : Suprise

31 2 1
                                    

"Zee udah sampai" Ujar Ricky saat mereka tiba di halaman rumah Zee.

Menyadari bahwa mereka sudah sampai ditujuan, Zee segera turun dari motor dengan wajah memelas. Jika bukan Ricky mungkin malam ini dia tidak akan pulang dan akan bermalam lagi di rumah Visha.

"Gue takut Rick".

"Everything gonna be okey Zee" Ucap Ricky pelan sambil memegang kedua pundah Zee. "Zee dengerin saya ! Saya tau hari-hari kamu terasa berat karna ada begitu banyak masalah yang harus kamu pikul sendiri tapi kamu gadis yang kuat, buktinya kamu masih bisa bertahan hingga saat ini dan kamu mampu melewati semuanya".
Ricky menarik Zee ke dalam dekapannya, memeluk gadis kecil di hadapannya yang terlihat kuat namun nyatanya begitu rapuh. "Kamu enggak perlu takut lagi Zee karna saya akan selalu ada di samping kamu. Saya tidak akan membiarkan kamu sendirian, itu janji saya ke kamu Zee".

Setiap ucapan yang keluar dan mulut Ricky selalu berhasil membuat Zee merasa tenang. Dia berharap Ricky akan selalu menepati janjinya dan tak akan pergi kemana-mana.

Pelan-pelan Ricky melepas pelukannya dari Zee kemudian menghapus air mata yang menetes di pipi gadis itu "Yaudah sekarang kamu masuk, bersih-bersih lalu langsung istirahat ya".

Zee mengangguk " Lo pulangnya hati-hati ya".
"Iya Zee. Oh iya, besok pulang sekolah saya jemput ya".

Tanpa basa basi Zee langsung mengangguk setuju dengan begitu semangat.  "Yaudah sekarang kamu masuk gih" Perintah Ricky sambil mengelus kepala Zee. "Selamat malam anak cantik".

"Selamat malam juga Rick".

Ricky pergi setelah memastikan Zee benar-benar sudah masuk ke dalam rumah. Mungkin ia takut kejadian seperti kemarin terjadi lagi. Soal kedua orang tuanya Zee yang ribut, bibik bilang Ardhan tidak jadi pergi setelah Farhan mengatakan bahwa Farhan tidak akan memilih keduanya begitu juga Zee yang tidak akan Farhan izinkan untuk ikut dengan siapapun. Kejadian kemarin membuat Zee merasa senang dan sedih, sedih karna lagi-lagi orang tuanya ribut bahkan hampir pisah tapi dia juga senang karna ternyata Farhan masih sangat peduli padanya. Selama ini ia kira abangnya sudah tidak peduli padanya bahkan menganggapnya tidak ada namun ternyata dugaan Zee salah, Farhan masih abang kesayangannya yang dulu.

***

Bel masuk baru saja berdering tapi sebagian anak masih berada yang di luar kelas bahkan ada juga yang sedang di kantin. Jam pertama kosong karna guru-guru sedang rapat di majelis.
Di sudut kelas X MIPA 1 ada Sera yang sedang sibuk menyatok rambutnya. Tidak perlu heran karna itu sudah menjadi hal rutin yang Sera lakukan di kelas. Baginya sekolah sudah seperti rumah keduanya sehingga dia bisa nyatok, ngeroll rambut, dan maskeran sesuka hatinya bahkan dia pernah mandi dan keramas saat jam istirahat. Memang sih toilet di sekolah ini sangat bersih tapi manusia normal mana coba yang mandi dan keramas di sekolah ?.
Berbeda dengan teman-temannya yang lain, Zweitson lebih memilih membaca buku untuk mengisi waktu kosong walaupun sesekali ia dijahili oleh Visha yang duduk di sebelahnya. 

"Ada yang ngeliat jepit rambut gue yang warna pink ga ?" Pekik Sera pada sahabat-sahabatnya namun tak mendapat respon apapun.

Karna tidak ada yang menjawab, Sera berjalan mendekat ke arah meja ketiga sahabatnya dan menggerutu karna ketiga sahabatnya tidak merespon pertanyaan tadi.

"Woii penyembah batu, gue lagi ngomong sama lo bertiga" Ucap Sera kesal.

"Enggak tau Sera. Lain kali dipasangin CCTV coba supaya kalo hilang gampang carinya" Balas Visha dengan cepat membuat Sera merengut kesal.

"Son, bantu nyariin jepit rambut gue dong. Gue enggak bisa nyatok nih".

"Lo enggak liat gue lagi ngapain ?" Tanya Zweitson yang terlihat serius dengan buku yang sedang ia baca.

Un1ty : éternelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang