Chapter 1

108 11 1
                                    

🍁THE LAST DAY &
THE LAST CHANCE🍁
.
.
.
POV SAKURA

"Hahh..." Aku menghela nafas pelan. Sejak satu jam yang lalu aku tak berhenti mondar-mandir di ruang tamu sambil menggigit jari jempolku. Sesekali aku melihat jam tanganku. Sudah pukul 03.00 malam dan kecemesanku semakin menjadi-jadi.

"Sasuke... Dimana kau..." gumamku cemas. Seharusnya dia sudah pulang saat jam 8 tadi. Tapi entah mengapa hari ini dia kembali terlambat pulang.

"Sasuke... Kumohon, pulanglah..." gumamku semakin cemas. Aku takut dia kenapa-napa dan pikiran buruk mulai menghantui pikiranku.

"Tidak!! Tidak mungkin!! Aku yakin dia pasti kembali..." gumamku berusaha meyakinkan diriku sendiri.

"Sakura?"

Seseorang memanggilku dari arah tangga lantai satu. Aku sempat tersentak kaget, kemudian menoleh kebelakang melihat siapa yang memanggilku. Ternyata kaa-sanku, ada apa dia bangun tengah malam begini?

"Ah... Ya, kaa-san. Apa kaa-san belum tidur?" sapaku tersenyum hangat sekaligus bertanya.

"Hahh... Aku terbangun karena ada suara berisik dan ternyata kau pelakunya," jawab kaa-sanku sinis. Aku hanya menanggapinya dengan senyum lebarku.

"Ahaha, maafkan aku. Aku hanya menunggu Sasuke yang belum pulang sejak tadi," ujarku semabri tertawa renyah.

"Cih, sudah berapa kali kaa-san bilang, kau tidak usah menunggunya. Palingan dia sekarang sedang tidur di rumah Karin."

Mata tajam itu menatapku sinis dan kembali lagi kata-katanya membuatku kembali rapuh. Aku menunduk sejenak dan mencoba kembali tersenyum.

"Sudahlah...Tidak ada gunanya kau menunggu Sasuke, yang ada di hati Sasuke hanya Karin. Kembali tidur, aku tidak ingin kau membuat alasan lain karena tidak bisa membersihkan rumah," ketusnya dan kembali ke kamarnya yang berada di lantai dua.

"..."

Tidak ada yang bisa aku katakan. Aku hanya tertunduk diam dan mengingat kembali ucapannya beberapa menit yang lalu. Itu selalu yang dikatakannya. Argh... Aku benar-benar kesal sekaligus kecewa.

Aku mengusap airmata yang ada dipipiku. Tidak, aku tidak boleh menangis. Bagaimana pun caranya, suatu saat dia pasti melihatku, barang sedetikpun.

'Ceklek'

Suara pintu rumah dibuka, seseorang yang kutunggu kini membawa tasnya dan menatapku dingin. Rambutnya kusut, dua kancing kemejanya terbuka bagian atas.

"Ah, Sasuke-kun. Kau sudah pulang, mengapa ka--"

"Hn, bawakan tasku." Sasuke langsung memutuskan ucapanku dan melempar tasnya ke arahku. Dia berjalan menuju kamar kami yang ada dilantai dua. Aku menatapnya sendu dari belakang dan mengikutinya menuju lantai dua.

......

'Creshhh, cresshh'

Suara sower terdengar dari arah kamar mandi. Aku duduk dipinggir ranjang sembari melijat foto pernikahan kami. Sudah lima tahun kami berumahtangga dan sayangnya tidak ada perubahan. Sasuke tetap bersikap dingin dan kasar kepadaku.

Tou-sanku, Kizahi Haruno menjodohkanku dengan salah satu kerabat dekatnya dari keluarga Uchiha. Aku menerimanya secara terpaksa walau nii-chanku, Sasori selalu menghalangi.

Karena pada dasarnya, Sasuke sudah menjalin hubungan dua tahun terakhir dengan wanita itu dan sampai sekarang dia masih berhubungan dengan kakak angkatku, Karin.

Dan sialnya kaa-sanku lebih memilih Sasuke bersama Karin. Menurutnya aku hanya pembawa masalah dalam keluargaku. Setiap tahun tidak ada kata bahagia, yang ada hanya kata-kata kasar yang selalu keluar dari bibir tipisnya.

THE LAST DAY & THE LAST CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang