prolog part2

21 2 4
                                    

Di tengah gelapnya kota. di pinggiran gang yuntes terlihat seorang bocah sedang berusaha membuka lobang selokan di permukaan ia membuka nya dengan perlahan supaya warga di sana tidak dengar.

"Kleng...kleng...kleng" suara besi yg bergesekan dengan aspal. ia terlihat berhasil membukanya..sambil menengok kanan menengok kiri ia mengatakan "huft...untung saja tidak ada orang" dengan nada lega Ia pun masuk kedalam selokan itu dan lalu menutup nya lagi.

Udara yg sesak, pencahayaan yg redup, bau yg tidak sedap bahkan binatang binatang seperti , tikus, kecoa, lalat bahkan kelabang mengelilingi tempat itu. wajar saja ia saat ini  berada di bawah pembuangan air warga kota

Dengan wajah tersenyum bahagia, dan hati yg gembira seakan senyumnya menutupi sakit yg ia terima. Dia pun berjalan di lorong lorong pembuangan tersebut.terlihat matanya yg bewarna biru langit menatap terus menerus kearah roti yg ia curi

Dan Sampailah di tempat yg ia tuju.... Dan ternyata tempat itu...

sempit, kumuh, banyak binatang , dan bau yg sangggat tidak sedap.itu lah yg akan terlintas pertama kali di pikiran kita saat melihat tempat itu. TAPI tidak dengan bocah ini menurut dia itu ada lah tempat paling nyaman di dunia, tempat ia berlindung, tempat berteduh di kala hujan, tempat ia sembunyikan makanan hasil curian dari pedagang kota, dan satu.... satunya tempat untuk dia pulang.

"Aku pulanggg...😁😁😁" sambut bocah tadi

"Hari ini aku membawa roti yg cukup besar loh" ucap bocah itu ke temannya

"WAHHH... terima kasih kaaa rotinya yuk kita makan sama sama" ucap pauper dengan mata berkilap kilap, bibir yg pucat, dan perut yg bebunyi nyaring...

Melihat pau yg sudah menunggu ia lama, rivel pun meminta maaf kepada pau

"Maaf ya pau sudah buat kamu menunggu lama, tadi ada masalah dikit hehehe, yuk kita makan" ucap rivel yg sedang memotek roti curiannya

Mereka duduk dan makan bersama-sama.... Bunyi tetesan air dari atas kota, suara serangga yg beterbangan di sekitar mereka seakan menjadi irama yg membuat mereka tenang dikala mereka sedang beristirahat.
Saat mereka makan terjadi beberapa percakapan serius antara rivel dan pauper

Pauper: ka bagaimana kau bisa mendapatkan roti ini apa kau mencuri lagi?

Rivel: ng-ngak,  kaka tidak mencurinya. tadi kaka bekerja cukup giat jadi bisa membeli ini untuk kita

Pauper: apa kaka serius kaka tidak berbohong kan?

Rivel: i-iya tenang aja ini halal kok 😅

Pauper: hmm ya sudah maafin aku ya ka semenjak waktu itu kaka jadi kerepotan karna aku, kaka selalu pulang dengan lengan berdarah dengkul yg memar dan baju yg sangat kotor😣 dan aku JANJI BAKAL MEMBALAS KAKA SUATU HARI NANTI!

Rivel: sudah sepatutnya bukan.. kita menolang orang yg sedang kesulitan jadi jangan di pikirkan ya"

Pauper: "janji yah ka kita bakal bersama selama lamanya"

Rivel: "iya pasti aku berjanji"
Jawab rivel dengan mata yg berkaca kaca dan bibir yg tersenyum lebar

Di tengah percakapan mereka mendenger suara bising dari pintu masuk persembunyian mereka..

"Druk...druk...druk...cepat cari mereka!!" Terdenger suara lantang prajurit yg sudah menemukan tempat persembunyian mereka ternyata mereka berbohong sudah menghentikan pencarian suapaya rivel terkecoh

" pau apa kau mendengar sesuatu?" ucap rivel dengan berfokus mendengar kan nya

" iya ka aku mendengarnya  apa jangan jangan???!!" jawab pau dengan mata yg curiga dan menatap rivel dan tidak lama...

the red dayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang