#02 Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi

0 0 0
                                    

Hi. Baby!
Call me Fita
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Comment, vote dan share ya

Happy reading

**

"Alja!?" panggil Dandi saat melihat Alja memasuki pintu kantin.

Saat ini D'gengs (Dandi, Danu, Allen dan Tona) keempat most wanted sekaligus pentolan SMA Cellion Jakarta kini tengah duduk di kursi paling pojok bertuliskan D'gengs di setiap kursinya.

"Apaan?" Alja datang duduk menghampiri mereka.

"Duduk sini aja ratunya D'gengs biar aa' Ton Ton yang jaga", ajak Tona mengelap kursi di sampingnya.

"Gua nyaman di samping Allen!" titah Alja menyuap cilok berwarna merah tersebut.
Tona mencurutkan bibirnya sat Alja menolak ajakannya.

"Dan! Lo gak marah Alja duduk di samping Allen?" tanya Tona mencoba mengadu domba.

"Dia juga di samping gua" balas Dandi.

"WOI BARA!?" panggil Danu pada murid berkulit putih dan tinggi.

Bara yang merasa namanya di panggil menghampiri lima orang yang tengah asik makan.

"Duduk sini ae" ajak Tona menepuk kusri yang sebelumnya dia lap untuk Alja.

Bara mengangguk lalu duduk di samping Tona, dia terfokus pada Alja yang tengah kepedasan memakan benda bulat berwarna merah.

Cantik!- batin Bara menatap Alja.

"Jijik!" sindir Bara langsung di tatap kelimanya.

"Alja! Lo kalo makan belepotan kayak anak 5 tahun", ujar Dandi mengelap sudut bibir Alja menggunakan tisu.

"Makasih!" ucap Alja.

"Nih!" Alja berbalik saat Allen menyorodorkan minuman soda dingin padanya.

"Thanks All!" ucap Alja meneguk habis minumannya.

Ia meneguk sekaleng soda dengan kasar membuat beberapa tetes air menjalin pada leher mulus Alja. Hal itu tak luput dari perhatian kelimanya, termasuk Bara yang meneguk ludahnya kasar.

"Gua pengen jadi airnya!" ucap Danu tidak berkedip pada leher jenjang Alja.

Srett...

"Eh... Apaan lo?" Alja terkejut saat tiba-tiba Bara menariknya keluar dari kantin.

"Mau di bawa kemana si Alja?"

**

"Ck!" Bara berdecak saat tangannya di gigit oleh Alja, gadis ini benar-benar kasar.

"Ngapain lo bawa gua ke sini?" bentak Alje menatap tajam Bara.

"Bersihin leher lo!" perintah Bara memberi beberapa helai tisu yang sempat dia ambil saat menarik Alja.

"Bersihin!" rengek Alja mendongkakan kepalnya pada Bara.

"Bersihin sendiri!" bantah Bara.

Alja memutar bola matanya melas, ia merampas tisu dari tangan Bara dan membaringkan lehernya. Bara yang melihat Alja kesusahan membersihkan lehernya Marasa geram, pasalnya air soda di lehernya tidak terkena tisu.

"Manja!" ujar Bara meraih tangan Alja dan mengarahkannya pada Air soda yang tersisa.

Deg...

Alja terkejut melihat kedekatan wajahnya dan Bara, mata elang milik Bara menatapnya dalam. Ada kehangatan yang ia lihat di balik sifat dinginnya. Alja tersenyum mengamati wajah bara dan beralih pada bibir yang sedikit tebal milik Bara.

"Gak usah mesum di sekolah!" larang Bara ketika dia sadar Alja memperhatikan bibirnya.

"Kalo di rumah boleh?" tanya Alja polos.

"Shitt.. lepas!" Bara menyeringit saat jari mungil Alja menyentuh bibir miliknya.

"Gua cowok normal, jangan bikin gua hilang akal" Alja tertawa melihat wajah tersiksa milik Bara.

"Lo juga mesum!"

**

"Bara!? lo pindahan dari mana sih?" tanya Alja.

"Bandung!" jawab Bara singkat.
Saat ini mereka masih berada di rootop, Alja duduk di lantai berhadapan dengan Bara.

Mereka saling menatap hangat, tidak lebih tepatnya Alja sedangkan Bara menatap dingin gadis di depannya.

"Lo tau kenapa nama gua Alja gak?" tanya Alja tapi Bara hanya menggeleng.

"Itu kerena lo!" ucap Alja tersenyum manis, Bata mengangkat sebelah alisnya kebingungan.

"Lo tau Muhammad bin Musa al-Khawarizmi?" tanya Alja lagi.

"Siapa?" tanya Bara balik.

"Beliau adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia", jelas Alja.

"Terus?" tanya Bara meminta kelanjutan.

" Algoritma, dalam Bahasa Inggris yang dii ambil dari kata Algorismi pelatinan dari nama Al-Khawarizmi lalu di serap dalam bahasa Spanyol yaitu Guarismo dan Portugis Algarismo", jelas Alja semakin membuat bara kebingungan.

"Dan Aljabar di ambil dari kata Al-jabr, yang tercantum dalam buku Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi yang berjudul 'al-Kitab al-mukhtasar fi hisab Al-jabr wal-muqabala' tahun 820 M", jelasnya lagi membuat Bara terdiam mencoba menyerap kata-kata Alja.

"Hubungannya sama gua?" tanya Bara semakin bingung.

"Yang arti singkatnya kelengkapan dan menyeimbangkan" jawab Alja.

"Gua makin bingung", ketus Bara.

"Ck! Ganteng-ganteng bodoh!" Aula berdecak, mengapa dia tidak peka sama sekali.

"Jelasin sebelum gua lempar lo kebawah!" perintah Bara membuat Alja merinding.

"Itu ibarat lo yang di takdirkan jadi pelengkap kehidupan gua dan gua yang jadi penyeimbang kehidupan lo" jelas Alja tersenyum hangat.

"Najis!!"

**

"Lo diapain aja sama Bara?" tanya Dandi khawatir.

"Lo gak di grepe-grepe kan Ja? Segel Lo aman kan?" tanya Tona sembarangan.

Buggh...

Buggh...

Buggh...

Buggh...

Buggh...

Yang biasanya hanya tiga atau empat pukulan yang Tona dapatkan saat mulutnya susah di kontrol, kini menjadi lima oleh pukulan Bara.

"Bunuh aja gua, di gebukin mulu", kesal Tona pada kelima orang di sekelilingnya.

"Lo kira gua apa di grepe-grepe aman kulkas kayak dia?" celetuk Alja menatap tajam Tona.

"Gua juga najis grepe-grepe dia!" ketus Bara meninggalkan mereka beberapa langkah.

Mereka berlima terdiam tidak mengerti dengan maksud Bara. Hingga Bara menghentikan langkahnya lalu berbalik ke belakang, dia menatap datar Alja.

"Datar!"

"Anjing lo Bar!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aljabar (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang