KITA BELUM USAI [ON GOING]

Chapter 8

Kita hanyalah sepasang insan yang saling menyakiti,dengan alasan enggan untuk kembali
.
.
.
.

Happy Reading!
Typo berteberan

Pagi ini siswa dan siswi dikejutkan dengan kedatangan pria tampan disekolahnya
Ketampanannya bak artis korea
Sangat tampan dan memesona

Baru saja para siswi mau caper kepria itu,tapi mereka urungkan kala melihat pria tampan itu menghampiri gadis yang bernama farah
Mereka terlihat sangat dekat dan akrab
Ada hubungan apa dengan keduanya?
Yah setidaknya itulah yang difikirkan para siswi dan Rasen

Para siswa dan siswi terus memperhatikan langkah pria itu
Tak terkecuali Rasen dan Bima

Keduanya nampak berbincang sambil berjalan,sesekali mereka tertawa,dan sesekali pria itu curi-curi pandang kearah farah
Sampai akhirnya mereka berpisah
Karna pria itu berbelok kekelas IPA1
Sedangkan farah terus berjalan
Hingga menuju kelasnya,yaitu IPA5

Hal ini langsung jadi gosip terhangat
Bagi Masyarakat SMA Taruna

Skip

Meja farah kini dikerumuni oleh teman kelasnya,dan ada juga beberapa dari kakak kelasnya
Mereka semua kepo dengan yang tadi

Mereka terus saja melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat farah semakin pusing
Pertanyaan mereka tak ada hentinya

"Cowok ganteng tadi siapa namanya?"

"Eh,dia pacar lo yah?"

"Lo kok bisa dekat sih sama dia?"

"Lo kalo mandi pake kembang apa?"

"Pasang susuk dimana lo?"

"Anjir serakah amat lo,lo kan udah punya Rasen,jadi mending siganteng tadi buat gue aja"

Farah mengusap dadanya
Untung sabar,dan soleha anaknya pak ahmed
Eh gak deh,farah cuman bercanda yah pak ahmed dan soleha
"Namanya fatalan"dari sekian banyaknya pertanyaan hanya 1 yang dijawab oleh Farah
Mana mungkin dia menjawab semuanya,nanti bisa-bisa rahasia kecantikannya terbongkar hehe
Btw farah mau kasih tau kepembaca aja tempat pasang susuk yang bagus
Itu ditempat mbah janto yah
Kalau masalah kembangnya sih,farah mandinya pake kembang 7rupa

Saat mendengar jawaban dari farah,semuanya terlonjak kaget
Itu sicupu?

.....

Sebentar lagi jam istirahat akan dimulai,tetapi sudah ada pria yang berdiri dan bersandar didepan kelas farah
Fatalan jamkos tadi,jadi dia berisiatif untuk menjemput dan menunggu farah,agar nanti mereka bisa berjalan bersama kekantin

"Baiklah anak-anak,untuk kali ini pelajaran kita sampai disini saja,minggu depan kita akan lanjutkan materi yang tadi,jadi silahkan beristirahat"ucap guru yang bernama Dina dan langsung keluar

Saat guru itu keluar semuanya juga ikut keluar dengan saling berdesakan
Cacing diperut mereka sudah sangat lapar soalnya

Sedangkan farah?farah tidak ikut untuk berdesakan,dia akan jadi yang terakhir keluar.
Saat gilirannya sudah tiba, buru-buru gadis itu keluar
Namun saat sudah berada diluar kelas
Salah satu tangannya ditarik dari samping, sehingga membuatnya mau tidak mau,terhuyung kesamping dan berakhir dipelukan seseorang yang menariknya

Farah dapat mendengar jelas detak jantung pria ini,jantungnya berdetak dengan tempo yang sangat cepat

"Lo kok lama banget sih,cacing diperut gue udah pada lapar nih"ucapnya sambil melepaskan pelukan itu dan beralih mengusap perut ratanya

Farah hanya terkekeh melihat kelakuan fatalan
Lucu, pikirnya

Dari kajauhan Rasen melihat hal itu
Dan hatinya sangat teriris,sangat sakit.
Pria itu terus saja memperhatikan farah dan fatalan,sampai mereka berdua masuk kekantin

"Kenapa lo?masih suka?"tanya gadis yang bernama sinta(sinta adalah sahabat Rasen,yang dia anggap seperti saudara sendiri)

Rasen tak menjawab pertanyaan itu
Pria itu langsung menggenggam tangan milik sinta dan mulai berjalan menuju kantin

Sinta terkejut ketika tangannya mulai ditarik"wowoi,santai dong anjir,lo gunain gue buat manas-manasin dia kan?cupu lo anjir"

"Bacot"jawabnya singkat dan dingin

"Anjir penyakitnya kambuh"
Rasen tak menanggapi lagi karna mereka berdua sudah memasuki kantin
Dan benar saja,mata farah langsung tertuju padanya
Dari sorot tatapannya itu,dapat dipastikan bahwa gadis itu tengah dilanda cemburu

Sakit Rasen,kenapa setelah kamu buat aku terbang tinggi,sekarang kamu buat aku jatuh lagi
Kenapa Rasen?kenapa?batin farah menjerit