‹-----›
"Tsum, gw pengen jadi dokter" ucap Osamu yang terduduk di rerumputan pinggir sungai jernih yang mengalir.
"Waktu itu di tanyain sama ayah, lu masih ragu" balas Atsumu yang memandang langit senja kala itu.
"Gw gak mau orang terdekat gw juga ngalamin kejadian kayak bunda"
"Telat di bawa ke rumah sakit trus ya begitu lah, gue gak mau bahas lanjutan nya" sambung Osamu.
"Udah yok pulang, kayak nya ayah udah mau pulang juga" Atsumu bangkit dari duduk nya.
Kala itu mereka masih di bangku kelas 3 SMA, mereka memikirkan sedang kemana akan melanjutkan kuliah nya.
"Aku pulang.." salam si kembar saat membuka pintu rumah.
"Sepi ya Tsum" ucap pelan Osamu melihat keadaan rumah nya yang sepi.
"Iya ya, biasa nya bunda suka nyambut kita pas pulang"
"Udah, kamu duluan mandi Sono, aku masak dulu"
"Hmm" Atsumu mengikuti perintah dari Osamu, walau sejatinya ia adalah kakak, tetapi Osamu lebih telaten dalam hal urusan rumah.
"Waa.... Sam tolong!!" Teriak Atsumu dari dalam kamar mandi.
"Ck, apaan sih ribut sendiri" risih Osamu padahal dia sedang asik menyiapkan hidangan.
Tok tok.
"Kenapa Tsum?" Osamu mengetuk pintu kamar mandi dengan Atsumu yang ribut sendiri di dalam situ.
"ADA KECOAA!!" Sahut Atsumu.
"Pake dulu baju lu"
"Udah"
"Ya udah buka ni pintu, ngapa lu kunci terus kalo gitu" Osamu mulai kesal.
"BENTAR!!!"
Kriet.
"Mana-- segitu nya lu takut sama kecoa?" Osamu melihat Kakak nya naik pada toilet duduk di situ.
"Iya, cepetan itu usir kecoa nyaa Sam" Atsumu menunjuk pada Kecoa yang terdiam di pojokan kamar mandi.
"Padahal kecoa nya diem aja, tapi malah lu ajak tawuran" dengan santai nya Osamu mengusir Kecoa itu.
"Dah, makan duluan, gantian aku yang mandi"
"Makasih dah usirin"
"Y sm-sm" jawab geram Osamu.
Sesaat kemudian ayah nya datang dengan wajah yang lelah. Osamu yang menyadari jika ayah nya sudah datang, langsung menghampiri ayah nya.
"Kok wajah ayah pucet" Nada Khawatir Osamu.
"Ayah gak papa, cuma kecapean" balas ayah nya lemas.
"Ayah langsung ke kamar aja ya, nanti Osamu bawain makanan buat ayah" ujar Osamu lagi.
"terimakasih ya Osamu" ayah pun pergi menuju kamar nya, lalu Osamu yang bersiap membawakan ayah nya makanan.
"Ayah gak boleh kecapean lagi, besok libur aja, nanti ayah sakit" Osamu sangat khawatir dengan Ayah nya, ia takut hal itu terjadi lagi, makanya dia benar-benar sangat was-was jika ada orang terdekat nya sakit.
"Iya Osamu, Atsumu dimana? Kok dia gak keliatan"
"Dia udah tidur, habis makan langsung ke kamar tadi"
"Oh begitu, kalau gitu Osamu juga cepet istirahat"
"Ayah, aku... mau masuk jurusan kedokteran boleh?"
"Boleh, ayah dukung kemauan mu nak, ayah mau anak-anak ayah sukses semua nanti, jangan sampai kamu menyerah di detik terakhir, semangat terus belajar nya, di tekuni"
"Kamu boleh bilang capek, lelah, jadi istirahat lah, tapi jangan sampai menyerah ya" jelas ayah nya lalu mengelus rambut Osamu layak nya Anak kecil.
"Kamu udah besar aja, akur terus sama kembaran mu, kalau ada masalah selesaiin bareng-bareng" lanjut nya.
"iya Ayah, Osamu balik ke kamar dulu mau tidur" izin Osamu dan beranjak pergi dari kamar sang ayah.
"Hhh... dingin" gumam Osamu terbangun dini hari.
"Hem.. masih jam 4 pagi" sebenarnya Osamu sedikit kesal, bisa-bisanya ia terbangun di dini hari.
"Ngapain ya?" Batin nya.
"Lho Atsumu.. kemana?"
Sesaat ia berdiri dari kasur nya, ia menyadari jika keberadaan kakak nya yang tidur di kasur atas sudah tidak ada.
"Ngapain?"
Pertanyaan Osamu membuat Atsumu berjengit kaget dan ia terpaku di meja makan.
"E-eh ga ngapa-ngapain" bohong Atsumu karna posisi nya saat ini membelakangi Osamu.
"Apa nya yang gak ngapa-ngapain?" Tiba-tiba saja Osamu sudah berada di samping Atsumu.
"Eemm.. aku minta pudding nya hehe"
"Nyuri itu mah, bukan minta" Osamu menopang kepala nya dengan salah satu tangan nya.
"T-terus kenapa tatapan mu horor banget sih"
"Beliin aku 5 pudding ya" senyum terpaksa sekaligus horor dari Osamu.
"Nanti duit ku abiisss"
"Wajib beliin"
"Iya deh iyaaa" akhirnya Atsumu mengalah.
"Eh kenapa bangun jam segini?" Tanya Atsumu sembari menghabiskan pudding yang tersisa.
"dingin jadi nya kebangun"
"Gak dingin-dingin amet dah, kamu sakit kali"
"Hm, enggak tuh aku gak papa"
"Mending tidur lagi aja ntar kan masuk sekolah, ambil aja selimut punya ku"
"Lah kamu?"
"Aku sih kayak nya bakal olahraga sebentar"
"Owh, ya udah kalo gitu aku pinjem" ucap nya lalu berjalan kembali ke kamarnya.
"Yaaa"
"Eh nanti kamu latihan jadi setter napaa, masa' aku terus, aku juga pengen tau kemampuan mu" ucap Atsumu sesaat sebelum sampai gym.
"Ya terserah lah" Osamu hanya mengikuti kata Atsumu.
"Hah.. hah.. hah.."
"Samu, kamu gak papa?" Tanya Atsumu melihat adik nya itu terengah-engah di tengah latihan.
"Aku... ijin.. istirahat" ucap Osamu terpotong-potong dan di pandang khawatir oleh kembaran nya.
"Sam, Lo beneran gak papa?" Khawatir Atsumu menghampiri adik nya Duduk di bench.
"Gak papa, cuma agak sesek aj--" tiba-tiba Osamu pingsan.
"OSAMU!!!"
‹-----›
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternally
Teen Fiction"cita-cita Lo jadi dokter, tapi sekarang Lo malah jadi pasien" "ga papa, mungkin emang gw lebih pantes jadi pasien nya haha" "gak,lo lebih pantes jadi dokter dan gw mau Lo sehat lagi" "geh, mimpi aja dulu" kenapa semua terjadi begitu saja... Apa cal...