ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ-6

555 59 21
                                    

‹-----›

"Dan penyerahan Mahasiswa Terbaik sekaligus Lulusan terbaik tahun ini di serahkan kepada saudara Miya Osamu. Di persilahkan kepada.."

"Miya Osamu silahkan naik ke atas panggung" suara tepukan tangan dari para hadirin menggelegar di ruangan itu.

Setelah sang dosen memberikan sebuah gulungan kertas yang menyatakan sebagai lulusan Terbaik, ia lalu menuju mic yang telah di siapkan.

Ia masih tertunduk menatap kebawah lantai, "Terimakasih.. Terimakasih telah membuat saudara saya sebagai lulusan Terbaik di tahun ini".

Para hadirin dan dosen di sana sedikit terkejut melihat seseorang itu sedikit berbeda namun tak semua.

Ya.

Dia adalah Miya Atsumu.

Ia pun melepas topi wisuda nya "Saya saudara dari Miya Osamu ingin mewakili diri nya karena.."

"Adik saya Bernama Miya Osamu telah wafat di dini hari tadi"

Seketika semua orang di sana terdiam melihat yang di atas panggung itu bukan seorang Miya Osamu.

Osamu di kenal sebagai anak yang ramah di kampus nya. Ia juga sering kali terlihat membantu teman-teman nya di saat kesulitan entah itu teman kelas nya atau yang berada di kelas sebelah.

Ia juga anak yang aktif bertanya kepada para dosen saat ia tak mengerti apa maksud dari mata kuliah yang ia pelajari, karena itu dia di kenal oleh sebagian dosen di kampus yang mengajar kelas nya.

"Dengan ini, saya hanya ingin meminta maaf jika adik saya memiliki salah kata atau perbuatan pada kalian dan untuk para dosen..."

"Saya benar-benar minta maaf, saya tidak sempat memberi tahu hal ini pada kalian--"

"Tapi bukankah kamu Osamu?" Tanya sang dosen.

"Bukan, Saya saudara kembarnya" semua nya kembali terdiam melihatnya.

Tap tap tap.

"Sam..."

"Congrats ya buat Lo" Atsumu mengusap batu nisan yang masih sangat baru bertuliskan nama Miya Osamu.

"Gw ga nyangka, ternyata Lo bisa jadi anak baik di saat lo kesakitan kayak gitu Sam"

"Lo jahat banget ya, ninggalin gw sendirian" Atsumu memperlihatkan senyuman sedih saat memandang boneka Onigiri kecil.

"Seharusnya Lo udah jadi dokter Sam"

"Kenapa malah pergi segampang itu"

"Sam, belum tidur?" Dini hari tadi Atsumu masih terjaga mengawasi nya.

"Gak bisa tidur"

"Tapi aku mau tidur sebentar aja" lanjut nya masih terbaring lemah.

"Tidur Sam, tetep aja kalo kamu sakit mesti aku suruh tidur" ucap Atsumu mengusap rambut adik nya.

"Ga usah nungguin aku sampe tidur, kebiasaan ntar kamu juga sakit" bisa-bisanya ia masih mengkhawatirkan kondisi orang lain.

Atsumu hanya menatap sendu adik satu-satunya sekaligus keluarga terakhir nya "iya Samu".

"Bagus banget ya Lo, bilang nya tidur sebentar, tapi selamanya, heh"

"Tsum, Lo harus pulang" Suna tiba-tiba datang menghampiri nya.

"Kenapa ke sini?"

"Gw ngawasin Lo dari jauh Tsum, Osamu nyuruh gw untuk ngawasin Lo beberapa kedepan, dia gak mau kalo lu ngelakuin hal aneh setelah dia ga ada"

"Sun.. gw bisa nyusul dia gak?"

Suna membelalakkan matanya, ia lupa jika Atsumu adalah seorang Apoteker. Terlihat di tangan Atsumu, beberapa pil obat.

"Atsumu Lo ga usah nekat!" Suna menarik kerah Atsumu.

"Buat apa kalo gw sendirian di sini Sun, gw udah gak punya keluarga lagi!"

"Atsumu tolong jangan melakukan hal aneh itu" seru Kita yang awal nya ingin mendatangi makam Osamu.

"Gak, gw gak mau hidup sendiri!" Suna kesal, ia membanting tubuh Atsumu ke tanah dan merunduk di depan Atsumu.

"Tsum, lo gak hidup sendirian, lo masih punya keluarga kedua lo, keluarga itu gak harus kandung Tsum"

"Tolong, tolong banget" geram Suna.

"Biarin keluarga lo tenang di sana, kalo lo kayak gini, dia gak akan maafin Lo Tsum"

"Cukup, jangan Lo pikir kayak gini cuma pake perasaan, tapi harus pake logika juga Tsum, gak bisa kalo Lo cuma mikir pake perasaan".

"Sekarang kita juga bagian dari keluarga lo Tsum" Suna menepuk pundak Atsumu.

"Bisa apa gw kalo sama keluarga kedua?"

"Gw masih sabar Tsum, jangan sampe lo bikin gw naik darah" Suna menatap tajam Atsumu.

"Atsumu, kamu pulang, tenangkan diri mu dulu, jangan di bawa emosi"

"Kak.. aku gak bisa kayak gini sendiri"

"Kamu gak sendirian dan kamu gak akan sendirian Atsumu" dengan sabar nya Kita menangani Atsumu, tidak seperti Sunarto.

"Ayo berdiri" suruh Suna memberikan tangan nya di hadapan Atsumu.

"Stop bilang kalo lo sendirian, Lo mau kan dia tenang di sana?" dan dibalas anggukan oleh Atsumu.

"Gw bersyukur dia gak ngerasain sakit lagi, tapi kenapa harus ninggalin gw?"

"Osamu pernah bilang ke gw, Lo harus jaga kesehatan trus makan nya di jaga, dia juga bilang gini"

"Sun.." panggil Osamu sedikit terkekeh.

"Kenapa lo ketawa?"

"Gw ngerasa aneh kalo Atsumu jadi perhatian trus baik" Osamu tersenyum.

"Kenapa dia nya?"

"Pft-- biasanya kan dia kerjaan nya gak bener terus gak bisa diem, kalo dia kayak gitu, gw ngerasa aneh aja" Osamu yang sedikit tertawa, di lihat aneh oleh Suna yang menemani nya "gak biasa nya dia ketawa".

"Tapi beneran, kalo kamu baik kayak gitu aneh" ucap Kita yang ikut tertawa.

"Dih! Kalo aku kerjaan nya gak bener terus, nanti semua usaha ku gak ada bener dong!" Kesal Atsumu dan lainnya hanya tertawa.

Akhirnya mereka membuat Atsumu kembali seperti biasanya.

"Maaf gw harus ninggalin lo, Lo baik-baik ya di sana" -Osamu

‹-----›

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EternallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang