📚 ∅1

1.4K 157 23
                                    

Jam kosong tanpa ada guru yang masuk untuk sekedar memberikan tugas memang hal yang paling di tunggu-tunggu setiap murid. Mereka bisa bebas melakukan apa saja selama jam kosong berlangsung.

Namun kali ini, entah kenapa jam kosong terasa membosankan untuk Jeno. Tidak ada kegiatan berarti yang bisa ia lakukan di dalam kelas. Kelasnya juga berisik akibat dari suara siswa perempuan yang berteriak heboh saat melihat idola mereka. Entah, Jeno juga tidak mengerti kenapa mereka bersikap demikian hanya karena melihat sebuah foto atau video.

Jadi, keluar dari kelas dan mencari udara segar sepertinya tidak terlalu buruk.

Kaki jenjangnya melangkah tanpa tahu tujuannya akan kemana. Jeno masih belum memikirkan tempat mana yang akan ia kunjungi di jam kosong ini. Sesekali ia akan tersenyum dan membalas sapaan jika berpapasan dengan teman satu ekskul atau satu angkatannya.

Ia berhenti di dekat tangga yang akan membawanya ke lantai empat gedung sekolah. Lantai empat terdiri dari ruangan ekskul seni lukis, seni musik, kelas dance dan perpustakaan.

Perpustakaan.

Tidak tau kenapa, tapi Jeno tiba-tiba ingin kesana. Bukan untuk membaca, hanya menumpang tidur. Hyunjin sering mengatakan jika mencari tempat ternyaman untuk tertidur selain di ruang kesehatan adalah perpustakaan. Tempatnya sunyi dan senyap, dan pendinginan ruangan disana juga bekerja dengan baik tidak seperti di kelas-kelas yang terkadang tidak bekerja dengan baik.

Hyunjin juga mengatakan kepada Jeno jika disana, aromanya juga menenangkan. Aroma dari buku-buku dan kayu yang digunakan sebagai rak untuk tempat buku juga membuat suasana lebih tenang. Jeno jadi penasaran dan ingin mencobanya. Dua tahun menjadi murid sekolah ini, Jeno belum pernah menginjakkan kakinya di perpustakaan. Oh pernah, saat akan mengambil buku paketnya. Tapi itu di perpustakaan bawah, lagi pula ia tidak masuk terlalu dalam. Hanya sebatas di meja penjaga perpustakaan.

Perpustakaan lantai empat adalah perpustakaan terkhusus untuk murid. Berbeda dengan yang berada di lantai satu yang menjadi satu dengan perpustakaan guru. Yang Jeno tahu, biasa jika ada siswa yang di hukum atau sengaja mengerjakan tugasnya selalu disana. Bukunya lebih lengkap dan tidak hanya berisi buku pelajaran saja.

Ia melangkahkan kakinya menaiki anakan tangga satu persatu. Tidak salah mencoba tidur di perpustakaan. Penjaga juga akan mengira ia akan membaca buku atau mengerjakan tugas, Jeno akan memilih tempat di pojok saja.

Ia harus berjalan setidaknya melewati tiga ruangan ekskul yang lain. Perpustakaan terletak di ujung lorong. Jeno kembali memacu langkahnya. Saat sudah tiba di depan pintu perpustakaan, tanpa menunggu lama Jeno membukanya. Benar kata hyunjin, aroma khas dari buku membuat perasaan sedikit tenang. Itu yang menyapa Jeno saat membuka pintu perpustakaan pertama kali. Selain meja penjaga dan rak-rak buku pastinya.

Penjaga bernama Kim Jennie itu melirik pada Jeno yang mulai melangkah memasuki perpustakaan. Ia mengernyitkan alisnya saat wajah Jeno terlalu asing di matanya.

"Ada yang ingin kau cari?" Tanyanya saat Jeno hanya diam setelah melangkah masuk dan melihat-lihat sekitar. Pemuda itu memutar badannya menghadap Jennie, ia tersenyum hingga matanya membentuk lengkungan serupa bulan sabit. Jennie melirik name tag yang ada di seragam anak itu.

Lee Jeno. Gumamnya dalam hati.

"Aku ingin mencari beberapa buku yang membahas tentang kimia. Dan akan membacanya disini, jika mungkin waktunya tidak cukup aku akan meminjamnya untuk dibaca di rumah." Satu kebohongan manis meluncur dari bibirnya yang masih setia tersenyum. Dii jurusannya pun, tidak ada membahas tentang pelajaran kimia.

Padahal niat sebenarnya hanya ingin tidur.

Jennie memandanginya sangsi dengan mata serupa kucingnya. Namun sedetik kemudian ia mengangguk dan mempersilahkan Jeno masuk dan memilih sendiri buku mana yang ingin dia baca.

Library •NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang