Chapter 20 | Menjalankan Misi

117 35 1
                                    

Bismillah, selamat bertugas dan jaga diri kalian! Semoga Sang Khalik selalu melimpahkan keberkahan-Nya kepada kalian semua. Lakukan misi ini dengan baik!! Dan kembalilah dengan selamat! ” ucap Jenderal Ahmed itu dengan tegas. Kedua tangannya dia silangkan ke belakang.

Seluruh pasukan Hamas mengangguk tegas. Mereka memberikan hormat kepada pria tua di depannya. “Siap, Allahu Akbar!!! ” jawab mereka semua dengan kompak.

Zayed berdiri di samping Jenderal Ahmed. Kedua mata cokelatnya menatap tajam seluruh anggota pasukan. Dirinya berdiri tegap seraya menyilangkan kedua tangannya ke belakang.

Tubuh kekarnya telah terbalut dengan seragam loreng kebanggaannya. Penutup wajah berwarna cokelat terang telah menutupi kepalanya. Senjata laras panjang terpasang di pinggang kirinya. Ransel berukuran sedang dia letakkan di belakang tubuhnya.

Matahari mulai terbenam. Langit jingga bersama beberapa bintang telah menghiasi langit. Tak berselang lama, dua mobil jep datang dari arah timur.

“Baiklah, kalian bisa berangkat sekarang! Jalankan tugas kalian dengan baik!! Lindungi orang-orang yang tidak bersalah dengan jiwa dan raga kalian!! ” perintah Jenderal Ahmed dengan lantang dan tegas.

“Siap!!! ”

Seluruh pasukan memasuki mobil tersebut. Zayed beserta 4 rekannya, memasuki mobil jep bergambar loreng. Sedangkan 5 orang lainnya, memasuki mobil jep berwarna hitam.

oOo

Zayed mengamati keadaan sekitar di balik tele Sniper nya. Kedua kakinya diluruskan. Badan depannya menumpu di atas tanah.

Dengan cepat, Zayed mengambil walkie talkie yang tergeletak di samping tubuhnya.

“Tim 1, harap menjawab.. ”

“ ..... ”

“Apakah ada yang mencurigakan? ”

“ ....... ”

“Baik, laporan diterima! Tetap pantau dengan teliti! Jika ada yang mencurigakan, segera melapor! ”

“ .... ”

Zayed menggenggam erat benda tersebut. Iris matanya kembali melihat lokasi tujuan. Sejauh ini, tidak ada yang mencurigakan.

Saat ini, Zayed berada di bagian selatan Tepi Barat. Sedangkan 4 rekannya, berada di bagian timur, barat, utara, dan tenggara.

Suara bising dari walkie talkiee itu membuat Zayed menempelkan benda tersebut ke telinganya.

“ ....... ”

Zayed menggerakkan senjatanya ke arah timur. Matanya mendekat ke dalam tele. Terlihat, dua mobil melaju dengan kecepatan sedang. Mobil tersebut berhenti dan menampakkan seorang pria tua bersama beberapa tentara Israel. Mereka berjalan menuju beberapa penduduk yang sedang berbincang di atas tikar.

Tidak berselang lama, salah satu tentara di belakang pria tua itu menodongkan senjata panjangnya di depan dahi wanita berjilbab hitam.

“Lakukan penyerangan dan selamatkan sandera!! ”

“ .... ”

Doorrr

Tentara yang menodongkan senjata di depan wanita itu telah terbujur kaku di atas tanah. Pria baya yang diketahui pemimpinnya, berteriak memerintahkan pengawal di belakangnya untuk melakukan serangan balasan.

Doorrr

Tembakan diluncurkan ke arah timur. Dimana arah peluru yang menumbangkan temannya.

Doorrr

Satu pria berpakaian loreng dengan helm pelindungnya telah bersimbah darah di atas tanah. Zayed tersenyum miring. Kemudian, berusaha membidik target selanjutnya.

Doorrr

Doorrr

Doorrr

Serangan balasan diluncurkan ke arah Zayed. Dengan cepat, Zayed menunduk. Lalu, mulai membidik lawan. Setelah tepat, jarinya mulai menarik pelatuk itu.

Doorrr

Keadaan semakin memanas. Serangan demi serangan terus dibalaskan. Tentara Israel menembak Zayed secara membabi-buta dari arah jauh. Dengan gesit, Zayed menghindar. Dan mulai berpindah tempat menuju bebatuan besar di sisi kanan dengan kedua tangan yang memegang senapan panjang.

Zayed bersandar di balik bebatuan tersebut. Dirinya berusaha mengatur nafas. Lalu, mulai mengisi peluru ke dalam senapan miliknya.

Doorrr

Suara tembakan terdengar dari arah utara. Tentara Zionis yang melihat temannya kembali tumbang, melakukan serangan balasan ke arah tersebut.

Zayed menoleh ke belakang. Terlihat, para tentara itu sudah tidak menyerangnya. Dengan cepat, Zayed berlari ke tempat semula. Dan mulai membidik lawan.

Doorrr

Kini, hanya ada 3 tentara Israel yang tersisa. Pria paruh baya itu telah melarikan diri dari medan pertempuran. Tembakan demi tembakan masih terdengar. Zayed berusaha melihat keadaan penduduk di balik tele snipernya.

Terlihat, mereka semua berhasil dievakuasi di tempat yang aman. Zayed tersenyum lega di balik penutup wajahnya.

Manik matanya mendekat ke dalam tele di senjata snipernya. Jari telujuknya telah siap menarik pelatuk itu.

Doorrr

Satu perwira Israel tumbang dengan darah di dada kirinya.

Doorrr

Doorrr

Keadaan mulai kembali seperti semula. Tenang. Peperangan dimenangkan oleh pasukan Hamas. Seluruh tentara zionis telah tumbang dengan bersimbah darah.

Zayed melebarkan senyum. Semilir angin menerpa wajahnya tertutup kain itu. Bibinya mengucapkan takbir berulang-ulang. Atas kekuasaan-Nya, pasukan Hamas kembali memenangkan pertempuran.

Allahu Akbar! ”

oOo

🇵🇸Pray For Palestina🇵🇸

Jalur Gaza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang