Penilaian

12 3 0
                                    

Tidak terasa, waktu berjalan sangat cepat. Sekarang sudah memasuki bulan september.

Anak anak sekolah dasar sudah bersiap untuk melaksanakan ujian sekolah.

"Anak anak pelajari bab 1, 2, dan 3 ya. Jangan lupa rangkuman dan catatan yang ibu beri di baca dan di pahami"

"Baik bu guru"

"Naira, kamu punya catatan bab 2 halaman 30 ga? Kalo ada aku boleh pinjem?" Tanya Farhan.

"Oo boleh boleh, nih ambil aja"

Waktu istirahat pun tiba. Para murid berhamburan untuk keluar dari kelas

Farhan keluar kelas untuk bermain bersama teman temannya.

Sedangkan Naira pergi ke perpustakaan untuk membaca buku dengan teman temannya.

"Zahra, kamu baca buku apa?" Tanya Naira kepada Zahra.

"Ini, aku baca buku hantu. Judul nya hantu di kelas ujung. Huu...." Jawab Zahra sambil menggoda Naira.

"Kamu ga takut zah, baca begituan?"

"Ngapain takut, kata ibuku kalo kita takut hantu nya malah berani sama kita. Kalo kita nya berani hantu nya yang takut sama kita. Jadi buat apa takut" jawab Zahra dengan percaya diri.

"Iya tah ga takut. Tapi tadi mau ke kamar mandi aja minta anterin" goda Naira.

"Hehehe.. kalo ke kamar mandi aku takut. Apalagi kamar mandi. Emang kamu ga tau tentang kamar mandi sekolah?" Kata Zahra.

"Udah lah. Ga usah bahas hantu. Ke kelas yuk udah mau masuk" ujar Naira yang lagak nya seperti orang ketakutan.

Tring tring....

Bel berbunyi. Semua murid masuk ke dalam kelas.

Tidak dengan kelas nya Naira dan Farhan. Mereka ada jam olahraga. Sehingga mereka semua berkumpul di lapangan sepak bola di sekolah.

"Oke anak anak, sekarang baris yang rapih, dan rentangkan tangan kalian" kata pak guru.

"Yang perempuan, silakan kalian boleh bermain lompat tali di sana, dan yang laki laki silakan bermain sepak bola. Bapak akan mengawasi kalian dari sini" lanjut pak guru.

"Baik pak!"

Anak anak pergi bermain, dan pak guru diam diam mengambil nilai. Pak guru mengamati satu persatu murid nya.

Saat melihat ke Naira, Naira sedang mendapatkan hukuman dari teman temannya. Yaitu berlari keliling lapangan. Pak guru mengamati Naira. Lama kelamaan Naira melemah dalam lari nya.

Pak guru segera menyusul Naira ke sana. "Naira, naira ga pa pa?" Tanya pak guru.

"Iya pak, aku ga papa" jawab Naira.

Para anak laki laki penasaran apa yang terjadi. Mereka pun pergi ke sana.

"Kenapa pak?"

"Naira, kecapean dia"

"Oalah, kirain kenapa" jawab farhan.

Tatapan farhan kepada Naira seperti ada rasa kasihan. Tapi jika dia membela Naira di depan teman temannya pasti dia akan di ejek oleh teman temannya.

Pelajaran pun sudah selesai. Mereka semua pergi ke dalam kelas untuk mengambil tas dan pulang.

Di depan gerbang, sudah terlihat ada ibu nya Naira yang siap menjemput nya.

"Farhan, Zahra. Kalian pulang naik apa?"
Tanya Naira.

"Oo kita berdua jalan sama temen temen yang lain, nah itu mereka" jawab farhan.

"Oo, kok ga di jemput" tanya Naira.

"Ibu aku sama ayah aku lagi kerja, jadi ga bisa jemput, kamu mau ikut jalan bareng kita ga? Seru tau" jelas Farhan.

"Hmm.. ga dulu deh. Soal nya ibu aku udah jemput" jawab Naira. Padahal dia ingin sekali pulang bersama teman temannya.

"Ya Udah, aku duluan ya" kata Naira.

"Iya, sampai jumpa lagi"

"Huh... Padahal aku ingin pulang bareng mereka, apa aku tanya ibu aja ya" kata Naira dalam hati.

"Eh... Anak ibu udah pulang" kata ibu nya naira.

"Hehehe.. iya bu. O iya bu besok boleh ga aku pulang nya jalan bareng temen temen. Ada Farhan sama Zahra juga kok" rayu Naira.

"Ya udah. Yang penting kamu hati hati ya" jawab Ibu nya naira, yang membuat Naira senang.

"Makasih bu"

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang