Pagu hari pun tiba, matahari oun terbit. Sinar matahari masuk lewat pintu yang terbuka.
Terdengar suara dari dapur. Ternyata itu Ibu nya Naira. Ibu sedang memasak nasi goreng. Kalau di cium dari wangi nya, pasti enak.
"Naira, sini nak sarapan"
"Iya bu, Naira lagi siap siap"
Naira pun pergi ke dapur untuk sarapan. "Hm..... Wangi nya. Ibu masak apa nihh"
"Ibu masak nasi goreng. Sana duduk nanti ibu ambilin nasi nya"
"Iya bu"
Nasi goreng pun sudah selesai. Naira akhirnya sarapan. Dan dia segera bersiap siap untuk pergi ke sekolah.
"Naira, ayo ibu tunggu di depan ya" Kata ibu sambil memanaskan motor.
"Iya bu bentar, lagi pake sepatu"
"Cepetan nanti telat"
"Udah bu, ayo berangkat"
Naira pergi ke sekolah naik motor bersama ibunya.
Sesampainya di sekolah.
"Belajar yang bener ya nak, kalo ada yang ga ngerti tanya sama bu guru" jelas ibu.
"Iya bu, o iya nanti aku pulang nya bareng farhan ya, jalan kaki" ucap Naira.
"Iya, tapi nanti hati hati ya, liat kalo mau nyebrang, kalo ada motor" jelas ibu, sambil mengelus kepala Naira.
"Iya bu, siap"
Naira pergi menuju kelas nya, dan ibu pulang ke rumah karena masih banyak pekerjaan ibu yang belum selesai.
"Assalamualaikum" ucap Naira saat masuk kelas.
"Waalaikumsalam" jawab teman teman.
"Eh Farhan, tumben udah berangkat" ledek Naira.
"Hehehe, iya ni aku mau belajar buat ulangan, masih ada materi yang belum aku ngerti" jawab Farhan.
"Pelajaran yang mana? Sini aku bantu"
"Yang ini ni"
"Oo ini, gampang mah. Sini aku kasih tau"
Naira pun membantu Farhan dalam belajar. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 07.00, bu guru akhirnya masuk ke dalam kelas.
"Assalamualaikum anak anak"
"Waalaikum salam bu guru"
"PR nya udah pada selesai belum?" Tanya ibu guru.
"Sudah bu"
"O iya aku belum" jawab Farhan yang sangat terkejut.
"Lah kamu belum Farhan" tanya Naira.
"Yang belum tunjuk tangan" kata ibu guru.
"S.. ss.. sa.. saya bu" jawab Farhan yang sangat ragu.
"Kok Farhan belum kerjain?" Tanya bu guru sambil berjalan ke meja Farhan.
"Iya bu maaf, kemarin aku main sama temen temen. Eh lupa ngerjain tugas. He he he" jawab Farhan sambil menggaruk garuk kepalanya.
"Lah. Kok bisa lupa. Besok besok jangan di ulangin lagi ya. Sekarang Farhan maju ke depan ya" kata ibu guru.
"Iya bu" jawab Farhan yang muka nya cemberut.
Pandangan Naira tertuju ke Farhan. Terlihat dari wajah nya, Naira merasa kasihan kepada Farhan.
"Hm... Gimana kalo besok aku ajarin dia, sekalian main ke rumah nya" kata Naira dalam hati.
Hahaha. Mungkin itu ide cemerlang yang terpikirkan oleh Naira. Apakah Naira besok akan mengajari Farhan tentang pelajaran di sekolah. Kita tunggu aja ya.
"Oke, yang lain buka buku cetak nya halaman 45"
"Baik bu guru"
Tring... Tring...
Tidak terasa jam pulang sudah tiba. Oiya Naira kan pulang bareng sama Farhan. Mari kita lihat cerita mereka.
"Oke anak anak, silakan kalian pulang. Ibu akhiri wassalamualaikum"
"Waalaikum salam bu"
"Eh, Naira jadi pulang bareng aku sama kawan kawan ga?" Tanya Farhan.
"O iya, aku boleh kan bareng kamu sama temen temen?"
"Boleh lah masa nggak, jadi bareng kan?"
"Iya" jawab Naira sambil tersenyum.
Mereka pun berkumpul di depan gerbang sekolah.
"Udah semua kan. Yok kita pulang" kata Farhan yang berlagak seperti pemimpin yang memimpin teman temannya.
"Sudah kapten"
Mereka pun mulai berjalan.
"Eh, nanti kita main yok" kata Farhan.
"Main apa?" Tanya Haris.
"Iya main apaan" Tanya zahra.
"Aku baru buat mainan layang layang kemarin besar banget. Kalian mau ikut nerbangin ga?" Tanya Farhan.
"Wau kali, bukan layang layang" kata Naira sambil tertawa.
"Ha ha ha. Farhan aneh, masa dia yang buat ga tau nama nya" kata Zahra sambil tertawa.
"He he he. Iya maksud nya wau. Mau ikut ga?" Sambung Farhan.
"Aku ikut dong. Aku bawa layangan aku juga ya" jawab Haris yang sepertinya sudah siap untuk menyebot layangan milik Farhan.
"Aku ga ikut ya. Aku mau ngaji" kata Naira.
"Aku juga ga ikut deh, aku ga boleh main jauh jauh" jawab Zahra.
Memang rumah Zahra dan rumah Farhan jarak nya jauh. Begitu juga dengan rumah Haris.
"Yah. Cuma berdua aja nih" kata Farhan sambil menghela nafas.
"Ga pa pa han. Kan ada aku, nanti aku sebot layangan kamu ha ha ha" goda Haris.
"Dasar Haris" kata Naira dalam hati.
Tak terasa perempatan rumah Haris, dan Zahra sudah di depan.
"Eh kita duluan ya" kata Zahra sambil melambaikan tangan.
"Iya, hati hati ya" kata farhan sambil melambaikan tangan juga.
Akhirnya tinggal tersisa mereka berdua, yaitu Naira dan Farhan.
"O iya, kata kamu tadi pagi ada pelajaran yang belum ngerti ya?" Tanya Naira.
"Iya, memang kenapa?" Kata Farhan.
"Aku mau ngajak kamu belajar bareng. Mau ga?" Tanya Naira.
"Wah.. mau banget. Kan bentar lagi mau ujian" kata Farhan yang sangat senang.
"Oke besok abis pulang sekolah ya"
"Oke"
Tiba tiba suasana menjadi sunyi. Hanya terdengar suara pohon yang tertiup angin.
"Naira sini pegang tangan aku. Kita mau nyebrang" kata Farhan.
"Iya" jawab Naira.
Pegangan tangan? Menurut mereka itu hanya pegangan tangan, bukan lebih. Lagi pula mereka masih anak kecil yang tidak mengerti apa itu cinta.
"Untung aja ga rame motor nya" kata Farhan.
Sepanjang jalan mereka terus berpegangan tangan. Orang orang di sekitar terus melihat kepada mereka berdua. Ha ha ha, dasar anak kecil.
"Eh aku duluan ya, kamu ga pa pa kan sendiri. Apa mau aku anterin?" Tanya Farhan.
"Ga usah, aku bisa sendiri kok" jawab Naira.
"O ya udah aku duluan ya. Jangan lupa besok pulang sekolah ya" kata Farhan.
"Oke"
Sampai di situ kisah mereka hari ini. Apakah Farhan akan menjadi cinta monyet nya Naira. Hm.. kita tunggu aja kisah selanjut nya.
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Fiksi Remaja"sebener nya gua suka sama lu han, tapi semua nya udah terlambat"