3

749 139 43
                                    

Rintikan hujan membasahi kota Tokyo malam ini, lampu remang-remang sekitar jalanan menerangi kegelapan disekitarnya. Sementara itu, pemuda bersurai hitam streak blonde terlihat tengah terdiam di sebuah parkiran, guyuran hujan mengalir dari puncak kepala lelaki itu, menetes dari ujung rambut dan membasahi pelipisnya, sekujur tubuhnya basah kuyup ditambah dengan dinginnya angin malam yang menusuk kulit cukup membuat lelaki jangkung itu menggigil.

"Sial! Dingin sekali~" Pemuda itu menggerutu sembari memakaikan jaketnya.

Beranjak pergi dari sana, ia sampai pada apartemen yang jaraknya tidak jauh dari tempat sebelumnya. Namun sebelum memasuki pintu apartemen itu, ia hanya termenung di sana, matanya menatap kosong kenop pintu dihadapannya.

"Hanma!" Suara familiar dari arah samping lelaki itu terdengar dan membangunkan lamunannya.

"Ku telpon kamu, tidak dijawab....kamu basah kuyup sekali, bagaimana kalau masuk angin? Udaranya sangat dingin hari ini." Gadis itu terus berbicara tanpa henti, ia sangat mengkhawatirkan kekasihnya itu.

Atensi gadis itu beralih pada memar disekitar wajah pemuda tersebut, ada sedikit bercak darah pada t-shirt putih gadingnya.

Penyebabnya sudah dipastikan oleh pertengkaran antar geng, gadis itu hanya menghela napas berat, kini jari mungilnya mengusap memar pada sudut bibir kekasihnya.

"Kamu berantem lagi?" Terlihat raut wajah si gadis mengekspresikan rasa khawatir.

Senyum tipis itu tertanam pada wajah si lelaki dihadapannya, lengannya mengelus pipi sang gadis, berusaha menenangkannya.

"Namanya juga lelaki."

"Tapi kenapa harus berantem terus? Memangnya gak ada cara lain buat menyelesaikan masalah? Hufftt...aku gak mengerti jalan pikir laki-laki."

Tanpa basa-basi, Hanma mengizinkan [name] masuk kedalam apartemennya. Gelap dan sepi, itulah yang terlihat oleh [name] di sana. Hanma mengusap rambutnya menggunakan handuk, sementara [name] merebutnya.

[Name] mengusap rambut Hanma yang basah, lelaki itu tidak terlalu kelihatan menyeramkan dikala rambutnya yang jatuh akibat guyuran air hujan.

Memar diwajahnya berhasil [name] obati perlahan, sedikit berjongkok dihadapan Hanma, manik hazel [name] menatap Hanma intens.

"Jangan berantem terus, aku gak mau kamu kenapa-napa."

"Aku gak suka lihat kamu penuh luka terus." Lanjutnya.

"Kalau aku gak berantem, aku gak bisa jagain kamu." Hanma sedikit mendekatkan wajahnya pada [name].

"Gak usah menatapku dengan nakal begitu." [Name] memukul pelan bahu Hanma membuatnya menampilkan smirk ciri khasnya.

"Aku kedinginan."

"Mau kubuat hangat?"

"Tidak usah mengada-ngada, kamu sendiri kedinginan karna kehujanan."

Hanma menarik bahu [name] mendekat pada dekapannya, keduanya saling menghangatkan.

"Terus seperti ini."

"Kamu mau kupeluk terus seperti ini, hm?" Hanma semakin mendekap erat [name], kadang suara beratnya terdengar sangat nyaman, tapi kadang juga terdengar menyebalkan.

Lelaki itu kembali menarik tubuh [name] kedalam pangkuannya, Hanma memeluk [name] dari belakang sembari memangkunya.

"Aku boleh menginap disini? Aku ingin menemanimu." Tanya [name] membuat lelaki itu mengangguk pelan.

Ketenangan seketika terganggu oleh dering ponsel Hanma yang terus berbunyi, sesegera mungkin ia mengangkat telpon tersebut.

"Siapa?" Raut wajah [name] bertanya-tanya.

"Teman."

"Temanmu banyak."

"Kisaki."

"Hufftt...dia lagi...dia lagi, kamu pacaran dengannya ya?" [Name] melipatkan lengannya di dada sembari buang muka.

"Aku masih normal sayang." Jawabnya sedikit tertawa.

"Selalu saja Kisaki yang mengganggu, apa tidak sekalian saja kamu pacaran dengannya?!"

"Ogah, pacarku itu cuma kamu sayang."

Jaraknya sengaja ia perdekat dan memberi ruang sekitar 5 senti saja dari hadapan [name], tubuhnya yang jangkung membuat [name] harus menengadah pada Hanma.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, [name] tertidur pada ranjang milik Hanma. Lelaki itu hanya menatap kekasihnya yang tertidur pulas dihadapannya, ia menampilkan senyumannya sekilas sembari manik gold-nya fokus pada sang kekasih.

Batinnya ingin sekali memiliki gadis itu sepenuhnya, Hanma tidak ingin kekasihnya itu pergi darinya, entah apa yang akan terjadi pada dirinya jika [name] tidak hadir dalam kehidupan seorang berandalan seperti Hanma, ia pasti akan merasakan kehampaan yang tiada ujungnya.

"Aku mencintaimu, sayang." Bisiknya pada telinga [name].

Bibirnya perlahan mengecup bibir milik [name] yang lembut dan hangat, sesekali turun pada leher [name].

Betapa hangatnya tubuh gadis tersebut, wajah tenangnya membuat Hanma betah berlama-lama menatapnya, tubuhnya dibalut dengan hoodie kelabu dan selimut tebal milik Hanma.

"[Name], bolehkah aku memilikimu sepenuhnya? Selama hidupku,dari semua orang yang kukenal kaulah yang paling mengubahku, aku seperti bukan diriku lagi."








*Alay gak si??? Terlalu bucin gak si??

Plis lah jawab biar ada kritik ༎ຶ‿༎ຶ

✧ ೃ 𝑨𝒎𝒐𝒖𝒓𝒆𝒖𝒙 ༄*ੈ || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang