2

311 73 7
                                    

Doyoung merasa kehidupan introvertnya banyak berubah selepas pertemuannya dengan Haruto, kakak kelas yang berhasil membuatnya tertawa lepas di depan banyak orang. Dunianya yang monoton, kini terasa berwarna.

Doyoung suka itu.

Tatapan Haruto yang melembut saat menatap dirinya. Nada bicara Haruto yang memelan saat berbicara dengan dirinya. Haruto yang tak pernah marah walaupun saat itu Doyoung cukup menguji kesabarannya. Haruto yang selalu memanjakan Doyoung dan memperlakukannya seperti bayi. Banyak hal-hal kecil dari Haruto yang membuat Doyoung semakin hari semakin jatuh pada pesona laki-laki berkelahiran jepang ini.

Seperti hari ini, Doyoung sedang merengek tak ingin pulang langsung, dan malah mengajak Haruto pergi ke taman mencari es krim yang dijual di pinggir jalan.

"No, no, no! Kamu nanti pilek!" Haruto menggeleng keras. Kemudian mencubit gemas pipi Doyoung yang sengaja digembungkan —menunjukkan kalau ia kesal—.

"Ish! Sakit!" Doyoung menghempas tangan Haruto dari pipinya. "Aku enggak bakal pilek! Cuma beli satu, eh dua cup aja, kok..."
Doyoung terus merayu kekasihnya.

"Apaan dua cup aja." Haruto mendengus. "Kemarin juga bilangnya dua cup, eh abis lima."

Doyoung meringis, "Kali ini janji!" Doyoung mengangkat jari kelingkingnya.

Haruto masih menggeleng. "No, baby."

Doyoung makin kesal. Ia lantas berdiri, kemudian berjalan menuju parkiran sambil menghentak-hentakkan kakinya. Tak memperdulikan Haruto yang tertinggal di belakang.

"HEI TUNGGUIN!"

Haruto berlari, mengejar Doyoung yang jauh di depan. Kemudian, Haruto melompat memeluk Doyoung dari belakang.

"Dor!"

Doyoung terperanjat kaget. Dia memukul-mukul pelan lengan Haruto yang melingkar di perutnya, dengan wajah bersemu merah.

"Kak Haru gausah peluk-peluk aku!"

"Ih, gamau."

"Kalau kakak mau peluk aku, beliin es krim dulu. Oke?"

Haruto tersenyum gemas dari ceruk leher Doyoung. "Iya, bayiiii... iyaaaa.."

Tangan Haruto beralih mengenggam tangan kecil Doyoung, menggandengnya hingga ke sepeda. Kemudian memakaikan helm untuk Doyoung.

"Duh, gemes bangett, pacar siapa, sih?"

"Pacar kak Jaehyuk."

Haruto sabar. Ia hanya mengelus pelan dadanya.

"Yaudah, kalau pacar Jaehyuk, es krimnya enggak jadi."

Doyoung panik. Reflek, ia mengecup pipi Haruto.

Cup!

"A-aku bercanda..." Doyoung menunduk malu. "Es krimnya jadi, kan?"

Haruto terdiam beku. Masih tak menyangka kekasihnya berani mengecup pipinya. Tangannya gerak nyentuh pipinya sendiri yang masih terasa sentuhan manis bibir Doyoung.

"YA AMPUN DOBBY. JANTUNGKU BERHENTI BENTAR TADI!"

Lebay memang.

"IH KAKAK JANGAN NGOMONG ANEH-ANEH!!

==

Setelah drama manis di halaman parkir sekolah tadi. Kini keduanya duduk bersampingan di bangku taman. Masing-masing membawa satu cup es krim di tangan mereka.

"Enak?" Tanya Haruto. Tangannya terangkat mengusap pelan surai Doyoung.

Doyoung mengangguk. "Huum."

"Mau lagi?" Tawar Haruto.

"Mau mau mau!!"

Haruto terkekeh, "Iyaiya. Tunggu disini ya, by." Haruto taruh cup es krimnya, kemudian berdiri. Sebelum pergi, Haruto sempatkan mengecup pipi gembul Doyoung.

Deg!

Doyoung terdiam. Tangannya bergerak menyentuh dadanya yang bergemuruh ramai. Ciuman mendadak dari Haruto yang membuat detak jantung Doyoung makin tak terkira, mengambil alih seluruh suara.

Detak jantungnya yang cepat ini tak kunjung mereda. Doyoung takut. Takut detaknya ini berhenti saat ia sedang bahagia.

Detak • HARUBBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang