Prolog

10 0 0
                                    

"Kita putus aja, ya."

Gadis itu tersenyum. Matanya terpejam sebentar, kemudian menatap pemuda di depannya dengan tatapan yang tak mampu diterjemahkan. Ia kecewa, tentu saja. Badannya menggigil, tangannya terkepal. Gemetar, namun ia tak menangis.

Siapa yang mengira sosok yang ia kira mampu menjadi peneduhnya malah menghujaninya dengan luka yang begitu tiba-tiba? Apa yang salah? Apa yang keliru dari sikapnya? Apa yang membuat pemuda itu semena-mena mengucapkan kata pisah dan mematahkannya berkeping-keping?

Dihirupnya udara malam hari yang kali ini menjadi saksi atas segalanya. Sesak di dadanya, entah karena cuaca yang sedang dingin atau memang karena ia sedang terguncang, bernapas pun tak meredakan apa-apa.

"Kenapa?" Lirih, pertanyaan itu benar-benar tentang apa yang tidak ia mengerti.

Hening.

Pemuda itu tak buru-buru menjawab. Seolah, banyak sekali yang ia pikirkan, namun tak satupun ia mampu memilih mana yang pantas ia jadikan sebagai jawaban.

"Kamu," ia mengambil jeda sejenak. Membenarkan jam tangan yang ia kenakan, "terlalu baik buat aku," lanjutnya.

Gadis itu tertawa, namun matanya berkaca-kaca. Siapapun yang melihat tahu, ada luka di baliknya. Ada yang hancur tanpa sempat ia selamatkan.

"Jangan becanda." Pintanya sambil tersenyum.

Pemuda itu menyulut rokok yang ia bawa. Asapnya mulai mengebul. Di sekelilingnya, semua tampak mengabur.

"Pacaran nggak boleh dalam agama kita," jawab pemuda itu lagi.

"Apa sebelum ini, kamu nggak tahu tentang itu?"

"Kita nggak cocok. Kamu ngerasain itu juga, 'kan?"

Berengsek.

Tiga jawaban berbeda itu. Tiga kalimat itu, ia paksa untuk masuk dalam kepalanya. Sekalipun tak ia temukan satu yang menjadi sebabnya, sekalipun masih banyak tanya yang tak tersampai, gadis itu mencoba untuk mengerti. Gadis itu mencoba untuk memahami tanpa bertanya lagi. Bahwa ini adalah kesalahannya, untuk menaruh percaya pada seseorang yang tak sepantasnya.

18.8.21

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takkan Ada SetelahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang