BGC > 2

2.4K 158 16
                                    

helo, happy reading!
-

Markas Vortex Vipers adalah sebuah bangunan tua yang sudah lama tak terpakai, dikelilingi grafiti liar dan dinding penuh coretan.

Di dalam, suasananya gelap dengan lampu neon kuning yang berkedip-kedip, menambah kesan garang tempat itu.

Anggota geng berkumpul di sekitar sofa usang yang mengelilingi meja kayu penuh bekas goresan.

Di atas meja, terdapat kartu remi yang berserakan dan beberapa botol soda kosong.

Ezra, sang pemimpin, berdiri di tengah lingkaran, menatap serius Davin, salah satu anggota geng yang melaporkan bahwa ada anggota lain yang sedang sekarat karena tiba-tiba diserang oleh geng lain.

"Fathan telepon gue, dan bilang kalau dia tiba-tiba dikeroyok. Pas gue dateng ke lokasi, mereka udah gak ada, cuma ada Fathan yang udah sekarat." jelas Davin.
Semua mata langsung tertuju padanya.

Ezra mengerutkan dahi. "Siapa yang berani ngelakuin itu?" tanyanya dengan mencoba tenang, walaupun rahangnya mengeras.

"Kata Fathan, ada lima orang seumuran kita. Mereka pake jaket hitam, ada lambang kalajengkingnya. Di bawahnya ada tulisan Steel Scorpions. Geng baru, kayaknya. Gue yakin mereka sengaja cari masalah, soalnya kita belum pernah berurusan sama mereka."

Jaka langsung berdiri dari kursinya, lalu berdecih. "Bangsat. Pantes, beraninya main keroyokan."

"Fiks sih, mereka ngajak kita perang," lanjut Davin penuh keyakinan. "Karena mereka tau kita anak Vortex Vipers,"

Clarissa yang sedari tadi diam akhirnya bicara, nada bicaranya tenang tapi tajam. "Bener banget. Menurut gue, mereka emang sengaja mancing kita buat keluar. Dasar caper. Ayo lah, bales, jangan kasih ampun! Kita liatin, siapa kita!"

Ezra mengangkat tangan, meminta semua tenang. "Kita gak bakal bertindak gegabah. Kalau mereka ngajak perang, kita pastiin mereka nyesel karena udah main-main sama kita. Tapi gue juga gak mau cuma ngamuk-ngamuk gak jelas. Raven, Vincent, kalian selidikin semua tentang Steel Scorpions. Mulai dari anggota, markas, dan kelemahan mereka."

"Terus Fathan gimana, Ketua?" tanya Vincent.

"Dia dirawat di tempat aman," Davin. "Lo semua kalau liat langsung keadaan Fathan, beuh... parah banget anjing."

Clarissa bangkit dari sofa, berjalan mendekati Ezra. "Lo mau main strategi? Oke, tapi jangan kelamaan. Kita gak bisa biarin geng baru sok jago itu ganggu kita."

Ezra menatap Clarissa, matanya penuh ketegasan. "Tenang, Claris. Lo bakal punya kesempatan buat hajar mereka. Sekarang kita pastiin semuanya siap." Dia memandang ke seluruh ruangan. "Kita tunjukin kenapa nama Vortex Vipers gak boleh disentuh sembarangan."

"Vortex Vipers!" seru Jaka.

"Bersatu, tak terkalahkan!"

Suasana di markas mulai mereda. Satu per satu anggota geng mulai berdiri, bersiap untuk meninggalkan tempat itu.

Suara langkah sepatu dan gemerincing kunci motor terdengar di antara obrolan pelan.

Clarissa melirik Ezra yang masih berdiri di tengah ruangan, wajahnya tetap serius. "Jangan kelamaan, Ezra," katanya dengan nada santai tapi penuh peringatan. "Kalau terlalu lama, mereka bakal pikir kita takut."

Ezra hanya mengangguk tipis. "Gue tau apa yang gue lakuin, Claris. Lo tinggal siap-siap aja."

°°°
don't forget to vote, comment, n follow!

wait, aku minta waktunya sebentar ya. aku cuma mau minta pendapat kalian soal lambang geng Vortex Vipers.

menurut kalian, lambang yang oke untuk Vortex Vipers yang mana?

menurut kalian, lambang yang oke untuk Vortex Vipers yang mana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ayo, bantu pilih ya!

Badgirl Clarissa (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang