Dua Puluh Lima September

10 2 0
                                    

Namamu sudah lama terganti
senyummu sudah tidak ada lagi
Kenanganmu sudah terkubur dalam tanah serta tertutup nisan di bawah sana

Ramai tangisan sudah berubah
Pelik duka sudah menghilang
Harapan palsu sudah menjadi jawaban
Dan rutinitas sudah kembali berjalan

Damai namun suram
Kursi hitam itu banyak kenangan
Ramai-ramai beriringan
Tertawa, mencela, sudah menjadi kebiasaan
Namun, lenyap dalam hitungan malam

Permintaan sederhana tak digubris oleh kami
Kini hanya andai yang disawang
Mentari sibuk menertawai
tanpa mau memberi arti

Kematian memang akhir dari segalanya
Kini, celotehan malammu kami rindukan
Teriakan tak jelas pun menjadi sorotan kala itu
Dunia memang angkuh
Hingga tak sudi untuk mendengar keluh

Akan Tetap HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang