Siapa?

818 132 38
                                    

    Vote and Comment

.
.
.
.
.

This was the very first page.
You walk in, and
My heart beats
Different.

.
.
.
.

Mata yang mendelik dalam tidurnya sekejap terbuka lebar. Bangkit dari kasur hitam tergesa, meluncurkan pandangan kesana kemari dengan ngos-ngosan—hatinya melunak.

Menguar ke pendengaran suara gonggongan anjing; Gereum yang mengoyak ujung bantal kaki yang berbau liur; kebiasaan. 

"Mim-mimpi..." Ia bergumam sembari menyisir poni panjangnya ke belakang, jantungnya masih berdegup. 

Menyikap selimut hitam ia menggerakkan kedua kaki lanjut ke pelipis; baik-baik saja. Tak ada luka maupun goresan sedikitpun, sehat walafiat.

Terlihat dibalik jendela dari tempat ia berbaring, matahari telah menunjukkan diri meski masih malu-malu atau Halmoeni dengan topi kumuhnya memetik cabai di perkarangan depan. 

Gila—mimpi itu samar-samar masih menjalar dalam pikiran meski sedikit terdistraksi oleh keroncongan perut.  Bunga tidur yang total terasa nyata dan lelah—kapok, Jeongguk bisa-bisa trauma untuk bermimpi. 

Namun sesaat, pikirannya terselip mata bagai lelehan cokelat susu yang mungkin mengalahkan indahnya langit malam. Kakinya terhentak, menelan kalau itu semua tak nyata; lagi pula mana ada makluk seindah itu, kan?

Alien. 

Jeongguk mendengus, seindah-indahnya dia, Jeongguk mana mau dengan Alien yang berasal dari tempat antah berantah. Berbahasa aneh pula, sehuruf pun tak ada masuk akalnya. 

"Lanjut tidur saja lah." 

Membaringkan tubuh, ia tarik bantal bersarung hitam untuk melandaskan kepala nyaman lalu seperti biasa; memeluk guling erat. 

Beberapa detik berjalan, terasa tak ada yang salah. Sampai ketika ia mendapatkan kekenyalan pada telapak tangan.

Jeongguk tahu gulingnya itu empuk tapi memang seempuk ini ya? Wangi pula, diingatannya ia belum mencuci benda tidurnya dalam dua bulanan ini. 

Puk 

Seperti jelly.

Pikirnya saat ia menepuk pelan dan meremas kemudian layaknya stress ball—tak berhenti meski dalam keadaan menutup mata; menerka apa Gereum mengganti gulingnya?

PLAK!

"Ahhh-"

Mendesah pula.

Heum? Mendesah ya–EH APA?!

Jeongguk lekas membuka netra setelah melayangkan tamparan cukup kencang pada guling (sepertinya). Bangun, ia temukan guling tergeletak pada lantai kayu,

lantas bergulir pada sisi ranjang-

"Ap-AAAAAAAAAAAAAA!!!" 

Pada hitungan ke-tiga suara pekikkan terdengar kencang hingga anjingnya meloncat dan sang nenek berlari masuk rumah.

Kaki Jeongguk mendorong-dorong hingga membuat tubuhnya terentuk lemari kayu dibelakang, meraih sapu lidi, ia tujukan pada sosok asing di atas kasur yang kini terlihat mengusap matanya; terganggu. 

"H-hey!" 

Bentakkannya menguar, Jeongguk menggerakkan sapu lidi yang bergemetaran di telapak tangan.

MY ALIEN HUSBAND (KOOKV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang